buku

70 42 23
                                    

Setelah ritual mandi Yoonji yang menghabiskan waktu 30 menit. Yoonji segera berlari ke kamar dan rebahan. Matanya terpejam, senyumnya mengembang. (aka senyum-senyum sendiri)

Ah, abang Namjoon, mengapa abang bagaikan pangeran berduit yang membelai dedek gemes satu ini.

Ah, abang Namjoon, mengapa abang bagaikan pangeran berduit yang membelai dedek gemes satu ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Au au, bang Joon, jangan deket-deket, bang. Belum sah. Nanti Yoonji juga mau kok di apa-apain, kalo udah sah ya, bang Joon.

Itu lah batin-an dan halu-an Yoonji sedari tadi.

Eh eh tapi, perasaan ada yang lupa deh. Yoonji mulai bangun dari tempatnya dan berpikir keras.

Apa, ya?--- Tas? Ada kok. Dompet? Ada kok, ga ada isinya aja sih. Terus apa dong? Yoonji semakin berpikir keras.

Tiba-tiba Yoonji berteriak nyaring. "BUKU!!! BUKU UJIAN YANG DI BAYARIN CALON IMAM KEMANA???!!!"

Seketika Yoonji menggeledah seluruh kamarnya, namun nihil ia tidak menemukan buku itu. Selain itu, mandi Yoonji selama 30 menit pun sia-sia karena ia kembali berkeringat.

Brak.

Yoonji membuka pintu kamarnya kasar. "ABANGGG, LIAT BUKU YOONJI GA???!!!"

Pletak.

Sang jitakan mendarat sempurna di kepala Yoonji. "Berisik belegug!"

"Auh, banggg. Liat buku Yoonji ga?!" ringis Yoonji mengusap kepalanya.

"Elu? Baca buku? HAHAHA."

"EH, SERIUS BANG, DIMANA BUKUNYA CEPET, TADI KAN YOONJI LEMPAR KE ABANG."

"Otw di bikin bungkus gorengan sama emak, tuh!"

Mata Yoonji membulat sempurna seakan ingin keluar dari tempatnya, dan segera ia berlari ke arah teras. "EMAKKK!!!"

Benar saja, emak Yoongi - Yoonji yang sering di panggil emak Jung itu mulai menaruh buku Yoonji di tempat kertas-kertas lain yang akan bernasib menjadi bungkus gorengan.

Segera Yoonji menyambar buku itu cepat. "Mak, yang ini jangan di jadiin bungkus gorengan, plisss!"

Sang emak terheran. "Tumben, Ji. Biasanya buku-buku kamu di buat bungkus gorengan semua."

"Yang ini jangan, mak! Ini tuh buku penting banget!" tunjuk Yoonji pada buku yang di pegangnya.

"Ouh, ya udah."

Krik-krik.

Ternyata baek juga emak gue, hehe. Segera Yoonji masuk ke dalam rumah dengan memeluk buku itu seperti perjalanan pulang dari toko tadi.

"Tumben banget lu peluk-peluk buku, mana tebel lagi tuh buku." sang abang yang melihat langsung berkomentar. Dasar netizen. (canda bang ampun)

"Ini yang tadi di bilang Yoonji, bang! Ada abang-abang baek yang baru kenal tiba-tiba beliin Yoonji buku!"

"Abang-abang?" tanya Yoongi yang langsung di balas anggukan Yoonji.

"Om-om kali, ah!"

"EH KAMPRET! MASIH MUDA TAU! LEBIH MUDA DARI ABANG!" dengan kesal Yoonji meninggalkan abangnya ke kamar.

Dasar abangsat! Emang bangsul! Bisul-bisul dah!

Setelah Yoonji membatin kata-kata mutiara untuk abangnya, ia melanjutkan rebahannya sambil memeluk buku tebal itu.

"Fix! Gue bakal sering mampir ke toko buku itu! Dan Gue, Min Yoonji, bersumpah serapah, akan membaca buku pemberian abangku tersayang, abang Namjoon, mulai hari ini! Tok! Tok! Tok!" teriakan Yoonji yang masih rebahan di kasur.

Saat Yoonji membuka buku itu. . . "AAA!!!" keluar beberapa tepung terigu menimpa wajahnya. Akibat di simpan dekat gerobak dan dengan kertas-kertas lain, terdapat tepung terigu di bukunya.

"EMAKKK!!!" lanjut teriakan Yoonji.

Gara-gara ngidam nonton tarzan, anak gue teriak mulu dari tadi, hadeh. Batinan dan kepasrahan emak Jung.

.

~ to be continue ~
!! vote and comment !!

Sales Promotion Boy [SPB] - Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang