Reiga
Gue masih gak percaya kalau hari ini di rumah ada penghuni baru yang statusnya merupakan istri gue sendiri. Semuanya masih terasa seperti mimpi, mulai dari repotnya persiapan pernikahan, hingga tiba juga hari dimana gue benar-benar telah resmi memperistri perempuan bernama Alawiya Velia itu.
Hampir aja gue lupa caranya berkedip, terutama ketika sosoknya muncul dalam balutan gaun pengantin berwarna putih yang sangat indah ketika membungkus tubuh rampingnya. Gue tau Wiya cantik, tapi nggak nyangka aja kalau dia bisa secantik itu saat wajahnya dipolesi riasan yang menurut gue sangat cocok saat dipakainya.
Sepertinya akan ada satu hal baru yang menjadi favorit gue mulai hari ini, yaitu melihat punggungnya dari belakang saat tengah sibuk memasak sesuatu untuk kita santap. Percaya sama gue, masakannya enak banget. Rasanya sederhana, namun sangat pas dan cocok di lidah gue yang sebetulnya sangat pilih-pilih jika menyangkut soal makanan. Kayaknya gue beneran punya istri deh, sampai mikir; kenapa nggak dari dulu aja gue nyari cewek buat dinikahin?
"Kamu udah pilih kampus sama jurusan? Pendaftaran mahasiswa baru udah dibuka loh."
Aneh, benar-benar aneh. Ranjang besar yang biasanya selalu luas dan kosong karena hanya ditempati oleh gue seorang ini mendadak terasa kecil karena kini ada orang lain yang ikut menempatinya. Segalanya terasa baru, termasuk berbagi satu selimut yang sama dengan orang yang dahulu sama sekali tidak terpikirkan.
"Aku pilih ISBI," padahal gue kira dia akan memilih kampus yang sama seperti temannya, Theo. "Jurusannya Film dan Televisi."
"Kenapa nggak komunikasi? Bukannya lebih relate ke pekerjaan kamu?"
Saat Wiya bergerak, pegas pada ranjang ikut bergerak juga sampai seluruh tempat tidur terasa bergetar. "Aku sebenernya naruh minat ke film, entah itu penulisan naskahnya, produksinya, sampai editingnya. Terus gara-gara Ari yang gak tau kenapa hebat banget fotografi sama editing, aku makin ... apa ya, tertarik aja."
"Tadinya aku kira, kamu bakalan ambil konsentrasi jurnalistik atau broadcasting," karena di mata gue, Wiya dan Ragam Perspektif itu nggak bisa dipisahkan sama sekali. Dia penyiar yang menurut gue terbilang hebat, makanya agak heran saat dia bilang bahwa dirinya menyukai dunia produksi film. "Tapi apa pun itu, yang penting sesuai sama minat kamu aja. Terus selama belajar, kamu enjoy, nggak tertekan."
"Theo kuliah hukum, soalnya cita-cita dia pengen jadi pengacara. Nino, dia belajar bisnis, manajemen bisnis, soalnya katanya dia minat sama dunia bisnis dan pengen jadi pengusaha apa pun bidangnya nanti. Ragam Perspektif itu ... ibarat batu loncatan buat kita, Rei. Kita nyari pengalaman di sana, nyari kebahagiaan di sana, dan nyari uang di sana. Padahal, orang-orang di Ragam Perspektif punya cita-cita yang berbeda satu sama lain dan rata-rata nggak berkaitan sama kejurnalisan, hahaha."
Semakin sering berbicara dengannya, gue merasa semakin mengenalnya. Wiya memang banyak bicara, namun dia sulit untuk terbuka dan rasanya sangat menyenangkan ketika dia membicarakan hal-hal yang menurut gue terlalu personal untuk dia bahas.
"Aku juga banting setir, jadi sedikitnya paham sih, Wi." Sudah bukan rahasia umum lagi kalau Endaru Reiga Caturangga adalah lulusan sekolah keperawatan. "Kalau Ari? Dia gimana?"
"Dia sesuka itu sih sama fotografi, alih-alih kuliah, dia lebih banyak ngambil course sama pelatihan-pelatihan gitu. Nggak nanggung, sekalinya pelatihan ke Singapura, kemarin terakhir ke Australia." Ternyata, orang-orang yang tergabung dalam Ragam Perspektif bukan orang sembarangan ya.
"Income Ragam Perspektif itu ... besar ya, Wi?" Jujur, gue penasaran tentang bagaimana mereka bisa meraup keuntungan.
"Lumayan, YouTube jadi income utama. Belum lagi kalau ada sponsor, semacam iklan kerjasama gitu. Jadi ya, bisa dibilang menjanjikan lah, Rei." Gue nggak tau nominal jelasnya berapa, tapi dari cara Wiya menjelaskan, sepertinya penghasilan mereka terbilang tinggi. Nggak heran, mobil Theo aja Accord keluaran terbaru, belum lagi kendaraan operasional mereka berjenis SUV yang tergolong mewah juga di negara ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
113
FanfictionUtuh atau runtuh? Hidup atau redup? Dua pertanyaan itu terus menerus mengendap di kepala Reiga dan juga Velia. Katanya, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi dalam pernikahan yang didasari oleh kepentingan. Pertama; saling jatuh cinta. Dan kedua;...