⚠️TW: Kekerasan, kata-kata kasar
BRUK!
Seonggok tubuh terjatuh ke tanah setelah dipukul pada bagian belikat dan punggungnya. Untuk berteriak pun tidak sempat. Sakit yang diterima terlampau kuat, menyesakkan napas, hingga tidak sadar. Si korban dipukul dengan kayu lumayan tebal.
"Angkat!" perintah seorang perempuan, pada dua pria suruhan yang habis memukul 'mangsa'.
Yang diperintahkan langsung melaksanakan. Mereka mengangkat tubuh pingsan itu ke dalam mobil putih besar panjang milik si perempuan.
Kemudian, dua orang bertubuh kekar itu mengambil posisi duduk di depan. Yang satu menyetir, yang satu lagi mengiringi saja dan duduk di kursi kiri depan. Sementara yang perempuan, duduk dengan pria pingsan itu di kursi tengah.
"Jalan!" Perempuan itu kembali menitah.
Mesin mobil dinyalakan cepat. Benda beroda empat itu pun berangsur berjalan. Sedang si perempuan, ia fokus pada lelaki di sampingnya. Tersenyum sambil menatap, lalu memeluk dengan senyuman. Erat, hangat, begitu dinikmati hingga maniknya terpejam. Rasa bahagia berseru-seru dalam hatinya.
....
Setengah jam berselang, mobil itu tiba di pelataran rumah besar nan mewahㅡkediaman si perempuan. Mobil parkir sementara di depan teras bertiang tinggi besar. Kembali lagi dua suruhan mengangkat tubuh lelaki yang tak kunjung bangun itu menuju salah satu kamar.
Sampai di kamar tujuan, dua pesuruh berotot itu meletakkan tubuh sang lelaki malang di tempat tidur yang ada, di ranjang si perempuan yang sudah tersulapㅡpada empat sudutnya dipasangkan empat tiang kuat.
"Baju-baju untuk dia mana?" tanya si majikan pada dua pesuruhnyaㅡDidit dan Reno.
"Ada di lemari, Nona. Sudah disiapkan semuanya," jawab salah satu dari mereka, Didit namanya.
"Okay, good job. Kalian boleh ke luar. Oh ya, belikan dia obat memar yang paling bagus. Pasti punggungnya sakit," ujar gadis itu lagi dengan suara rendah dan datar.
"Siap, Nona!" Dua pria itu mengangguk.
"Ada lagi, Nona?" tanya Reno setelahnya.
"Obat untuk punggunya saja," jawab si Nona dengan suara selalu monoton.
"Siap!" ucap kedua pria besar-besar itu lagi, sebelum berjalan meninggalkan kamar besar bernuansa putih.
Para jongos telah ke luar. Kamar pun langsung dikunci rapat oleh si perempuan. Matanya mengerling penuh maksud pada si lelaki yang terbaring di atas ranjang. Ia menyeringai tanpa kasihan seraya mendekat.
"Bagas Sayang." Ia memanggil lembut, membelai wajah pujaannya dengan senyuman. Terkekeh dalam, kemudian bergerak mengambil sesuatu dari laci nakas panjang sebelah ranjang.
"Aku belum mau kamu bangun. Jadi, kamu harus hirup ini dulu, Sayang. Oke?" ucapnya lembut, lalu meneteskan sesuatu ke atas tisu hingga basah, lantas menempelkan tisu itu ke hidung lelaki yang dipanggilnya 'Bagas'.
Selesai, perempuan bernama Valencia Herrera itu mengambil semua perlengkapan yang telah ia siapkan sejak beberapa minggu lalu: borgol tangan dan borgol kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
34 DAYS HOSTAGE ✔️
Mystery / ThrillerHilang setelah bekerja, tidak pulang selama 34 hari, meninggalkan istri yang sedang hamil besar, Bagas akhirnya ditemukan dengan keadaan linglung, mengenaskan, tetapi masih bernyawa meski sangat lemah. Adalah Valencia, yang secara tidak manusiawi me...