21 - Unfold

879 127 90
                                    

Ketika kamera-kamera telah dimatikan, satu-satu petugas masuk ke dalam kamar. Ada yang harus fokus pada pencarian barang bukti TKP, ada pula yang harus fokus pada sang korban. Keadaan begitu menyayat hati menyapa indera penglihatan. Ujaran-ujaran istigfar, penyebutan nama Tuhan, hingga umpatan-umptan singkat bersahut-sahutan.

"Bagas gak pake baju, Pak. Minta tolong dipakein baju dulu ya, Pak, baru dibawa." Ucapan sarat akan ketergesaan Valeria suarakan.

Para polisi yang semuanya bersarung tangan itu bergerak grasah-grusuh dan bersuara cepat-cepat.

"Buka itu lemari, lemari!"

"Ambil baju, ambil baju!"

"Apa aja, gak usah dipilih!"

Para polisi bersahut-sahutan. Salah satu dari mereka membuka lemari lima pintu Valencia. Ada pakaian lelaki di sana. Kemeja, celana, diambil asal supaya cepat. Sedangkan para pemburu berita, sibuk mencatat segala informasi yang mereka lihat. Sebagian dari mereka merekam suara kejadian.

"Permisi, Mas Bagas. Saya pakein baju dulu, Mas, ya," ujar seorang polisi yang hendak memakaikan Bagas kemeja. Seorang lagi membantunya. Total dua orang.

Bagas yang sedang kelewat lemah hanya menurut. Pandangannya kabur, pendengaran pun hanya sayup-sayup. Sedikit meringis ketika tubuhnya dibuat duduk. Seluruh tubuhnya terasa remuk. Lelaki itu sudah di ambang pingsan kalau boleh jujur, namun syukur tak sampai begitu.

Valeria sudah keluar dari kerumunan polisi. Bagas yang sedang dipakaikan baju oleh dua polisi dikerubuti delapan orang polisi yang semuanya laki-laki. Mereka menutupi, supaya pihak pers yang wanita-wanita tak dapat menilik.

Setelah selesai, tubuh ringkih Bagas dibawa keluar dari rumah terkutuk itu menggunakan tandu, sebab berjalan kaki, dirinya sudah tak mampu.

....

Setelah berjam-jam mengolah TKP, petugas polisi menemukan barang-barang bukti sebagai berikut: Satu silet dengan noda darah kering, empat borgol rantai panjang, dua borgol rantai pendek, dua rantai saja, dua ikat leher berbeda jenis, tiga botol obat perangsang seksual, dan empat handycam.

Bagas yang ditemani Valeria, sudah berangkat ke rumah sakit dengan satu mobil polisi, ditambah satu mobil lagi di belakang sebagai pengawalan.

Rumah Valencia masih dipenuhi petugas berwajib yang memiliki tugas berbeda. Ada yang masih mengolah TKP, ada juga yang hendak membawa lima orang pembantu Valencia—minus Anton, si supir, ke kantor polisi untuk jadi saksi mata.

⛓️📽⛓️📽

Di sudut lain, di gedung kantor Valencia. Sekonyong-konyong, wanita itu digerebek kawanan polisi (berbeda grup dengan 20 orang polisi yang mengevakuasi Bagas) ketika sedang sibuk di ruang rapat bersama para rekan pentingnya.

"Saudari Valencia Herrera?"

Tak bisa mengelak. Ada delapan orang di ruang rapat yang semuanya mengetahui kalau dirinya memang Valencia Herrera.

"Anda kami tangkap atas tuduhan penculikan, penyekapan, dan penyiksaan terhadap saudara Arrizal Bagas Haryagzha."

Semua orang terperanjat hebat, terbelalak dengan mulut terbuka. Mereka semua tahu kasus Bagas yang dua minggu lebih ini viral di media. Tidak menyangka bos mereka, teman bisnis mereka, adalah dalang dari hilangnya Bagas yang sering dijuluki 'si tampan yang malang' di sosial media.

Dengan wajah dingin dan tajamnya, Valencia menggigit geraham. "Siapa yang lapor ini ke kalian?" tanyanya geram.

"Saudari Valeria Hellena, saudara kembar anda."

34 DAYS HOSTAGE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang