06 - Bagas' Prayers

1.4K 113 148
                                    

⚠️TRIGGERING SCENES⚠️
Yang mau menghujat atau bersumpah serapah, dipersilahkan memenuhi kolom komentar. Kalau perlu, bakar sekalian👍🏻

.
.
.
.

Hari ke-5 penyanderaan. Pukul 8 malam.

Bunyi pintu kamar yang selalu terkunci terdengar terbuka. Bagas yang sedang terpejam, berusaha tidur, tapi tak bisa-bisa pun membuka mata. Valencia datang dengan dress merah modern tanpa lengan, dengan potongan yang terbelah hingga paha. Rambutnya dikepang lucu menggemaskan.

"Hai, Sayang," tegur Valencia begitu manis, sambil mengunci pintu kamarnya lagi. "How are you, Dear? Maaf, ya, aku lama. Soalnya tadi acaranya agak molor. Aku inget kamu terus tau, gak? Kangen banget mau ketemu kamu," curhat si perempuan.

Bagas hanya menatap datar dan sebentar. Tak berminat. Ia kembali menatap ke arah lain.

Valencia semakin mendekat. Duduk di sebelah Bagas, yang tubuh polosnya hanya ditutupi selimut berwarna cokelat susu sampai dada.

"Gas..." panggilnya pelan. Perlahan menyibak selimut Bagas hingga ke perut, membuat Bagas membesarkan mata tidak tenang.

"Aku kan tadi ke wedding party, ya, terus aku liat temenku sama suaminya di pelaminan. Cantik dan ganteng banget. Aku mau kayak gitu sama kamu, Gas..." ujarnya manja, sambil membuat gambar-gambar abstrak di dada dan perut bagas dengan ujung telunjuknya.

Bagas hanya diam, menatap jemari Valencia yang hinggap-hinggap bebas di atas tubuhnya.

"Bagas..." Kembali memanggil lembut, manik Valencia kini terpatri pada wajah Bagas yang agak pucat.

Wanita itu berbaring tengkurap, sedikit merangkak tuk mengecup wajah Bagas dengan perlahan. Mulai dari rahang, pipi, pelipis, lalu dahi. Mendekati wajah Bagas dengan wajahnya hingga bisa saling dengar embusan napas, lalu ia elus lembut pipi yang sedikit merah keunguanㅡbekas tamparan-tamparan tadi siang.

Bagas tegang. Valencia biasa mengecupnya selama lima hari ini, namun yang ini... terasa berbeda. Sepertinya, perempuan itu sedang bergairah. Bagas takut luar biasa. Lebih takut daripada harus bertemu hantu sekalian.

Bagas selalu telanjang, hanya tertutupi selimut saja. Ia selalu takut. Takut jika Valencia melecehkannya semakin parah hingga ke hal 'itu'. Demi Tuhan, Bagas tidak mau. Tapi bagaimana kalau Valencia, malam ini, akhirnya akan melakukan pelecehan itu?

"Gas... I really want you. I want you inside my body," ucap wanita itu parau.

Napas Bagas kian berderu tak tenang. Ia menggeleng kecil. "Jangan, Val."

"Kenapa, Sayang?" Valencia bertanya lembut, kembali mengecupi wajah Bagas semaunya.

"Gue mohon, jangan. Gue akan turutin semua kemauan lo, tapi jangan yang itu... gue gak bisa..." lirih pria itu penuh permohonan.

"Tapi itu salah satu kemauanku. Aku mau kamu, Gas..." balas perempuan itu manja. Ia berganti posisi, tidur di ketiak Bagas, lantas menjalankan tangan kanannya di atas tubuh Bagas. Pelan-pelan, turun ke bawah.

"Val, janganㅡ" Bagas tercekat. Merasakan tangan Valencia sudah berada pada kehormatannya. Ia memejam kuat-kuat, memohon ampun kepada Tuhan.

Sumpah mati, Bagas takut Tuhan memurkainya. Dalam kepercayaannya, tidak boleh melakukan sesuatu seperti ini selain dengan istri sah. Itu mengapa ia takut luar biasa. Sungguh-sungguh tidak menginginkan. Semoga Tuhan mau mengampuni dan membuat semua ini berhenti selamanya.

"Val, jangan!"

Valencia tak peduli, justru mulai menggerakkan tangan sambil mencumbui leher Bagas, dari isapan halus hingga memburu. Berusaha membuat Bagas mau.

34 DAYS HOSTAGE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang