Demo Lima

37 3 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selepas membaca chat terakhir dari Andra, Moe berjalan ke arah kamar mandi yang berada di dalam kamarnya untuk mengambil air wudhu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selepas membaca chat terakhir dari Andra, Moe berjalan ke arah kamar mandi yang berada di dalam kamarnya untuk mengambil air wudhu. Setelah itu Moe langsung menjalankan kewajibannya menunaikan Shalat Isya.

(Yang belum shalat, shalat dulu baru baca lagi)

Setelah selesai shalat, Moe berjalan keluar kamar dan menuju dimana ayahnya berada. Karna tidak menemukan dimana keberadaan ayahnya, Moe mencoba mengetuk pintu kamar Aland. Berharap kalau sang ayah berada di kamar, sekali ketukan tak ada jawaban, dua kali ketukan pun sama saja. Karna khawatir Moe membuka pintu tersebut dan melihat ayahnya sedang memeluk foto keluarga sambil menangis terlihat dari pundak yang bergetar.

Moe berjalan mendekati ayahnya dan memeluknya dari belakang. "Ayah...Ayah kenapa nangis?"

Aland yang dipeluk dari belakang secara tiba-tiba langsung menoleh ke arah Moe dan membalas pelukan putrinya. "Gak papa sayang, ayah cuma kangen sama Bunda."

"Kalau ayah kangen sama bunda, Ayah doain bunda aja. Ga mempan ya Yah?"

Aland tersenyum. "Mempan kok sayang, tapi ayah kepengen peluk aja. Ayah ga sabar buat besok, ayah udah lumayan lama ga ke makam bunda."

"Ayah jangan nangis nanti bunda sedih, bunda pasti ga suka liat Ayah nangis. Sabar ya Yah besok kita ketemu bunda." Moe mencoba menghibur sang ayah meski dirinya juga ingin menangis.

DEMO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang