Demo Sembilan

16 1 0
                                    

Pulang sekolah Andra langsung mengajak Moe untuk ke rumahnya, karena Mahes dan Nanda sudah menunggu kedatangan Moe. Dipertengahan jalan mereka berhenti di toko kue untuk membelikan Nanda beberapa Cupcakes.

"Dra, mama lo masih suka ini kan?" tanya Moe sambil menunjuk etalase yang berisi beberapa jenis Cupcakes.

Andra mengangguk memberikan jawaban, Moe langsung memesan beberapa Cupcakes untuk dibelinya. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka.

Sesampainya di rumah Andra, Nanda langsung menyambut Moe dengan heboh. Nanda memeluk Moe dengan erat sampai Moe terengap-engap.

"Mama udah itu Moe nya ga bisa napas." Mahes mencoba melepas pelukan ekstrim Nanda agar Moe dapat bernafas dengan tenang.

Nanda langsung melepas pelukannya dan menangkup kedua pipi Moe dengan kedua tangannya. "Kamu kemana aja? kok baru nongol batang idungnya."

Moe tersenyum tipis. "Maaf Ma, baru sempet, hehehe."

"Ini temu kangennya bisa di dalem rumah aja gak? panas tau," ucap Andra dan langsung melangkahkan kaki ke dalam rumah.

Mereka semua akhirnya berkumpul di ruang keluarga. Andra tidak diperbolehkan duduk di dekat Moe, jadi posisi duduknya. Moe ada diantara Mahes dan Nanda, sedangkan Andra duduk sendiri sambil menatap Nanda tajam.

"Itu mata biasa aja natep mama," ucap Nanda.

"Lagian Mama masa ga bolehin Andra duduk deket Moe, aturan dia duduk di samping Andra."

Nanda memutar bola matanya. "Lah ilah, kamu kan sering ketemu ama dia, tadi juga pasti di motor duduknya pelukan. Dipisah bentaran doang heboh amad."

Mahes dan Moe yang mendengar keributan antara ibu dan anak itu hanya menghela nafas lelah. "Udah lah, ribut mulu kaya kucing ama anjing," ucap Mahes.

Akhirnya, setelah ditegur Mahes, Nanda dan Andra menghentikan sesi adu congornya. "Moe makan di sini ya, ga boleh nolak pokoknya," ucap Nanda.

"Iya mah."

Mereka pun melanjutkan acara temu kangen dengan penuh rasa bahagia, sampai tak menyadari kalau jam sudah menunjukkan pukul 20.00 WIB.

"Mah, Moe pamit pulang, keburu ayah pulang," ucap Moe.

"Iya udah, hati-hati ya, Andra anterin Moe pulang." Nanda mendorong bahu Andra dengan kekuatan reognya.

"Biasa aja si Mah, lagian tanpa Mama suruh juga Andra anterin," ucap Andra dan menggandeng tangan Moe.

"Titip salam sama Pak Aland ya, maaf belum bisa ke rumah," ucap Mahes sambil berjalan ke arah pintu utama.

"Iya Pah, ya udah Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam."

Andra mengeluarkan motor soangnya sedangkan Moe menunggu di depan gerbang.

"Nih pake helmnya." Andra menyodorkan helm ke arah Moe.

"ANDRAAA."

Suara teriakan perempuan mengalihkan atensi mereka berdua, Moe menoleh ke sumber suara dan menemukan Najla yang sedang berdiri di depan gerbang rumah yang entah punya siapa.

Najla berjalan ke arah Andra. "Hai Dra."

"Hai."

"Ayuk cepetan ini pake helm nya, pakein aja deh, lama soalnya." Andra langsung memakaikan helm yang masih berada di tangannya ke kepala Moe.

Moe yang sudah merasa terbiasa merasa biasa saja atas perlakuan Andra, berbeda dengan Najla yang sudah membulatkan matanya.

"Kenapa Moe gak pake sendiri?" tanya Najla.

DEMO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang