Demo Dua Puluh

19 3 0
                                    

Kinar asik bersenandung kecil sambil berjalan menuju kantin. Kinar pergi ke kantin sendiri karena Moe meninggalkan nya begitu saja. Salah dia sendiri si tidur dari jam pelajaran pertama sampai waktu istirahat. Waktu Kinar bangun kelas sudah kosong melompong, hanya ada kertas bertuliskan "Tidur yang nyenyak ya cantik ku, eh, tau dah, antara tidur atau percobaan meninggal."

"WOI." Kinar terperanjat karena seseorang yang tiba-tiba muncul di depan wajahnya.

"Kaget kan lo," ucap Gilang sambil tertawa karena melihat komuk Kinar yang luar biasa MasyaAllah.

"Bajingan, gua kaget tiba-tiba ada setan nongol."

Gilang menoyor kepala Kinar pelan. "Mana ada setan secakep gua."

Kinar mendelik tak suka. "Mana ada lo cakep, lu kurang lama pasti ngaca nya."

Gilang menggeleng pelan. "Gua ngaca sehari 10 jam."

Kinar mendengus dan berjalan meninggalkan Gilang, namun baru jalan beberapa langkah. Dia tertabrak sama salah satu siswa yang sedang berlarian, untung saja ada tangan yang melingkar di pinggangnya, yang membuat badannya tidak nyungsep ke depan.

"Untung gua gercep, kalo kagak, udah nyipok lantai bibir lo," ujar Gilang.

Kinar buru-buru membetulkan posisinya. "Makasi ya karena lo udah memolong baginda ratu."

Gilang mendengus jijik. "Idih."

"WOI, MOE BERANTEM SAMA NAJLA."

Teriakan salah satu siswa membuat pertikaian Gilang dan Kinar berhenti. Kinar langsung berlari menuju kantin yang sudah sangat ramai, bukan ramai karena jajan melainkan menyaksikan dimana Moe sedang menarik rambut panjang milik Najla.

"Woi, ada apan nih?" Kinar menerobos kerumunan dan langsung bertanya ke Gevan yang sedang berusaha menahan tangan kanan Moe.

Gevan melirik ke arah Kinar. "Minta penjelasan nanti aja, bantuin gua misahin mereka bedua."

Kinar mencoba melepaskan tarikan kuat tangan Moe yang masih menarik rambut Najla. "Woi, Moe udah, nanti anak orang botak, bukan Najla Khoirunissa lagi tapi jadi Najla Corbuzier."

Gilang menempeleng kepala Kinar. "Masih aja becanda lo."

Moe menatap Najla dengan tatapan datar, mata nya seperti ingin membunuh perempuan dihadapannya. "Sayang, lepasin itu rambutnya, masih di sekolah, kalau dah di luar sekolah baru dah, mau lo gebukin juga gak masalah." Moe menoleh ke arah Andra yang masih duduk di tempatnya.

"SET, ANDRA , PACAR LO LAGI KERASUKAN REOG INI, LO MALAH ANTENG AJA." Heboh Abi yang asik menyaksikan adegan baku hantam dihadapannya.

Moe lalu melepaskan tarikannya dan memegang dagu Najla dengan sangat kencang yang membuat Najla meringis kesakitan. "Gua diem lo malah ngelunjak ya, Kalau suka jangan sama cowo orang bisa kan? Terlalu murah lo sampai demen nya sama yang udah punya pasangan?"

Najla menatap mata Moe dengan tatapan takut. "Suka itu wajar."

"Ya, memang wajar kalau yang lu suka bukan milik orang lain." Cengkraman di dagu Najla bertambah kuat.

"Moe le-pas." Najla memukul tangan Moe dengan kedua tangannya, namun Moe tidak merasakan apapun.

"Lo L O N T E, LONTE." Moe menghempaskan dagu Najla hingga Najla terjatuh ke lantai, Najla memegangi dagu nya yang berwarna merah.

"Jangan gitu lagi ya, WHAT THE FUCK MEN."

"ADA APA INI?" Teriakan dari arah luar langsung membuat semua murid mengalihkan pandangan mereka. Ternyata guru bk sudah berdiri dengan memasang muka galak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEMO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang