Demo Dua Belas

20 3 0
                                    

Andra dan Moe sedang berada di pusat perbelanjaan. Kenapa mereka ada disini, karna pas pulang sekolah Andra langsung bawa Moe ke Mall atau bisa kita sebut GI. Moe aja yang gak tau apa-apa bingung kenapa pas mau belok ke gang rumahnya malah bablas.

"Sekarang kita ke toko baju ya, ganti baju dulu, ya masa pake baju sekolah," ucap Andra sambil menuntun Moe ke toko baju dengan label merek yang harganya bikin mata melotot.

Moe membelalakkan matanya, ga salah Andra bawa dia kesini? tempat baju yang harganya lumayan bikin melongo. "Dra gua ga bawa uang lebih njir, ngapain kesini?"

"Yang nyuruh lu bayar siapa sayang? kan gua yang ngajak ya gua yang bayar lah," ucap Andra.

"Tapi ini ga murah Dra. Udah lu aja yang beli, gua pake baju sekolah." Moe berusaha menolak permintaan Andra.

"Gak ada, gece lu pilih satu atau dua baju, abis itu kasih ke gua entar langsung pake. Abis itu baru beli barang yang gua perluin." Andra mendorong pelan bahu Moe masuk ke dalam toko untuk memilih baju yang akan dibeli.

Mau tidak mau Moe memilih satu baju agar dapat menggantikan seragam sekolahnya. Andra pun sama, dia memilih satu kaos dan satu jaket jeans untuk dia pakai. Setelah memilih Andra langsung membayar semua pakaian yang dia dan Moe beli, dan langsung menyuruh Moe untuk berganti pakaian.

Setelah selesai semuanya, Andra langsung mengajak Moe ke tujuan mereka sebenarnya yaitu mencari sepatu olahraga. Andra akan mengikuti lomba Voli bersama tim-nya. Kalau kalian belum tahu, Andra mengikuti Ekstrakurikuler Voli di sekolahnya. Dia memang bukan ketua nya tapi dia termasuk tim inti dalam grup nya. Sedangkan Moe dia mengikuti Ekstrakurikuler paskibra.

"Dra lombanya kapan si?" tanya Moe.

"2 hari lagi, hari Minggu, lu dateng kan?" tanya Andra.

"Dateng, jam berapa?"

"Jam 10, lu dateng sendiri gak apa-apa? gua disuruh bareng yang lain soalnya, nanti pas pulang baru kita bareng."

Ini yang Moe suka dari seorang Denandra Gabriel. Bukan hanya muka yang tampan dan harta yang berlimpah saja, melainkan sifatnya yang selalu memperhatikan hal-hal kecil. Andra selalu meminta izin kalau dia ingin melakukan sesuatu ke Moe dan ketika ada sesuatu hal dia akan menjelaskan secara detail agar Moe mengerti dan paham.

Contohnya ini hal kecilnya, biasanya cowo yang menjadi pacarnya hanya memberi penjelasan "Gua ga bisa jemput ada urusan, berangkat sendiri." Dah itu doang. Dan Andra tidak pernah pelit soal uang, dia selalu memberikan barang atau apapun yang Moe butuhkan tanpa imbalan. Gak neko-neko dia soal pacar mah.

"Iya gak apa-apa, nanti gua ajak Kinar kalo dia ga mau gua naik gojol."

"Kalo Kinar ga mau, nanti bilang gua biar gua yang mesenin gojol nya. Biar bayar nya pake opo  gua." Benerkan? masalah uang Andra gak pernah pelit.

"Ga usah, gua pesen sendiri aja."

"Lu tuh ya, cewe lain seneng dibayarin pacarnya. Ini malah nolak terus, aneh," ucap Andra.

"Ya selagi gua bisa bayar sendiri kenapa engga. Lagian kalo keseringan dibayarin nanti orang ngiranya gua matre lagi."

Andra menghentikan kegiatannya yang sedang mencari-cari sepatu dan menoleh ke arah Moe. "Siapa yang ngomong gitu? gua iket bibirnya. Lu pacar gua, dan kemauan gua kan yang bayarin lu? mereka cuma iri karna setiap punya cowo, cowo nya pelit ga kaya gua."

"Iya-iya, dah cepetan milihnya. Udah mau Maghrib, takut ayah nyariin."

Andra mengangguk dan langsung mencari sepatu yang dia inginkan. Kadang dia juga menawarkan sepatu untuk Moe, tapi Moe selalu menolak tawaran dari nya.

DEMO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang