Demo Sembilan Belas

10 1 0
                                    

Suara alunan musik yang terdengar merdu memenuhi cafe yang sedang dikunjungi Andra dan Moela. Mereka berdua, sepulang sekolah langsung pergi jalan-jalan tanpa tujuan. Yang penting bareng pacar, kuburan pun akan terlihat indah.

Andra sedang memandangi wajah cantik Moela yang sedang memakan cake berwarna hijau. Moe yang merasa dirinya diperhatikan langsung menolehkan pandangannya ke arah Andra. Tatapan mata mereka pun saling beradu. Bibir Andra tersenyum dan tangan kanannya terangkat mengusap ujung bibir Moe dengan jari telunjuk setelah membersihkan bibir Moe, Andra mengarahkan telunjuknya ke dalam mulut yang dia miliki. Moe terperangah dengan perlakuan Andra. "Lo jorok," ucap Moe sambil melanjutkan memakan cake yang hampir habis.

Andra tertawa kecil. "Kenapa jorok? Kan itu makanan, wajar dong dimakan."

Moe mengeluarkan jurus memutar bola matanya. "Tapi itu kan bekas mulut gua."

Alis kiri Andra terangkat. "Terus? Masalah? Udah lah, cepet abisin, udah mau ujan nih."

Moe memandangi awan, dan benar saja. Warna awan sudah sangat gelap, buru-buru dia habiskan cake dan matcha latte yang dia punya. Andra menahan tawa nya ketika melihat tingkah Moe, apakah tidak bisa pelan-pelan saja?

"Nanti keselek kalo begitu." Moe menatap Andra dengan mulut nya yang penuh makanan dan minum. Mata nya membulat lucu. "Kalo gak buru-buru nanti kehujanan kita."

Andra hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. Tangannya bergerak mengambil ponselnya dan memfoto Moe secara diam-diam. Dipandangi foto yang baru saja dia ambil, dan dijadikan wallpaper lock screen. Sangat pacar idaman bukan?

"Ayok, udah abis ini." Andra menoleh dan melihat Moe sudah menggendong tas dipundaknya.

"Ya udah ayok."

~~~

Kinara sedang asik memakan makan malamnya seorang diri, hanya ditemani dengan ponsel yang sedari tadi memutar lagu Itzy - Loco. Setiap bagian reff lagu, dia akan menari tiba-tiba.

Neon nal banjjeum michige mandeurеo~~

You got me like cray-cray-crazy in love~~

Daеche nega mwonde~~

Michyeo nalttwieo gibuni up and down~~

You got me like cray-cray-crazy in love~~

Nado naega outta con

Baru saja ingin mengakhiri lirik lagu, dering telpon tiba-tiba berbunyi. "Anjrot, ganggu adek Ryujin lagi nyanyi aja."

Mata Kinar melihat siapa orang yang sudah mengganggu waktu karaoke dadakan nya, suara decakan keluar setalah tau siapa yang menelepon. "Ganggu lo," ucap Kinar setelah menggeser icon hijau di layar handphonenya.

"Bukannya bilang, Assalamualaikum, malah ngatain," ujar orang yang sudah menganggu waktu Kinar.

Kinar mendelik sebal. "Heh, lo tuh udah ganggu waktu gua, ngerti kagak?"

Suara kekehan terdengar dari sembrang sana. "Emang lo lagi ngapain? Perasaan hidup lo nolep banget dah."

"Anjing lo, kalo gak penting gua matiin."

"Aduh, Kinar kesayangan Aa Gilang jangan serem-serem dong." Gilang melepaskan suara tawanya begitu menyelesaikan kalimat menggelikan itu.

Kinar memegangi tangannya yang sudah merinding disko. "Najis bego."

"Lo besok bareng gua ya, sekolah nya," ucap Gilang setalah memberhentikan suara ketawanya.

Kinar berpikir sebentar. "Tapi jangan minta uang bensin ke gua ya."

"Iya, dari sudut mana pun gua tau lo bokek."

"Anjing, dah ah, gua matiin telpon nya, bye."

Belum juga mendapat jawaban dari Gilang, Kinar langsung mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.

"Dasar Manusia pengganggu."

~~~

Kinar sudah siap dengan tas sekolahnya, hanya saja dia belum sarapan. Waktu ingin turun ke bawah, Kinar berpapasan dengan Karel yang baru pulang dari luar kota.

"Papa." Kinar menghampiri Karel, waku ingin meminta salim, Karel malah pergi begitu saja tanpa melihat Kinar.

Tak ingin menyerah, Kinar langsung bertanya kembali. "Papa udah makan? Mau Kinar bikinin sarapan?"

Karel membalikkan badannya, menatap Kinar dari atas sampai bawah dengan tatapan tajam dari kedua matanya. "Saya sudah bilang berapa kali, kalau saya tidak ingin memakan atau bahkan menyentuh makanan dari tangan seorang pembunuh." Tanpa memperdulikan perasaan Kinar, Karel berlalu begitu saja dari hadapan Kinar.

Kinar hanya bisa tersenyum pasrah, mau seberapa pun dia mencoba, hasilnya tetap sama. PENGHINAAN.

Baru saja hendak pergi ke dapur, suara klakson motor berbunyi sangat keras, Kinar yang merasa panik langsung melangkahkan kaki keluar rumah dan menghampiri sang pelaku. Kinar yang mengetahui kalau itu ulah dari ketua kelas bangsatnya, langsung memukul kepala yang tidak menggunakan helm itu.

"Heh, anjing lo, ada bapak gua di rumah," ujar Kinar.

Bukannya meminta maaf, Gilang malah tersenyum senang. "Bagus dong, kali aja gua bisa kenalan ama bokap lo."

Kinar menatap Gilang dengan tatapan malas. "Yang ada di goreng badan lo. Dah gece, keburu telat."

Gilang mengecek jam lewat jam tangan di tangannya. "Masih lama anjay, masih keburu buat sarapan dulu lah ini, lo udah sarapan?"

Kinar menggeleng sebanyak 2 kali. "Nah, kebetulan, gua juga belum, berarti sarapan dulu kite."

"Lo yang bayar. Lo yang ngajak, berarti lo yang bayar."

"Iye, bawel lo."

~~~

Di sekolah, semua murid asik bercanda dengan satu sama lain, ada pula yang mengerjakan tugas bersama, ada yang saling menjahili satu sama lain. Kecuali, satu orang perempuan yang selalu duduk di bangkunya tanpa seseorang yang menemani. Siapa lagi kalau bukan, Najla.

Najla sedang diam di tempat duduknya, dengan memasang wajah yang sedang berpikir. Entah apa yang dia pikirkan, tetapi pasti, itu berhubungan dengan Andra dan Moela.

Tak lama senyum mengerikan terpasang di wajah cantik milik Najla. Dirinya tak tau kalau sekarang dia menjadi bahan perhatian di kelas nya, karena tingkahnya yang tak dapat ditebak.

TBC
______

Halo semua, bagaimana kabar kalian semua? Apa sudah punya pasangan kalian? Belum? Sama kalau gitu.

Ya udah jangan lupa buat vote sama komen yah gaes yah, selalu tinggalkan jejak, okey.

Lopyu.

Moela sama Kinar kalau becanda suka gak bawa lampu atau senter nih.

DEMO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang