Malam ini, City Cafe tempat Sadam dan Yahya bekerja cukup ramai. Jelas karena malam ini adalah malam minggu. Pengunjung didominasi oleh anak remaja yang ber-ootd lengkap dengan shoulder bag warna senada dengan pakaiannya. Kebanyakan dari mereka menggunakan sweater crop warna lilac, entah pakaian seperti itu sedang menjadi trend atau bagaimana yang jelas Yahya nggak tahu dan nggak mau tahu juga.Yahya membawa nampan berisi jus mangga dan sepiring kentang goreng lengkap dengan sausnya ke meja yang ditempati oleh seorang gadis.
"Yahya."
Yahya menghentikan gerak memindahkan gelas ke atas meja, dia menoleh sebentar lalu melanjutkan aktivitasnya kembali.
"Yahya Yahya."
Yahya mengernyit, "iya?"
Gadis itu menyisipkan poni yang tertiup angin malam ke belakang telinganya, lalu dia menunjuk bangku kosong yang ada di depannya. "Duduk."
"Emㅡmaaf Kar, aku harus lanjut kerja lagi."
Karina mengangguk, tapi dia mengulang lagi katanya tadi, "duduk."
"Maㅡ"
Ucapan Yahya terpotong ketika Karina menghela napas panjang sekali.
"Duduk, gue butuh temen curhat. nggak usah takut dimarahin bos lo, nanti gue yang bilang."
"Yahya merapatkan mulutnya kembali, lalu duduk di bangku kosong di depan Karina, seperti yang gadis itu perintahkan.
"Gue mau curhat, dengerin ya?"
Yahya mengerjap, "kenapa aku? temen kamu emangnya kemana?"
Karina mendengus samar sambil mengaduk jus kental yang ada di dalam gelas tabung di depannya, "temen yang mana?"
"Teman kamu, siapa lagi kalau bukan Caca dan Delta?"
Karina tersenyum tipis, "Caca kelihatannya lagi ada masalah juga, gue nggak tega kalau harus curhat ke dia. Delta? apaan dia mah bocah yang nggak bisa dicurhatin tentang masalah percintaan."
Yahya langsung mengerahkan atensi sepenuhnya kepada Karina, entah kenapa tanpa dia sadari, dia ingin mendengar gadis didepannya mengatakan sesuatu yang lebih jelas tentang masalah Caca.
Tidak seperti yang dia harapkan, gadis didepannya justru hanya diam sambil memainkan sedotan di gelas berisi jus miliknya.
Yahya merasa, 'kenapa harus sekepo ini dengan masalah orang lain?' dan dia langsung sadar kalau mengulik masalah orang lain itu sangat nggak baik. Dan tetap pada prinsipnya, harus menghormati privasi orang lain jika dia mau orang lain menghormati privasinya.
"Katanya mau curhat, Kar?"
Karina meletakkan gelas jusnya kembali sebelum mengambil sepotong kentang goreng dan mencocolnya ke saus, lantas memasukkannya ke dalam mulut dan mengunyahnya tanpa minat.
"Apa yang kurang dari diri gue?"
Yahya mengerjap, "k-kurang apa?"
Karina mengangguk, menunjuk wajahnya sendiri dengan telunjuk. "apa ada yang aneh dari gue?"
Yahya langsung menatap wajah Karina dengan tatapan meneliti, mencari-cari sesuatu yang aneh pada wajah cantik gadis itu. Nihil, dia menggeleng. Karina masih cantik seperti biasanya.
"Yahya!" Sentak Karina kala cowok di depannya hanya diam saja menatap wajahnya dengan ekspresi datar.
Yahya mengerjap, "ehㅡ?"
Karina mendengus pelan, "kok Lo diem aja sih?"
Yahya menggeleng, "nggak ada yang aneh, masih cantik."
![](https://img.wattpad.com/cover/239820517-288-k321995.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Javanese Boys
Fiksi PenggemarSadam masih dengan dirinya yang labil dan ceroboh. Seseorang yang terlanjur mencicipi manisnya kebohongan. Bohong itu candu, nyaman tapi tidak aman. Dia ingin keluar dari zona nyaman, tapi nyatanya tidak semudah yang dia rencanakan. Yahya sudah ter...