BLAM!
(Name) menutup pintu kamar dengan keras, menyebabkan suara benturan yang memekakkan telinga. Bahkan Kakaknya yang ada di lantai bawah saja meringis mendengarnya, bisa saja pintunya rusak dan dia harus keluar uang untuk memperbaikinya.
"Maafkan Adikku, mungkin dia kesal," ucap Uriel sambil membungkukkan setengah badannya di hadapan keluarga Hirugami.
Malam ini keluarga Hirugami datang ke rumah keluarga (Surname), tentu saja tujuannya untuk melamar (Name). Uriel jelas sudah setuju, entah kapan dia kenal dengan Hirugami.
Tapi yang pasti, (Name) cukup marah dan kecewa. Marah karena Hirugami kembali masuk ke dalam hidupnya dan menganggunya, juga kecewa karena Ayah dan Kakaknya setuju untuk menikahkan dia dengan Hirugami.
Di dalam kamarnya, (Name) menangis sambil memeluk kedua lututnya. Mengigit bibir bawahnya, berusaha meredam suara tangisnya agar tidak terdengar oleh orang-orang yang ada di bawah.
Hatinya terasa sakit, juga semakin membenci pria bernama Hirugami yang selalu mengejarnya bertahun-tahun.
Tok! Tok!
"(Surname)-San–"
"PERGI!"
Hirugami yang baru saja memanggil nama (Name) langsung diteriaki, bahkan disuruh pergi dengan suara tinggi.
Jelas dia merasa sedih, tapi dia juga tidak bisa membalas teriakan itu.
Lelaki berambut cokelat ikal itu menghela nafas dan menundukkan kepalanya, tatapannya berubah sendu. Tangannya mengusap pelan pintu berwarna putih itu, mengigit bibirnya pelan dan kembali membuka mulutnya untuk berbicara.
"Aku pergi dulu ... sampai jumpa," liriknya.
Setelah beberapa saat menunggu, Hirugami 'tak kunjung mendapat jawaban, nampaknya (Name) benar-benar tidak mau berbicara padanya. Dengan perasaan sedih, Hirugami membalikkan badannya untuk pergi.
Baru beberapa langkah, dia berhenti berjalan dan menoleh. Menatap pintu kamar (Name) dengan tatapan penuh arti.
Sekilas dia bisa mendengar suara tangisan (Name), hatinya ikut terluka mendengar suara isakan itu.
Merasa Hirugami sudah menjauh dari kamarnya, (Name) menangis dengan suara yang cukup keras. Hatinya benar-benar kecewa dengan keputusan keluarganya.
Setelah puas menangis selama satu jam, (Name) bangkit dari tempatnya duduk dan berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.
Matanya terlihat sembab dan sedikit bengkak, perempuan berparas cantik itu menghela nafas dan mencuci wajahnya dengan air. Berusaha agar tetap tenang, meskipun akhirnya sia-sia.
Setetes air mata kembali membasahi pipinya, bercampur dengan air yang dia gunakan untuk membasuh wajahnya.
Kedua tangannya gemetaran, tangannya menutup mulutnya yang kembali mengeluarkan suara tangisan.
Kenangan masa lalu yang begitu buruk kembali memasuki pikirannya tanpa izin, membuatnya kembali teringat 'kejadian kotor' itu.
.
.
.
.
.
"(Name)?"
Pintu kamar dibuka, Uriel masuk ke dalam dengan hati-hati dan menutup pintu kamar sepelan mungkin saat melihat Adiknya sudah tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days • Hirugami Sachiro X Reader •
FanfictionTiga puluh hari. Bukan waktu yang sebentar, juga bukan waktu yang lama. Dalam sebulan apa yang bisa terjadi? Begitu juga dengan kisahku dengannya, Tiga puluh hari, bagaimana kisah satu bulan kami? Dengannya, Hirugami Sachirou ....
