» 𝑪𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 17 «

737 120 13
                                    

Konsultasi.

Iya, Hirugami harus konsultasi ke seseorang yang setidaknya berpengalaman dalam hal romansa. Tapi ke siapa?

Ke Kourai? Ah, dia mana paham. Teman masa kecil mereka yang suka padanya saja dia tidak tahu, padahal sejelas itu. Baiklah nama Kourai dicoret, mungkinkah dia harus bertanya ke—

"Kok bengong Mas?"

"Akkhh!"

Hirugami refleks melepaskan bola voli yang sedang dia pegang. Seseorang tiba-tiba berbisik di telinganya, bagaimana dia tidak kaget coba? Pemuda berambut cokelat itu menoleh, mendapati seorang staf yang nampaknya seumuran dengannya sedang berdiri sambil memegang kain pel.

Staf berambut hitam legam itu menatapnya bingung, melamun memandangi bola voli tanpa bergerak sedikitpun membuatnya curiga. Jangan-jangan orang ini kesurupan?

"Eh, eh maaf. Saya jadi melamun...."

"Ini di toko, jangan melamun disini. Kalau mau ada taman dekat sini, lagi ada masalah ya?" ucap staf itu sambil mengambil bola voli yang dijatuhkan Hirugami dan menaruhnya ke tempat semula.

Hirugami nampak bingung, masa iya dia harus curhat ke orang yang baru saja dia kenal? Tidak, itu bukan dirinya.

.

.

.

.

.

Oke, Hirugami tarik kata-katanya barusan.

Nyatanya sekarang dia duduk di taman bersama staf yang baru saja mengajaknya bicara, entah bagaimana caranya dia sendiri tidak ingin mengingatnya.

Terlalu... memalukan....

Tiba-tiba meminta orang asing untuk mendengarkan curhatan galaunya, untung saja orang itu berbaik hati mendengarkan.

"Jadi, ada masalah apa?"

"Pertama-tama mari berkenalan dulu. Namaku Hirugami Sachirou, kau?"

Hirugami mengulurkan tangannya, disambut dengan baik.

"Nalendra. Panggil Nalen saja."

"Oke, jadi begini—"

"Kamu suka perempuan tapi tidak tahu cara mengungkapkannya?"

"Loh kok?"

"Loh tebakanku benar toh?"

Apa? Tunggu bagaimana bisa—

"Aku sering dengar curhatan orang galau, dari yang nangis sampai ingusnya meler, ada juga yang payah hati ditolak gebetan. Jadi curhat saja, aku ahlinya~"

Oke, Hirugami speechless.

"O-oke, kamu sudah tahu masalah utamaku. Seperti yang kamu bilang, aku suka seseorang tapi bahkan aku tidak tahu namanya, aku hanya pernah melihatnya. Apa... itu normal?" tanya Hirugami sambil meremas pelan kaleng soda di tangannya.

Nalendra tertawa kecil, pemandangan orang galau karena cinta itu benar-benar menarik~

"Normal kok, adikku saja suka sama laki-laki gepengan yang tidak nyata. Jadi itu normal-normal saja," balas Nalendra sambil mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah dengan bangga. "Tapi saranku, daripada kau menahan rasa itu sendirian, coba ungkapkan saja."

30 Days • Hirugami Sachiro X Reader •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang