» 𝑪𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 21 «

336 59 0
                                    

Setelah semua makanan manis dan minuman di meja habis, keduanya keluar dari kafe dan berjalan di trotoar. Niatnya ingin langsung pulang, tapi (Name) menolak. Keinginannya untuk berjalan-jalan sebentar lebih besar daripada langsung pulang, mana bisa Hirugami menolak, kan?

Dan sekarang Hirugami kebingungan.

"Aku mau itu."

(Name) menunjuk ke arah mesin capit di depan toko mainan, banyak boneka-boneka lucu disana. Tampaknya (Name) ingin salah satu boneka yang ada disana, tepatnya boneka burung camar mungil.

Baiklah, Hirugami sebenarnya sangat ingin memberikan itu pada (Name), karena istrinya sangat menginginkan itu. Tapi permasalahannya adalah, dia sama sekali tidak bisa memainkan mesin capit itu.

Sama. Sekali. Tidak. Bisa.

Terakhir dia mencoba, dia tidak mendapatkan apa-apa. Hanya mendapatkan amarah saja.

"Tapi (Name), aku-"

Meski ekspresinya nampak datar, tapi Hirugami tahu ekspresi (Name) berubah sedih. Membuatnya tergagap dan akhirnya buru-buru menjawab.

"A-ah! Aku akan coba!"

Dan dalam sekejap, meski nampak datar, ekspresi (Name) berubah cerah kembali. Membuat Hirugami menyadari satu hal.

"Kamu... membujukku lagi, ya?"

"Iya."

"Pakai trik di drama yang kau tonton lagi?"

"Iya."

Hirugami menghela nafas. Sudah beberapa kali dia tertipu trik yang (Name) terapkan ini, dan lagi, dia tidak bisa menolak karena itu.

Inikah kekuatan bucin?

Hingga akhirnya Hirugami pergi ke kasir toko mainan, membeli cukup banyak koin untuk memainkan mesin capit dan mendapatkan boneka burung camar kecil itu.

Saat mesin capit sudah di depan mata, Hirugami segera memasukkan satu koin dan mengambil nafas.

Satu kali percobaan, tidak dapat apa-apa.

Empat kali percobaan, masih belum.

"Ah, tunggu sebentar. Pasti setelah ini dapat."

Dengan yakin, Hirugami memasukkan koin lagi. Sementara (Name) mengerutkan dahinya.

"Yakin? Tidak usah memaksakan diri."

"Tidak, aku pasti bisa."

"Yasudah...."

Dan akhirnya di koin terakhir, hanya dapat boneka ikan. Boneka burung camar yang seharusnya menjadi sasaran, tapi yang berhasil di capit adalah boneka ikan di sebelahnya.

Hirugami tampak sangat kecewa, sementara (Name) memegang boneka ikan yang Hirugami dapatkan. Dia tampak tidak sedih karena malah mendapatkan boneka ikan koi yang lucu.

"Ikannya lucu."

"Tapi itu bukan burung camar."

"Tidak masalah."

Jawaban (Name) tetap tidak memuaskan Hirugami. Dia masih ingin memberikan boneka burung camar yang (Name) mau, bukan boneka ikan koi.

Ya, meski boneka ikannya lucu juga.

Akhirnya, (Name) juga yang harus menyeret Hirugami untuk pulang ke rumah karena hari sudah senja, dan sebentar lagi malam.

30 Days • Hirugami Sachiro X Reader •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang