» 𝑪𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 19 «

461 75 13
                                        

Flashback end~

Suasananya hening ketika Hirugami membungkam mulutnya. Cukup baginya untuk menceritakan apa yang selalu dia pendam selama ini, sepertinya sudah cukup... dia seharusnya mengerti kan?

Keduanya terdiam, tak saling berbicara.

Hingga tangan kasar Hirugami merasakan setetes air yang dia tak sukai, air mata istrinya, belahan jiwanya.

(Name) tak mengatakan apapun. Mulut tak bergerak untuk berucap, tatapannya tertuju pada kedua kakinya. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.

"Aku... aku...."

Hirugami tersenyum kecil, meski tatapannya memancarkan kesedihan, benci melihat istrinya meneteskan air matanya. Apalagi itu air mata yang muncul karena perasaan sedih.

(Name) mulai terisak, tak mengatakan apapun lagi. Hanya terisak, dan akhirnya menangis. Membuat senyum kecil sang suami memudar. Membuatnya menundukkan kepala.

Apakah ini keputusan yang salah?

"Maaf...."

Kata yang terucap membuat Hirugami mendongak, melihat (Name) yang masih meneteskan air mata, terisak penuh kesedihan. Ekspresinya penuh kesedihan, penyesalan, dan ketakutan. Membuat Hirugami bangkit dari lantai dan duduk di sebelah istrinya.

Dia mendekap tubuh yang lebih mungil darinya, memberinya kehangatan. Memeluknya dengan lembut, berusaha agar tidak terlalu keras padanya. Pada bunga indah yang selalu dia sukai, yang selalu menarik perhatian dan perasaannya.

"Maafkan aku...."

Kini tangannya bergerak mengusap rambut istrinya, tangan kasar itu terasa begitu lembut saat bergerak. Terasa hangat, menenangkan.

Hirugami mengangguk kecil, dia membiarkan (Name) menangis sepuasnya. Membiarkannya menangis dalam pelukannya, dalam kehangatannya.

"Aku terlalu terpaku pada traumaku...."

"Itu bukan salahmu."

"Aku takut...."

"Sshhh...."

Lagi dan lagi, tangan itu bergerak menenangkan istrinya yang masih terisak. Kini bergerak mengusap punggung istrinya, mencoba membuatnya merasa bahwa dia tidak sendirian. Dia selalu ada untuknya, untuk bunganya yang cantik, untuk kekasih hatinya.

(Name) meremas kuat baju Hirugami, tangannya gemetar.

"Aku selalu takut... aku takut padamu... kau... kau mirip dengannya...."

Dia tak menjawab, tangannya terus bergerak mengusap punggung. Membiarkan (Name) akhirnya terbuka padanya. Mendengarkan seluruh isi hatinya yang selama ini sangat tertutup. Menikmati kedekatan yang didamba selama bertahun-tahun lamanya.

"Aku takut itu terulang... itu menyakitkan, aku tak mau lagi, aku tak suka itu...."

(Name) masih terisak, kini membiarkan air matanya membentuk sungai kecil di pipi. Membiarkan emosi yang selama ini ditahannya meluap di hadapan seseorang yang awalnya dia hindari, dia benci.

"(Name)."

Hirugami memegang kedua pundak (Name), membuat keduanya saling bertatapan.

"Aku mohon, jangan membenciku lagi. Itu menyakitkan... aku ingin kamu sembuh bersamaku. Aku ingin menghabiskan waktuku denganmu."

30 Days • Hirugami Sachiro X Reader •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang