» 𝑪𝒉𝒂𝒑𝒕𝒆𝒓 22 «

647 70 22
                                        

Enjoy!

.

.

.

.

.

(Name) mengerutkan dahinya. Sambil duduk di tepi tempat tidur, dia begitu fokus menatap layar ponselnya. Berbagai judul artikel terpampang jelas dari ponselnya.

Cara agar suami makin cinta dan setia selamanya.

Cara agar menjadi lengket dengan suami.

Bagaimana cara suami minta lagi... apa-apaan ini....

Helaan nafas terdengar sangat jelas, (Name) berbaring di tempat tidur. Ponsel masih di tangan kanannya, menggerakkan jarinya mencari artikel yang sekiranya bisa dia gunakan sebagai referensi untuk semakin dekat dengan Sachirou. Tangan kirinya memeluk erat boneka burung camar, tak berniat melepaskannya.

Tapi semakin lama mencari, semakin aneh artikel yang didapat.

"Aku tak bisa andalkan ini...."

Akhirnya (Name) menaruh ponselnya di sampingnya, menatap langit-langit kamar. Suasana rumah begitu sepi, Hirugami sudah pergi bekerja, dan dia tak ada pekerjaan fotografi hari ini.

Hari libur yang cocok untuk bermalas-malasan, dan mencari tahu cara untuk dekat dengan suami. Hasilnya? Tidak ada.

Apa yang kira-kira Hirugami suka?

Selama ini dia tidak pernah menunjukkan ingin membeli sesuatu atau mendapatkan hal lain. Dahi (Name) berkerut, dia berguling ke kanan dan ke kiri, berusaha mendapatkan ide.

Makanan? Hirugami selalu makan apapun yang (Name) berikan, bahkan roti agak gosong pun dimakan.

Minuman? Hirugami selalu minum teh di pagi hari, kadang-kadang kopi kalau lembur....

"Apa ya...."

Setelah beberapa saat berpikir, (Name) akhirnya duduk dan mengambil kembali ponselnya. Mencoba menghubungi sahabatnya, barangkali dia bisa minta saran darinya. Lagipula sahabatnya sudah menikah, pasti dia bisa memberinya ide kan?

Cukup lama sampai telepon berhasil tersambung, (Name) langsung berbicara tanpa basa-basi pada temannya. Yang dia inginkan adalah jawaban secepat mungkin, bukan basa-basi.

"Halo (Name), ada ap—"

"Laki-laki suka hadiah apa?"

"Apa?"

"Laki-laki, suka hadiah apa?"

Teman (Name) diam sesaat. Jujur saja, dia bingung kenapa temannya tiba-tiba meneleponnya dan menanyakan hal itu. Padahal (Name) kurang suka kalau harus menelepon orang, dia lebih suka mengirim pesan singkat. Kalau sudah sampai menelepon, berarti dia sedang benar-benar butuh bantuan.

Tapi kok....

"Tunggu, tunggu, tunggu, kamu... baru saja menanyakan hadiah untuk laki-laki?"

"Iya." (Name) menjawab dengan nada datar.

"Untuk Uriel? Dia kan kakakmu. Seharusnya kamu tahu kesukaannya—"

"Untuk suamiku, Sachirou."

Baiklah.

Di titik ini teman dekat (Name) sudah tak mampu berkata-kata. (Name) yang terkenal dingin pada laki-laki kecuali ayah dan kakaknya, tiba-tiba ingin memberikan hadiah? Terlebih lagi, untuk suaminya? Sachirou itu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

30 Days • Hirugami Sachiro X Reader •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang