pria itu menatap bawahan setianya dengan pandangan datar.
Tidak ada yang berubah baik rambut hitam yang bahkan tidak memutih sedikitpun, netra kemerahan yang tampak bosan, dan wajah tampan idaman para nona-nona pergaulan kelas atas. Sayangnya dia sudah berkeluarga, bahkan sudah punya anak.Pria itu adalah Grand duke Asgar De Traxeus dari kekaisaran Scartalen. Sudah 12 tahun sejak dia menjadi Grand duke di kekaisaran terbesar diseluruh benua.
DIa tiba-tiba muncul dengan kekuatan yang luarbiasa, militer dan pengikut dibelakangnya, para tentara dan kesatria miliknya langsung mengguncang seluruh benua kala itu. Kala itu orang-orang berpikir dia akan merebut kekaisaran tapi, dia malah berbalik membantu kekaisaran dan meminta menjadi grand duke Scartalen.
Ia menghela nafas pelan, ingatannya mencuat saat ia yang kala itu datang kekaisaran ini. Ia tidak sendiri, ia bersama keluarganya-- anak-anaknya.
Ia masih ingat yang tertua dengan surai serupa miliknya dengan netra sebiru almarhuma istrinya, yang kedua punya rambut pirang cerah dan netra biru indah, dan yang ketiga yang benar-benar tiruan dari miliknya, wajah dan surai yang benar-benar serupa miliknya.Saat itu adalah saat dimana istrinya tiada akibat penyerbuan yang dilakukan para iblis kepadanya. Istrinya yang baru saja melahirkan anak ketiga mereka tidak punya tenaga lagi untuk ikut bersama dengannya menyebrangi portal antar dimensi untuk melarikan diri. Bukan karna istrinya lemah, hanya saja saat itu adalah saat dimana dia harus lebih memilih melindungi keluarganya, mengesampingkan keselamatan dirinya sendiri.
Akibat energi pria itu yang rendah akibat bertarung, ia harus dengan berat hati mengirimkan anak-anaknya pergi ke dimensi lain bersama orang kepercayaannya, sementara ia harus memulihkan diri dan membuat pengaruh di dunia lain.
"Caisen." Suara berat dan dingin miliknya mengintrupsi, ruangan besar yang semula ia tempati sendiri, kini muncul seorang pria dengan baju prajurit dan lambang keluarga Traxeus.
"Ya tuanku," Jawab pria itu, Caisen.
Tanpa banyak bertanya dia langsung berlutut dengan satu kaki, pandangannya dia turunkan. Tak' bisa dipungkiri berhadapan langsung dengan grand duke memberikannya teror tersendiri."Tampaknya sudah saatnya, hubungi Rira, Neta, dan Vain. Katakan pada mereka ini adalah saaatnya," Terangnya dengan kaki disilangkan, kepalanya memering kesamping ditopang oleh tangannya yang satu sedangkan yang satu lagi mengetuk-ketuk pegangan kursinya, menciptakan nada yang membuat tegang.
"Baik," Jawab Caisen tanpa banyak bertanya. Walau Caisen sempat terkejut dengan perintah tuannya, tapi ia segera mengatur ekspresi wajah dan membungkuk hormat, ia pergi seolah ia tidak pernah ada disini.
Tunggu sebentar lagi, kita semua akan berkumpul. Batin sang pria setelah melihat Caisen pergi.
____••••____
Burung-burung berkicau merdu tak'kala sinar mentari menyembul malu-malu.
Pengecualian untuk burung hitam serupa gagak tapi bukan gagak itu, burung itu seakan punya pikiran sendiriBurung hitam itu memandang pemuda lewat jendela kamar. Sudah sejak dulu dia memgawasi dan menjaga pemuda itu atas perintah sang tuan dan sekarang agaknya tugasnya sudah hampir selesai
'Sudah waktunya,' Batin sang burung sebelum terbang menjauh meninggalkan pohon dan rumah sang pemuda.
_____••••____
Kupu-kupu hitam seolah menjadi pemilik tempat di taman indah itu. Bagi orang-orang kupu-kupu hitam adalah pertanda buruk tapi agaknya itu tidak berlaku untuk remaja dengan surai pirang cerah.
Remaja laki-laki itu memendang kupu-kupu yang menurutnya indah tengah bertengger dijari telunjuknya.
"Menawan sekali," Gumamnya menatap kupu-kupu hitam itu. Mata kupu-kupu itu balik menatap sang remaja membuat remaja itu agak kaget."Apa hanya perasaanku saja?"gumamnya, sebab kupu-kupu hitam itu mulai terbang menjauh dan berbaur diantara kupu-kupu hitam lainnya.
'Aku memang menawan, dan kita akan bertemu dalam wujudku yang lain.'
Kupu-kupu hitam itu membentangkan sayap miliknya dengan indah dan tampak elegan, berbaur ke arah kupu-kupu lain yang mamang adalah bagian dari tubuh miliknya.
____••••____
Sama seperti kucing pada umumnya, malas-malasan, tidur, dan makan juga adalah kebiasaan dari kucing hitam dengan bulu menawan ini.
Tampaknya hari ini berbeda, sebab kucing itu sudah berjalan dan melompat kearah kasur milik sang majikan.
"Dia tidur seperti bayi, apa kamu benar-benar anaknya?." Orang-orang mungkin akan berteriak kesetanan saat tahu ada kucing yang bisa berbicara serupa manusia.
"Terserahlah. Aku menantikan pertemuan kita dalam wujudku yang lain."
Beruntung tidak ada yang mendengar kucing itu berbicara pada anak laki-laki berusia 12 tahun yang tengah terlelap itu. Kucing hitam itu meringkuk di dekat anak itu kemudian ikut menyusul pemilik kealam mimpi.
•••
[Bersambung]
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Papa Is A Grand Duke!
FantasyAwalnya Lucion hanya mengabaikan setiap kali burung serupa gagak tapi lebih besar dari gagak itu sering mengikutinya. Lucion mungkin sampai akhir hanya akan mengabaikannya, sebelum burung gagak besar itu berubah menjadi pemuda tampan Dan membungkuk...