Chapter. 13

2.6K 381 1
                                    

Rasanya ada perbedaan signifikan yang dirasakan Noah saat menginjak gedung akademi. Rasanya aula pesta yang sangat berkelas dan penuh intrik langsung lenyap di gantikan dengan pemandangan gedung akademi yang sunyi dan sepi.

Lucion merasa aneh, matanya menelisik kesana kemari guna mencari satu orang yang berada diluar sekolah. Hasilnya nihil, tidak ada satupun karyawan, penjaga, atau murid berlalu lalang.

Arthur tersenyum melihat kakak dan adiknya yang memendang aneh dan bingung sepanjang perjalanan, "Jika kalian mencari orang lain yang berlalu lalang saat jam seperti ini... kalian hanya akan mendapatkan hasil yang nihil." Perjelasan Arthur menarik atensi Noah dan Lucion.

"Apa mereka tidak hadir untuk menyambut kaisar dan grand duke?" Tanya Licion heran. Arthur menggeleng sebagai jawaban, "Rata-rata murid yang ada di akademi ini berumur 12-16 tahun. Mereka masih belum dianggap dewasa sehingga mereka tidak boleh menghadiri pesta, mereka baru boleh hadir jika telah melakukan upacara kedewasaan," Jelas Arthur

Noah bertanya-tanya dalam hati. Jika anak-anak yang belum melalui upacara kedewasaan tidak boleh ke pesta, lalu mereka bagaimana bisa hadir? , "Bukankah kita juga belum melalui upacara kedewasaan?" Tanya Noah heran, "Tepatnya bukan kita Noah. Hanya kau yang belum melalui usia dewasa," Koreksi Arthur.

Noah tersadar, kakak-kakaknya pernah memberitahu ia umur mereka; 16 dan 18 tahun,
"Lagipula kita menghadiri upacara kedewasaan juga sebagai fakta bahwa grand duke punya anak," Sambung Arthur. Noah mengangguk, benar juga ayah mereka dulu dikenal tidak punya istri apalagi putra. Sangat masuk akal jika ini juga sebagai bentuk pengenalan pada publik.

Sepanjang perjalanan mereka melihat berbagai pemandangan indah dan luarbiasa. Akademi yang serupa kastil ini sangat indah membuat siapa saja betah berlama-lama. Arthur sejak tadi menjelaskan ruangan akademi yang mereka lewati serupa pemandu yang bekerja lama disana.

Arthur menghentikan langkahnya, "Apa kalian ingin langsung melihat proses belajar-mengajar mereka," tanya Arthur. Mereka sekarang berhenti didekat ruang kelas praktik sihir, "Memangnya bisa seperti itu?" Tanya Lucion. Lucion yang sedari tadi diam kini bersuara, lagipula ia tidak terlalu tertarik pada sihir atau apapun yang dijelaskan dan dibicarakan oleh Arthur dan Noah

"Tentu saja bisa. Jika kita menunjukkan ini." Arthur mengeluarkan sebuah plakat dari emas dengan lambang keluarga mereka dari saku miliknya, "Apa itu?" Tanya Noah heran.

Lucion menyeringai, adiknya selalu penuh kejutan, "Kalau begitu kita bisa," Ujar Lucion, ia mengangkat bahu seolah pasrah dengan apa yang akan dilakukan Arthur berikutnya, "Ini adalah tanda pengenal keluarga Traxeus. Dulu hanya ayah yang punya tanda ini. Tapi sekarang kita anggota keluarga bukan? Ayah tidak akan keberatan jika kita meminjamnya... sebentar saja mungkin?," Jelas Arthur. Noah makin bingung, meminjam apa? Seingatnya ayah mereka akan memberi mereka tanda pengenal minggu depan. Tapi kenapa Arthur sudah punya?

Noah baru saja akan mengajukan pertanyaan, tapi Arthur dan Lucion sudah berjalan duluan. Tentu saja Arthur dan Lucion tidak akan memberitahu  dari mana Arthur mendapatnya, sebab tanda itu baru mereka dapat tadi pagi saat dikereta kuda. Mungkin seperti mencuri? Ayolah mereka hanya meminjamnya tanpa memberi tahu pemiliknya.
Semoga ayah mereka tidak sadar.

Sementara Asgar saat ini. Ia mencari tanda pengenalnya, saat tanda itu agaknya sudah hilang dari tempatnya, "Kau kenapa?," Tanya Aruel, ia mengerutkan dahi bingung melihat Asgar yang tampak mencari sesuatu, "Tampaknya para putraku mencuri tanda pengenalku?" Jawab Asgar tak yakin.

Lupakan soal Asgar dan tanda pengenalnya.

Ketiga Traxeus itu sekarang tengah berjalan masuk ke dalam kelas yang berlangsung tanpa canggung sedikitpun, walau Noah agak merinding di tatap oleh para murid yang mengikuti kelas.

Our Papa Is A Grand Duke!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang