Chapter 18 (End seosen 1)

2.2K 322 8
                                    

Noah hanya mengabaikan kedua kakaknya yang sejak tadi menemaninya di dalam perpustakaan. Noah tidak tahu alasan jelasnya mengapa kedua kakaknya itu selalu mengekor sejak tadi.

Lucion menghela nafas, "Aku bosan," keluhnya. Dia menopang kepalanya dengan sebelah tangan sembari mamainkan pena yang ada di meja, "Kenapa tidak pergi ke tempat pelatihan?" Tanya Arthur berusaha menanggapi, walau dia juga sangat bosan.

Lucion melirik sang adik sekilas, "Para prajurit melarangku kesana, katanya aku hanya menghancurkan pedang. Untuk sementara waktu aku tidak kesana sebelum mereka membeli pedang cadangan lagi," Jelas Lucion.

"Lalu Arthur, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Lucion setelah sadar adiknya juga berada di tempat yang tidak seharusnya. Setahunya Arthur sangat enggan berada di perpustakaan walau hobi membaca buku, dia lebih suka membaca di tempat terbuka, "Aku menghancurkan rumah kaca ku," jawab Arthur sekenanya

Noah akhirnya tahu mengapa kedua kakaknya ini ada disini, "Lalu mengapa kalian disini? Carilah tempat lain," Sahut Noah yang sejak tadi hanya diam.

Lucion melirik malas kearah adik bungsunya, "Tidak ada alasan khusus."

Arthur tersenyum, "Aku ingin mencari sesuatu."

Lucion dan Noah langsung menoleh penuh penasaran pada Arthur, "Apa yang kakak cari?" Tanya Noah Antusias.

"Tanaman beracun."

Jawaban Arthur sukses membuat lirikan Lucion menjadi tajam, "Untuk apa kau mencari itu?" Tanya Lucion dingin.

"Jangan melirikku tajam... pun Aku hanya penasaran jenis racun apa yang dimasukkan pembunuh kemarin pada tehku." Arthur tertawa ringan mengabaikan ekspresi menegang para saudaranya.

"Apa kakak baik-baik saja?" Tanya Noah khawatir

"Aku tidak meminumnya, tenang saja," Terang Arthur.

"Syukurlah," Desah Lucion dan Noah bersamaan.

"Apa kau sudah menemukannya?" Tanya Lucion penasaran. Ia sedikit mendekat kearah Arthur guna melihat buku yang dibaca adiknya, "Tentu." Arthur menaruh bukunya diatas meja agar mereka semua dapat melihatnya.

"Nama tanamannya Balladona. Balladona adalah salah satu tanaman paling beracun yang di ketahui,dan penggunaannya melalui mulut dapat meningkatkan resiko dalam berbagai kondisi klinis, seperti komplikasi kehamilan,penyakit kardioveskular, dan gangguan kejiwaan. Semua bagian tumbuhan mengandung alkaloid tropane,akar memiliki 1,3% , daun 1,2%, batang 0,65%, bunga 0,6%, buah matang 0,7%, dan biji 0,4%. Daunnya mencapai alkaloid maksimal saat tanaman sedang bertunas dan berbunga, akarnya paling beracun pada masa vegetasi tanaman. Nektar Balladona diubah oleh lebah menjadi madu yang juga mengandung Alkaloid tropane," Jelas Arthur panjang lebar.

Noah melongo, "Yup, itu mengerikan."

Lucion memperhatikan foto tanaman dibuku itu. Bunganya berwarna ungu kecil yang indah, tak dapat dipungkiri semua orang pasti akan mengira tanaman ini hanya tanaman biasa pada awalnya, "Darimana kau tau kalo teh mu di racuni?" Tanya Lucion penasaran.

"Aku punya hobi aneh jika memakan atau meminum sesuatu aku biasanya menaruh tanganku duluan sebelum mencicipinya, dan juga entah mengapa setiap aku bersentuhan dengan racun bagian tubuh yang terkena racun itu akan membiru," Tutur Arthur. Dia memandang kearah kakak dan adiknya.

"Wow! Itu luar biasa," puji Noah. Dia terlihat antusias mendengar penjelasan kakaknya, "Baguslah," bisik Lucion.

Noah dan Arthur tengah asik bertukar cerita satu sama lain sementara Licion sedang tenggelam dalam pikirannya sendiri, 'Siapa yang berani mengirim racun ke teh Arthur?' Batin Lucion bertanya-tanya.

Our Papa Is A Grand Duke!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang