Rapat selesai, orang-orang mulai membubarkan diri. Tidak terkecuali Arthur dan Lucion yang berjalan keluar dari ruang rapat.
"Lalu apa yang akan kakak lakukan sekarang?" Tanya Arthur pada kakaknya yang lebih banyak diam.
"Aku akan ketempat para kesatria. Banyak yang harus diurus untuk menangkap warlock lusa," jawab Lucion.
"Seharusnya besok jadwalnya, tapi karna ada peristiwa tak terduga maka diundur jadi lusa," sambung Lucion kemudian.
Arthur mengangguk, "Kalau begitu aku tidak akan langsung pulang, aku akan kesuatu tempat dulu," kata Arthur.
"Kemana?" Tanya Lucion.
"Jalan-jalan di kota," jawab Arthur sambil mengangkat bahu.
"Jangan membuat keonaran tak berguna Arthur, setelah misi ini kita akan langsung pulang ke grand duchy," peringat Lucion.
Arthur tersenyum, "Kakak tidak usah khawatir, aku bukan Noah dan kakak yang hobi membuat masalah," sanggahnya dengan ringan.
"Semoga saja."
Entah mengapa Lucion meragukan itu.
•••
Setelah berpisah dengan Lucion, Arthur pergi kesebuah restoran mewah yang menjadi tempat diadakannya pertemuan salon.
"Anda tidak bisa masuk jika tidak punya undangan," ujar Neta mengingatkan. Didalam perjalan Arthur kembali memikirkan, apa harus dia terobos saja? Tapi mengingat apa yang dikatakan kakaknya tampaknya itu tidak terlalu baik.
"Lalu bagaimana caranya aku masuk?"
"Anda bisa menjadi pendamping seseorang yang menerima undangan, pasangan maksud saya," usul Neta.
-TIDAK MAU!
Arthur tertawa mendengar respon dari Sussyle dikepalanya hingga membuat Neta kebingungan, kenapa tuan mudanya tiba-tiba tertawa begitu?
"Kalau begitu kita tidak perlu masuk," kata Arthur kemudian.
Neta memiringkan kepalanya bingung, "Anda punya rencana tuan muda?" Tanya Neta.
Arthur turun dari kereta kuda saat lereta itu berhenti, "Aku tidak punya rencana," katanya sambil turun dengan anggun.
Neta tidak tahu harus merespon apa, yang pastinya ia akan berusaha sekuat tenaga agar tuan mudanya tidak membuat kekacauan.
Arthur masuk kedalam restoran diikuti oleh Neta dan satu kesatria prajurit, Painos.
"Selamat datang," sambut salah seorang pelayan.
"Neta, aku ingin sesuatu yang manis untuk makanannya dan sesuatu yang segar untuk minumamnya." Arthur bukannya memesan pada pelayan ia malah memesan pada Neta, untunglah Neta sudah hapal apa yang diinginkan tuan mudanya.
"Akan saya pesankan," kata Neta dan pamit untuk pergi memesan.
Kini hanya tinggal Arthur dan Painos saja, "Duduklah Painos, kau sudah berdiri cukup lama," Tawar Arthur pada Painos yang berdiri dibelakangnya, padahal Arthur sendiri tengah duduk.
"Tidak apa tuan muda, saya berdiri saja," tolak Painos halus.
Arthur melirik Painos sekilas, "Ini perintah, duduk," tegas Arthur dingin.
Bulu kuduk Painos merinding, cepat-cepat ia duduk dikursi dihadapan Arthur, "Terima kasih," ucap Painos pelan.
Arthur memandang keluar jendela. Mereka berada direstoran tepat di depan tempat dimana pertemuan salon Caountess Braun diadakan. Hingga Arthur bisa dengan mudah melihat apa yang terjadi disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Papa Is A Grand Duke!
FantasyAwalnya Lucion hanya mengabaikan setiap kali burung serupa gagak tapi lebih besar dari gagak itu sering mengikutinya. Lucion mungkin sampai akhir hanya akan mengabaikannya, sebelum burung gagak besar itu berubah menjadi pemuda tampan Dan membungkuk...