Chapter 12

2.6K 420 9
                                    

Keluarga kekaisaran memiliki ciri-ciri rambut berwarna putih dan kulit pucat. Banyak orang-orang berkata bahwa itu adalah ciri khas mereka, itulah sebabnya jika anggota keluarga kekaisaran tidak berambut putih akan membuat semua orang curiga. Apa dia benar anggota kerajaan?

Kaisar saat ini dikatakan adalah kaisar bijaksana dan peduli pada rakyatnya. Dia juga tidak terkenal hanya karena kebijaksanaannya, tapi juga terkenal karna hanya dia yang memperlakulan grand duke monster dengan santai. Kaisar saat ini adalah; Aruel De solena.

Kaisar Aruel sendiri mempunyai 3 putra dan 2 putri. Tentu saja dari istri yang berbeda. Kalian tidak bisa menyalahkan Aruel, jabatan kaisar tidak bisa membuat Aruel setia pada satu istri.

Kaisar Aruel saat ini bersama dengan Grand duke dan Kepala sekolah Gracia, meninggalkan 2 putra dan 1 putrinya di aula.

Anak laki-laki seusia Noah dengan perban menutup sebelah matanya tampak kesal, "Sehebat apa para putra Traxeus itu!" Decaknya penuh kekesalan, "Luca jangan kesal seperti itu. Aku dengar bungsu Traxeus seusia mu, mungkin kau akan dapat teman," Celetuk seorang pemuda dengan netra berwarna emas

"Cih, aku tidak akan berteman dengan mereka!" Seru anak laki-laki yang bernama Luca, "Kau bahkan belum bertemu mereka," Sahut gadis yang tampak mirip dengan Luca, "Diamlah Luna!"

Luna, gadis cantik dengan surai putih yang panjang dan netra biru indah itu adalah Putri kekaisaran sekaligus saudara kembar dari Luca.

"Ku dengar mereka sangat tampan," Ujar pemuda yang paling tua.

"Kakak kau hanya mendengar rumor. Jangan selalu percaya dengan apa yang belum kau lihat," Kata Luca. Pemuda yang Luca panggil kakak adalah pangeran mahkota-- Aneal.

Aneal tersenyum menyeringai sebagai balasan, "Aku tak suka perdebatan tidak berujung kalian." Suara lembut Luna mengintrupsi kedua saudara itu,

"Bukankah kau tidak pernah suka hal yang berisik," Celetuk Luca

Luna tak merespon, ia berjalan pergi menjauh dari kedua saudaranya, "Kau membuat Luna marah lagi Luca." Aneal berkata mengejek membuat Luca menatapnya tajam.

"Diamlah kakak!" Seru Luca sebelum pergi menyusul Luna.

Aneal tersenyum miring melihat adik kembarnya pergi, "Katakan. Apa kau sudah menemukan Retta?" Aneal bertanya pada seorang berjubah hitam yang baru muncul, "Jejak terakhir putri Retta adalah wilayah Traxeus pengeran," lapor pria berjubah itu.

Aneal mengangguk kemudian melambaikan tangannya, menyuruh sang bawahan pergi, "Wilayah Traxeus ya?" Gumam Aneal dengan seringai.

••••

Noah mengutuk dalam hati kepada Aneta, sejak tadi ia sudah menunggu pembicaraan Aneta dan kaisar selesai. Sebab katanya Aneta akan mengantar mereka berkeliling.

Arthur yang tengah memakan kue tidak jauh dari tempat ayahnya memandang Noah dengan geli, "Tenanglah Noah, lagipula pesta ini akan berlangsung sampai malam. Duduklah dulu dan nikmati makanannya," Bujuk Arthur.

Noah yang semula berdiri langsung duduk dengan kesal, "Apa kau benar-benar ingin berkeliling?" Tanya Lucion. Dia memegang segelas anggur merah ditangannya, "Tentu saja!, aku bahkan tidak berniat meladeni para penjilat itu," Gerutu Noah, ia memandang para bangsawan yang ingin berbicara pada mereka. Tapi tentu saja tidak semudah itu, aura dingin dari ketiga putra grand duke cukup membuat nyali mereka surut.

"Kau benar ini menjengkelkan," Timpal Lucion, ia meletakkan gelas anggurnya dan duduk dikursi, "Sejak kapan kakak minum alcohol?" Tanya Arthur, ia memandang gelas yang isinya sudah habis diminum Lucion

"Aku sudah minum Alcohol sejak usia 15 tahun," Jawab Lucion. Lucion memang berandalan di dunia sebelumnya, minum Alcohol adalah hal biasa baginya, "Tenang saja aku tidak akan mabuk. Aku punya toleransi yang kuat pada Alcohol," Lanjut Lucion saat tahu Arthur memandangnya khawatir

"Apa kakak dulu memang berandalan?" Tanya Noah penasaran. Noah memang sejak awal merasakan sifat liar dari Lucion, mungkin saja Lucion adalah orang yang hidup dengan bebas, "Hm? Kukira kau sudah tahu. Kau selalu mengataiku berandal," Jawab Lucion acuh.

Noah tersentak, ia pikir Lucion adalah seorang pemberontak bukan berandalan,
"Apa itu berandalan?" Arthur bertanya spontan, tentu saja dia tidak tahu tentang berandalan atau dunia malam. Yang Arthur tahu hanyalah dunia dalam buku.

Lucion menggebrak meja pelan, "Berandalan itu adalah orang keren yang tidak terikat oleh aturan!" Jelas Lucion dengan menggebu-gebu. Noah mendelik tajam, jangan racuni kakak baik hatinya dengan penjelasan gila itu, "Jangan dengarkan kak Lucion. Berandalan itu adalah sekelompok remaja nakal yang terjun dalam dunia malam. Tidak terikat aturan apa? Cih, mereka hanya sekelompok orang yang lari dari masalah," Jelas Noah dengan wajah datar.

Dalam hati Lucion membenarkan perkataan Noah. Memang benar Ia dulu terjun dalam dunia malam karna ingin lari dari rumahnya yang sepi dan sunyi, ia mencari pelarian dan ia mendapatkannya dalam dunia malam. Tapi tetap saja Lucion tidak terima, "Oi! Bukankah kau keterlaluan Noah?" Peringat Lucion tajam

Noah memandang kakaknya bingung, "Apa aku salah bicara? Memang benar bukan kalian para berandal adalah sekelompok orang tidak tahu aturan dan lari dari masalah, pengecut." Noah berkata tanpa beban.

Perempatan siku muncul didahi Lucion, "Noah!" Bentaknya keras, sedetik kemudian ia baru sadar bahwa telah melakukan kesalahan, "N-noah maaf... kakak." Terlambat Noah sudah berdiri dan berjalan kearah Asgar, "Kakak, ayah akan menghukummu," celetuk Arthur yang sejak tadi hanya menonton saja.

Mulut Noah sudah ingin mengucap sumpah serapah, tapi ia tahan sebab saat ini banyak orang, "Memangnya aku salah apa?" Gumamnya penuh kesal. Noah berjalan kearah Asgar yang tampak membicarakan sesuatu pada Aneta dan kaisar Aruel, "Ayah," panggil Noah.

Asgar yang sejak tadi sibuk membicarakan sesuatu berbalik saat mendengar suara dari anak bungsunya, bukan hanya dia tapi juga kedua orang bersama Asgar, "Ada apa?" Tanya Asgar pada putranya yang sudah ada di depannya.

Noah menggeleng kemudian memeluk lengan Asgar erat, "Apa Lucion mengganggumu lagi?" Tanya Asgar, tangannya membelai pucuk kepala sang anak, "Kakak membentakku," Adu Noah pelan. Asgar langsung memicingkan matanya pada kedua putranya yang ada di meja tak jauh darinya.

Lucion yang ada di sebelah sana tampak gelagapan mencoba berbicara dari hati ke hati dengan Asgar, "Awal kau," bisik Asgar membuat bulu kuduk Lucion berdiri. Arthur yang seakan mendengar bisikan dari Ayahnya tertawa disana

Arthur balik menatap pada putra bungsunya, "Ayah akan menghukumnya nanti," Ucap Asgar. Noah melepaskan pelukannya dari lengan sang ayah, "Aku ingin jalan jalan," Katanya tajam sambil menoleh pada Aneta.

Aneta yang merasa di tatap dalam hati bertanya-tanya apa lagi salahku?, "Kami masih harus membicarakan banyak hal." Bukan Asgar yang menjawab, tapi seorang pria dengan surai putih dan manik mata biru, Kaisar Aruel.

"Ayah sudah berjanji." Noah sepenuhnya mengacuhkan Aruel, dia malah menarik-narik lengan baju ayahnya seolah menagih janji, "Ayah sudah berjanji," desak Noah

Aruel yang melihat ini tergelak dalam hati, 'Siapa yang mengangka iblis ini akan bingung dihadapan putranya,' batin Aruel sambil memandang kearah Asgar yang nampak tertekan.

"Noah jangan menyusahkan ayah." Suara lembut terdengar mengintrupsi membuat Noah melepaskan dan fokus pada kedua kakaknya yang sudah ada di dekatnya, "Jangan membuat ayah tertekan. Bagaimana jika kakak saja yang menemanimu?" Lanjut Arthur. Untunglah ia menghapal denah akademi deri buku yang Ayahnya berikan.

"Memangnya kau tahu?" Tanya Lucion yang ada di sampingnya.

"Aku tahu, aku membacanya dibuku," jawab Arthur yakin.

"Benarkah?" Seru Noah penuh semangat.

Asgar dalam hati bersyukur, untunglah ia punya satu anak yang dapat di andalkan, "Jika kalian tersesat panggil saja pelayan kalian masing-masing," pesan Arthur diangguki ketiga saudara itu. Ketiganya pergi meninggalkan Aula dan Asgar untuk berkeliling.

"Kalian benar-benar mirip," Lontar Aruel setelah ketiga putra Asgar pergi, "Anda benar yang mulia. Mereka sama-sama menyebalkan," Timpal Aneta.

Asgar menoleh pada kedua orang yang tampak terhibur, "Diamlah."

•••

(Bersambung)

Our Papa Is A Grand Duke!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang