Chapter 7

3K 434 1
                                    

Grand duke Asgar De Traxeus dikatakan adalah orang yang mempunyai wilayah yang lebih luas dari milik kekaisaran, banyak orang bertanya-tanya mengapa Grand duke Asgar tidak menggulingkan kekaisaran dan menjadikan kekaisaran miliknya, "Itu melelahkan." Asgar akan menjawab datar.

Sekarang Para putra dari Asgar tahu seberapa kaya dan berkuasanya sang ayah, saat mereka sampai dikota mata mereka dimanjakan oleh pemandangan para warga yang bertransaksi jual-beli, para petualang hilir mudik kesana kemari, dan para prajurit yang menjaga ketentraman kota. Pemandangan yang hanya akan mereka temukan dalam mimpi dan buku dongeng di dunia mereka dulu.

"Kota ini luarbiasa!" Lucion berteriak kegirangan, dia berlari kesana kemari bak anak yang baru keluar melihat dunia.

"Ini seperti dunia game yang aku mainkan!" Noah yang biasanya memasang wajah datar dan biasa saja bahkan ikut berlari mengikuti Lucion.

"Seperti buku dongeng," Bisik Arthur, ia melihat-lihat sekeliling dengan pandangan takjub. Beginikah dunia dibalik tembok manor?

Mereka seaat ini menggunakan jubah dengan tudung menutup kepala mereka dan tubuh mereka, mereka berpakaian tertutup yang membuat orang curiga, tapi ini adalah dunia fantasi yang tentu berbeda dengan dunia nyata.

"Kakak! Coba lihat ini!" Noah berteriak pada Arthur, dia melambaikan tangannya mengajak Arthur untuk mendekat ke tempatnya.

"Apa itu?" Arthur berjalan menghampiri adiknya.

"Ini luarbisa kakak, coba lihat itu!" Tunjuk Noah penuh semangat pada hal yang menurutnya luarbiasa. Arthur mengalihkan pandangan kearah yang ditunjuk Noah.

Cahaya keemasan kecil tampak menari-nari dengan sayap kecil dipunggung makhluk itu, wajahnya serupa manusia dengan telinga meruncing panjang.

"Peri?" Tanya Arthur. Penjaga toko yang mendengar pertanyaan Arthur tersenyum, "Anda punya mata yang jeli tuan muda." Pria penjaga toko itu tersenyum dengan nada menjilat pada Arthur.

Arthur terdiam, ia memperhatikan peri yang tampak kelelahan akibat bekerja terlalu keras. Mungkin pikirnya dia akan dijual jika memeng ada yang tertarik padanya.

'Peri adalah makhluk yang sangat dekat dengan alam, mereka bukankah tinggal jauh dari manusia? Mengapa peri yang langkah itu ada disini? Melihat peri diperjual belikan dan diperkerjakan seperti ini tampaknya mereka di tangkap dengan paksa ya,' Batin Arthur, ia tersenyum pada pria penjaga toko itu dan ikut menyusul langkah saudaranya yang telah pergi.

'Lagipula, tidak ada aturan yang melarang menjual dan mempekerjakan makhluk langka. Kurasa itu legal.'
Arthur pergi meninggalkan toko itu untuk bergabung bersama saudara-saudaranya.

"Kakak kenapa lama sekali?" Tanya Noah saat Arthur telah tiba didekatnya.
"Mahkluk itu mempesona," Jawab Arthur. Noah berbinar penuh semangat, dia mulai berceloteh tentang indahnya peri tadi.

Lucion berhenti di dekat salah satu toko pakaian yang tampak terkenal, adik-adiknya juga ikut berhenti.
Noah menghentikan celotehannya kala Lucion masuk ke toko itu,
"Kakak-kakak kalian mau kemana?" Tanya Noah, dia ikut masuk saat melihat Arthur juga mengikuti langkah Noah.

Baru beberapa langkah para saudara itu melangkah, mereka terhenti kala melihat pria paruh baya dan wanita muda berpakaian terbuka, mereka tampak kesal pada penjaga toko. Dapat dipastikan mereka adalah bangsawan.

"Dasar rakyat jelata! Kau mengotori pakaian istriku!" Bentak si pria paruh baya.

"Maafkan saya tuan, saya tidak sengaja mengotorinya... ." Wanita penjaga toko itu berlutut memohon ampun.

"Bahkan dengan menjual tubuhmu kau tidak akan bisa menggantinya, dasar jalang," Comooh dari istri muda sang bangsawan tua.

"Maafkan saya... ." Wanita penjaga toko itu masih berlutut memohon ampun pada kedua bangsawan didepannya.

Our Papa Is A Grand Duke!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang