Chap 3

377 140 91
                                    











DOCTOR 🩺









Pagi ini, secara tiba-tiba, Seungmin dipanggil oleh Dokter Jun karena kekurangan tenaga pekerja di rumah sakit.

Meskipun Seungmin belum pandai dalam melakukan aksi bedah secara langsung, tetap saja Seungmin merupakan mahasiswa yang diandalkan Dokter Jun sejak lama.

Dia memang sudah lama menjadi murid Dokter Jun. Kira-kira tiga tahun. Tapi, Seungmin baru saja diizinkan magang di rumah sakit Hanseol bulan lalu.

"Kamu udah dateng? Oh ya. Aku mau minta tolong. Ambilkan peralatan bedahku di ruanganku," perintah Dokter Jun ketika melihat kedatangan Seungmin.

Setelah meletakkan tasnya di ujung ruang UGD, Seungmin bergegas menuju ruangan Dokter Jun.

Tempat kemarin, dimana dia membaringkan gadis pingsan di kamar mandi.

Saat Seungmin berlari, tepat setelah keluar dari lift, ingatannya kembali datang. Dimana dia mendengar suara keras dari dalam kamar mandi wanita. Bukan suara benda jatuh, tapi teriakan.

Dipikir ada sesuatu di dalam sana, seperti serangga langka atau terkena jarum suntik-yang bisa saja nyasar ke kamar mandi. Jadi Seungmin memutuskan untuk masuk ke dalam.

Baru saja membuka pintu, netranya menangkap gadis yang perlahan jatuh, dan berbaring di ubin. Ketika Seungmin menghampiri, kedua matanya masih terbuka. Tapi saat Seungmin telah berjongkok untuk memastikan ada apa dengannya, kesadarannya hilang.

"Jangan bilang dia udah dipindah ke ruangan Pak Jun," gumam Seungmin ketika menyentuh gagang pintu.

Sebelum itu, Seungmin sempat mengetuk pintu. Karena tak ada suara apapun dari dalam, jadi ia membuka pintu. Seungmin terlalu penasaran apakah ada gadis yang terluka di ruangan itu. Melebihi ekspektasi, rupanya benar, gadis itu telah dipindahkan ke ruangan Dokter Jun.

Gadis itu menoleh kepadanya. Tampak lebih segar dari kemarin. Meskipun balutan kain kasa masih melingkari kepalanya. Karena terlalu gugup, Seungmin menganggukkan kepala, tanda menjaga sopan santun.

Setelah berhasil mengambil peralatan bedah, Seungmin keluar ruangan. Tentu saja ia mengatakan terimakasih, karena gadis itu sudah membantunya, dengan kondisi yang masih sangat lemah.

"Lama banget sih?" Jun mengambil peralatan bedahnya dari tangan Seungmin dengan terburu. Bagaimana tidak? Nasib pasian selalu berada di tangan para dokter.

Sedangkan Seungmin diperintahkan untuk menunggu di luar sementara. Karena kondisi pasien sangat kritis, dan hanya bisa ditangani oleh dokter bedah profesional.

"ANAKKU...!"

Suara itu terdengar setelah lift terbuka. Seungmin yang sadar ada keributan, reflek menolehkan kepala. Didapatnya pasangan sejoli menggunakan baju medis dan selang infus. Memar di wajah mereka juga tampak baru, dan masih pendarahan.

"Ae-ri... Aku tau dia terluka parah sekali..." ujar sang wanita, yang ternyata adalah ibu dari pasien.

"Yeobo... anak kita pasti selamat," ujar sang pria menenangkan istrinya. Ketika wanita itu mulai menangis, si pria langsung memeluk erat. Seungmin yang melihat itu jadi semakin cemas akan keadaan pasien di dalam sana.

Seungmin menghampiri mereka. Pasangan tua itu dan beberapa suster yang mencoba menenangkan.

"Maaf, Pak, Bu. Saya memang nggak menjamin anak kalian selamat seratus persen. Tapi, saya bisa menjamin, kalau semua dokter yang sedang mengoperasi anak kalian juga sudah berusaha semaksimal mungkin. Sekali lagi, saya sebagai mahasiswa yang masih magang, mewakili permintaan maaf dari mereka. Saya harap, anak kalian bisa membaik dengan cepat."

Doctor || SeungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang