Chap 21

73 13 8
                                    

Ponsel Seungmin berbunyi dan langsung secepatnya dia angkat.

"Haeul, ada apa lagi?"

"KENAPA HARUS PAPA?! Kalian mau aku menderita lagi?!"

"Rahye, tenang dulu."

"Haeul! Aku udah muak ya, sama kamu. Kamu seenaknya sendiri ngurus hal-hal yang berkenaan dengan aku. Kalian pikir dengan kalian bertindak seperti ini, aku bisa bahagia?!"

"Rahye, kamu butuh operasi transplantasi itu secepatnya, kalau kamu mau sembuh dari penyakitmu."

Setelahnya Seungmin tak mendengar apa-apa. Kenapa Haeul menelfonnya hanya untuk mendengar komentar Rahye?

"Aku udah operasi jantung dua belas kali di sepanjang hidupku. Tapi apa ada yang berhasil? KENAPA KALIAN BERSIKERAS JAGAIN AKU? AKU NGGAK BUTUH HIDUP!"

"Sayang... dengerin... Papa nggak masalah meninggal untukmu, Nak... Jantung Papa buat kamu aja, Rahye..."

"Kenapa Papa kaya gitu? Sekalipun aku sembuh, aku bisa apa tanpa Papa??? Aku mau hidup sama siapa kalau Papa nggak ada??? Pak Jun? Bu Wang? Haeul? BUAT APA AKU SEMBUH KALAU GAADA YANG PERHATIIN AKU LAGI?"

Sambil mendengarkan Rahye berteriak di sebrang sana, Seungmin berjalan menuju kamar gadis itu.

Meskipun sejak tadi Rahye terus berteriak dengan melontarkan kata-katanya, namun sedikitpun Seungmin tak mendengar gadis itu menangis.

"Aku jadi pasien di sini 25 tahun. Tapi tahun ini adalah tahun terburukku. Dan mungkin saja ini adalah tahun terakhirku? Siapa tau? Kenapa kalian melawan takdir? Buat apa coba kalian mempertahankan aku supaya tetap hidup???"

Seungmin memasuki ruangan Rahye. Hal itu menjadikan semua orang beralih pandang menuju lelaki itu, tak terkecuali Rahye.

Haeul pun menyadari ia tak sengaja menekan tombol 'panggil' di kontak Seungmin. Dengan terburu-buru ia matikan.

Seungmin memasuki ruangan, dan mendekati Haeul. Bertanya dengan berbisik, apa yang terjadi.

Melihat ada kesempatan kabur, Rahye langsung menarik tiang infus dan keluar ruangan dengan berlari sangat cepat, secepat kilat.

"SEO RAHYE!"

Jun mengejar Rahye tanpa menghiraukan dirinya akan jatuh terluka. Namun karena sepatunya yang terbilang licin, ia tak dapat mengejar Rahye yang telah berlari melalui tangga.

"Ya ampun, aku baru tau dia bisa lari secepat itu." Bu Wang melihat Rahye di ujung koridor telah menaiki tangga.

"Seungmin, kejar Rahye!" pinta Jun dan Seungmin pun menurutinya.











DOCTOR 🩺












Setelah melarikan diri, Rahye juga tidak tau harus bersembunyi dimana. Awalnya ia pasrah saja. Satu-satunya tempat aman adalah kamar mandi.

Namun ia sudah tak kuat berjalan. Jantungnya mulai berdetak tidak normal dan merasakan nyeri. Jadi ia putuskan untuk berdiri dan menyandarkan dahinya ke arah dinding, sambil mengatur nafas.

Bagus, Rahye. Cukup begini saja, dan jantungmu akan rusak secepatnya!

"Kak Rahye kok nggak istirahat? Kok malah di sini? Kak Rahye kenapa?"

Dengan nafas yang belum juga normal, gadis itu menemukan Mimi di bawah sana.

"Mimi... kamu juga ngapain di sini??" Rahye berusaha tetap tersenyum, dan di tengah dirinya yang belum pulih, ia usahakan menggendong Mimi.

Doctor || SeungminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang