"Nama bapak, Han Tae-shin kan? Apa bapak memanggil saya untuk ke ruangan bapak?"
Pria itu hanya merespon dengan anggukan kepala singkat. Dilanjut dengan menyilakan Seungmin untuk duduk di salah satu kursi.
"Iya. Nama kamu Kim Seungmin, bukan? Jurusan kedokteran?"
Dengan takut, Seungmin berusaha mengangguk sekuat tenaga. "Iya, Pak."
"Saya lihat nilai-nilai kamu dalam semua mata kuliah, makin semester, makin rendah. Saya juga tanya, apa kamu masih aktif, ke beberapa anak organisasi yang pernah kamu ikuti sebelumnya. Tapi mereka bilang, kamu sudah lama nggak kelihatan setelah tahun baru. Ada apa?"
Seungmin belum kuasa menjawab. Tentu saja, siapa juga yang akan mengaku kalau diberitahu fakta tentang kelemahan mereka?
"Nomor rekening ayahmu, yang ini kan?" Sambil menampilkan deretan nomor dari layar ponsel.
"Iya, Pak. Kenapa?"
"Bulan lalu Ayahmu belum membayar DPP. Bulan ini juga."
Mendengarnya, hati Seungmin gundah gulana. Tidak ada lagi harapan yang terlintas di pikirannya. Hanya ada kegagalan.
"Apa kamu mau membayarnya sekarang? Kalau sekarang nggak bisa, saya akan memberi kamu sampai minggu depan. Lebih dari itu, kamu bisa dikeluarkan dari sini-"
"Akan saya bayar, Pak. Minggu depan. Tolong simpan nomor saya, dan tagih di hari itu. Saya akan kembali ke sini dan membayarnya secara langsung."
Sempat terpotong dengan jawaban Seungmin, tapi Tae-shin memutuskan untuk tersenyum.
"Yakin? Itu pilihanmu. Kamu nggak bisa menariknya kembali. Lebih dari itu, saya berhak mengeluarkan kamu. Mengerti?"
Lidah milik Seungmin bergetar, air liurnya juga semakin bertambah di dalam sana. Terus saja dirinya menenangkan pikiran.
"Baik, Pak Tae-shin. Terimakasih."
Sesampainya di apartemen, tanpa memikirkan apapun lagi Seungmin merebahkan tubuhnya yang gagah di atas permukaan ranjang.
Semua pikirannya terarah pada satu hal yaitu, 'bagaimana caranya tetap bisa membayar kuliah tanpa orang tuanya tau'.
"Nggak mungkin aku minta bantuan Rahye, kan?" ia bermonolog.
"Udah deh jangan. Tambah ruwet urusannya kalau sama Rahye. Jangan bawa dia ke masalahmu, Seungmin."
Dengan berniat merilekskan kondisinya, Seungmin beranjak pergi ke atap untuk menenangkan diri. Melihat langit sore hari adalah salah satu keindahan yang dinanti banyak orang, bukan?
Baru satu langkah keluar dari apartemen, Seungmin dapat menyaksikan kerusuhan dari tetangga sebelah.
Banyak polisi juga wartawan keluar dari lift, dan bahkan suata sirine ambulans di jalan raya juga cukup terdengar di telinga Seungmin.
"Joo-hye! Apa benar Anda adalah putri sematawayang Joo-rim, yang tinggal di sini?"
"Na Joo-hye! Bagaimana pendapatmu tentang perkelahian Ayahmu dengan pria tidak dikenal barusan?"
"Apakah Anda mengetahui masalah ini, Joo-hye?"
Banyak lagi pertanyaan yang tidak terdengar oleh Seungmin setelah itu. Gadis di sana merasa terkejut, namun berhasil ia tutupi dengan senyumannya yang lebar.
Sekilas Seungmin tidak menyangka, bahwa ia memiliki tetangga yang bisa dibilang cukup terkenal di media. Namun karena tak ingin membuat suasana menjadi lebih ricuh, ia putuskan untuk keluar.
Baru saja ia memasuki lift, dan tak sengaja menabrak wanita paruhbaya yang sedang terlihat terburu-buru.
"Astaga, saya minta maaf!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor || Seungmin
Fanfic[ON GOING] - (cw/ANGST) Dokter magang jadi manajerku? Seungmin × OC (( semi baku )) #1 in seungmo [14/11/2021] #1 in seungminstraykids [15/10/2023] #1 in skzff [12/10/2023] #2 in seungminstraykids [06/01/2023] #2 in skzff [06/03/2023] #3 in skzff [2...