Halooo!
Selamat datang kembali, Pembacaku❤
Selamat membaca dan Enjoy yaa!Suasana menjadi begitu mencekam setelah kedatangan Mahen. Kay yang tak tahu apa-apa tentang kurir itu menjadi kena semprot kemarahan Mahen. Menyebalkan, Kay tak suka dimarahi seperti ini. Linda saja yang ibunya jarang memarahi Kay, sedangkan Mahen yang hanya pacar saja berani-beraninya memarahi Kay seperti ini.
“Lo siapa? Cuma kurir! Gue bisa aja laporin lo ke atasan lo, karena kerja yang enggak becus!” hardik Mahen sembari menunjuk-nunjuk Rion.
Benar-benar mengganggu momen saja. Saat ini Rion benar-benar kesal akan kedatangan Mahen yang sok seperti pahlawan kesiangan. Kepala Rion seakan mendidih, menahan semua kekesalan yang ada pada Mahen.
Mau melaporkan pada atasan? Rion sendirilah atasannya, kenapa Rion harus takut dilaporkan? Rion tak ingin marah bukan karena takut dilaporkan, tetapi Rion hanya takut jika Kay akan mencap dirinya tidak baik.
“Mahen! Apaan sih! Kurir ini tadi nolongin aku yang mau jatuh,” kilah Kay membohongi Mahen.
“Kamu selingkuh, ‘kan? Ayla, jujur!” gertak Mahen membuat Kay ketakutan, juga membuat emosi Rion semakin menjadi-jadi.
“Terserah!”
Kay pergi, meninggalkan Mahen bersama kurir yang sedari tadi hanya terdiam. Kau masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu rumahnya agar tak ada satu pun orang yang masuk, kecuali Linda.
Lagi-lagi Kay dituduh selingkuh oleh Mahen. Konsentrasi Kay akan menonton series menjadi buyar, sudah tak ada lagi mood untuk menonton.
“Astagaa! Gue beneran enggak bayar ke kurir itu!” pekik Kay tiba-tiba teringat jika dirinya benar-benar belum membayar paket pesanannya.
Kay menyibakkan gorden dengan perlahan, mengintip keadaan luar dengan hati-hati. Takutnya ketahuan oleh Mahen jika Kay mengintip. Tapi ternyata tak ada siapa pun di luar rumahnya. Halaman rumahnya sudah kembali sepi seperti sebelumnya. Kay merasa lega dengan itu.
Ting! Tong!
Suara bel rumah Kay berbunyi ketika Kay sudah merasa lega dan aman. Ah! Mahen benar-benar menyebalkan belakangan ini! Kay ingin sekali memanggil bodyguard-nya, sayangnya Kay tak punya bodyguard. Jadi Kay tak tahu harus memanggil siapa untuk mengusir Mahen. Meminta koleksi action figure transformers miliknya untuk hidup lalu mengusir Mahen sangat tak mungkin, bukan?
“Assalamu’alaikum.” Suara seorang wanita terdengar dari luar rumah Kay. Jadi, bukan Mahen?
“Aylaaa... Ada di rumah ‘kan lo, Ay!” Teriakan seseorang menyadarkan lamunan Kay, itu Saskia. Sahabat Kay satu-satunya.
“Waalaikumsalam! Adaaa... Bentar, gue bukain pintunya sekarang.”
Senyum Kay mengembang ketika melihat Saskia berada di hadapannya. Kay menoleh ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada Mahen di sana. “Lo sendiri, ‘kan?”
“Iyaa, gue sendirilah. Sama siapa lagi, gue ‘kan jomblo, Ayyy!” Saskia tak mengerti maksud Kay. Tak apa, itu tak begitu penting untuk saat ini.
“Ya udah, yuk masuk!” ajak Kay menarik tangan Saskia.
Sudah menjadi suatu kebiasaan, ketika Saskia menginap di rumah Kay, Saskia akan menganggap rumah Kayu sebagai rumahnya sendiri. Maka dari itu, Saskia menyelonong masuk begitu saja ke rumah Kay, menaiki tangga dan masuk ke kamar Kay. Setibanya di kamar Kay, tanpa rasa canggung, Saskia langsung melemparkan tubuhnya di tempat tidur Kay mendahului pemiliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past Courier (SELESAI)
Teen FictionKaila Grizelle Ayudia tak pernah sedikit pun berpikir akan masa lalu yang sudah ia kubur dalam-dalam akan kembali menampakkan wajahnya dalam bentuk kurir sekaligus siswa pendiam yang sangat dibenci oleh kaum hawa. Kepergian Arion-masa lalu Kay- sepu...