Chapter 45 : Berjuang Mati-matian

71 17 55
                                    

Halooo bertemu lagi kitaa!!
Oke deh, gak perlu berlama-lama. Cus baca!
Selamat membaca dan enjoy!!

Sudah hampir tiga bulan lamanya, Kay dan Rion berjuang sama-sama. Kay yang berjuang mati-matian mempelajari semua materi sekolah yang ia tak mengerti sebelumnya, juga Rion yang berjuang mati-matian mengajari Kay dengan begitu sabar. Tak kenal waktu, Kay terus belajar bersama Rion setiap harinya.

Ujian kelulusan tinggal beberapa langkah lagi, ini kesempatan terakhir Kay untuk memperlihatkan nilai yang bagus pada Linda. Dan membuat Linda bangga padanya.

“Kalau kalimat ungkapan kamu ngerti?” tanya Rion sembari membuka-buka buku bahasa inggrisnya.

“Aku enggak ngerti semuanya, kecuali yang kamu ajarin,” jawab Kay dengan raut wajah polosnya.

“Bagian ngomong aja pake bahasa Inggris, tapi pelajaran bahasa Inggris banyak enggak ngertinya. Selama ini belajar apa sih?” sindir Rion menatap Kay dengan mata yang menyipit.

“Belajar menyalin catatan Saskia.” Kay merespons dengan seadanya.

Rion menggelengkan kepalanya. Mau marah pun tak bisa, rasa cintanya yang begitu besar membuat Rion harus menahan dirinya untuk marah pada Kay. Lagi pula, ini juga salah satu keinginan Rion, untuk meningkatkan prestasi Kay dan ingin mengubah Kay menjadi lebih baik.

"Materi yang lainnya udah paham, ‘kan?" tanya Rion memastikan.

“Materi yang sebelumnya kamu udah jelasin, aku udah paham. Kalau materi yang belum kamu jelasin, ya aku belum paham,” jawab Kay.

"Kalau gitu sekarang lanjut materi kalimat ungkapan atau Expression dalam bahasa Inggris. Sebenernya kalimat ungkapan yang dipelajari di sekolah expressing satisfaction and dissaticfaction. Tapi, kita belajar dari kalimat ungkapan yang umum dulu aja. Biar kamu paham." Kay mengangguk-anggukkan kepalanya sebagai responsnya terhadap penjelasan Rion.

"Coba kamu kasih contoh kalimat ungkapan dalam bahasa Inggris, kamu pasti pernah denger. Enggak beda jauh sama kalimat ungkapan dalam bahasa Indonesia,” pinta Rion dengan serius.

"I love you."

"Hah?"

"Iyaaa... Contoh kalimatnya I Love you. Itu juga ungkapan, ‘kan?"

"Kalau itu ungkapan cinta. Contoh lain,” ujar Rion terlihat salah tingkah.

"Baper nih? Salah tingkah nih?" goda Kay menatap Rion lekat-lekat sembari tersenyum jahil.

Rion tak bisa mengontrol rasa salah tingkahnya, yang ia lakukan hanya senyum-senyum sendiri sembari menuliskan berbagai macam kalimat ungkapan pada buku catatan Kay. Lalu, menyodorkan Kay beberapa lembar kertas berisi soal-soal untuk pembelajaran Kay.

"Sebagai hukuman karena kamu sudah menggoda guru les privat spesial kamu ini. Kamu harus kerjakan soal-soal yang saya berikan. Tanpa mengeluh!” titah Rion dengan berwibawa.

“Iya, Pak. Kalau saya salah harus dikoreksi ya pak. Tapi... Cewek ‘kan enggak pernah ya, Pak?” gurau Kay sembari sibuk melihat-lihat soal yang Rion berikan.

Gurauan Kay hanya Rion respons dengan senyuman. Kemudian terus memerhatikan Kay yang tampak begitu sibuk mengerjakan soal sembari sesekali meminum teh yang ia pesan sedari tadi, juga sesekali melihat tabletnya untuk mencari contoh yang lebih rinci di internet. Lagi dan lagi, Rion tak ingin menyia-nyiakan momen, ia segera mengeluarkan ponselnya untuk memotret Kay yang tengah sibuk belajar.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Past Courier (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang