Haloo Readers! Selamat datang kembali... Selamat membacaaa, enjoy!
Suasana sekolah jauh lebih sepi seperti biasanya. Kay menyusuri lorong sekolah tepat pukul enam, ini hampir malam. Kay tengah dilanda kebingungan akan tasnya yang hilang tiba-tiba, ia ingat betul jika dirinya menyimpan tas tepat di depan ruang UKS.
“Aduhh... Tas gue ke mana ya, kalau pulang enggak bawa tas pasti dipertanyakan sama Mama. Bisa-bisa dikira bolos sekolah.” Kay menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“Jangan-jangan dibawa cowok sialan itu ya biar gue enggak pulang, emang sialan!”
Jujur saja saat ini Kay tengah ketakutan. Bukan, bukan takut akan dimarahi Mamanya karena tasnya hilang. Tapi ia takut harus menyusuri sekolah yang luas ini sendirian dengan keadaan sekolah yang benar-benar sepi dan gelap.
Kay takut akan kemunculan makhluk halus yang tiba-tiba. Selama 17 tahun hidup di dunia ia tak pernah bertemu makhluk halus dan berharap jangan pernah.
“Ya Allahh tolong gue... Jangan pernah perlihatkan gue dengan makhluk halus ciptaanmu.” Tangan Kay saling bertaut, tangan gemetaran karena ketakutan.
“Jangan sampe gue diculik genderuwo hanya karena gue masih keluyuran magrib-magrib. Sumpah gue takut... Enggak apa-apa deh kalau tas gue yang genderuwo culik asal jangan gue aja. Gue masih mau hidup."
Ketakutannya membawa dirinya pergi menuju masjid. Berharap ada pertolongan yang Tuhan berikan di sana. Ternyata di dalam masjid tak sepi seperti keadaan sekolah. Kay memutuskan untuk menunaikan ibadah terlebih dahulu.
Setelah melaksanakan salat magrib, Kay merasa dirinya lebih tenang dan segar. Kay mengurungkan niatnya untuk pulang ketika bola matanya menangkap tas hitam miliknya berada di dalam Masjid.
“Lah, tas gue ada di masjid. Siapa yang mindahin? Mana ada genderuwo masuk masjid ‘kan ya?” Kay berbicara pelan pada dirinya sendiri.
Kakinya melangkah pelan untuk mengambil tasnya dan segera pulang. Namun, tiba-tiba tangan besar yang putih pucat menahan Kay untuk mengambil tas miliknya. Tentu saja membuat Kay terkejut dan dengan spontan Kay menatap pemilik tangan itu.
Bola mata Kay bertemu dengan bola mata yang menatapnya tenang. Ya, Rionlah pemilik bola mata dan tangan besar itu.
“Ter... Ternyata lo genderuwo yang culik tas gue,” ucap Kay grogi.
Tangan besar Rion membuat tangan Kay yang tadinya kedinginan menjadi hangat. Rasa hangat yang tak pernah Kay temui dari lelaki mana pun. Sontak Rion melepas pegangan tangannya pada tangan Kay.
“Sori.”
Kay segera menggendong tas miliknya.
Untungnya Rion tak menghiraukan perkataan absurd Kay tentang genderuwo. Perkataan Kay yang jelas saja tak pernah dihiraukan apalagi perkataan absurd seperti ini. Benar-benar lelaki menyebalkan.
“Ternyata bukan genderuwo yang culik tas gue, melainkan Vampir Kutub Selatan. Bisa secepat itu ya Vampir bawa tas gue. Perasaan Vampir ‘kan jalannya lompat? Apa Vampir zaman sekarang udah ter-update?” Kay berkata di dalam hatinya.
“Gue anter pulang,” ujar Rion tiba-tiba hingga membuat Kay terkejut.
“Enggak usah, gue bisa pulang sendiri.”
“Lo cewek, ini udah malam.” Selalu saja dengan ekspresi wajah yang datar.
“Jadi maksud lo mentang-mentang gue cewek, gue enggak berani pulang sendiri? Gue bisa pulang sendiri. Gue enggak secupu itu untuk pulang sendiri malam-malam.” Kay pergi begitu saja meninggalkan Rion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past Courier (SELESAI)
Novela JuvenilKaila Grizelle Ayudia tak pernah sedikit pun berpikir akan masa lalu yang sudah ia kubur dalam-dalam akan kembali menampakkan wajahnya dalam bentuk kurir sekaligus siswa pendiam yang sangat dibenci oleh kaum hawa. Kepergian Arion-masa lalu Kay- sepu...