Haloo. Apa kabar? Maaf selalu membuat kalian menunggu😭 Tapi, kalian enggak akan menunggu lagi karena cerita ini akan selesai...
Ya udahh... Selamat membaca yaa! Enjoy.Ketiga orang yang kini berada di hadapan Kay itu jelas terkejut, akan perkataan yang baru saja Kay lontarkan. Mereka tak mengerti kenapa belakangan ini Kay sering kali berasumsi yang tidak-tidak. Apa penyakit kankernya itu berpengaruh pada pikirannya?
Rion terdiam, meresapi setiap kata yang keluar dari mulut Kay. Setelah beberapa menit mencoba memahami perkataan Kay, sekarang Rion paham apa maksud Kay.
“Mau semenyakitkan apa pun kamu, hati aku tetap enggak bisa membenci kamu, aku enggak bisa jauh-jauh dari kamu. Berhenti berpikiran yang enggak-enggak tentang aku, di hati aku cuma ada kamu, enggak ada cewek lain. Kebahagiaan aku, cuma sama kamu.” Rion menatap mata Kay, berusaha meyakinkan hati Kay yang tengah goyah.
“Penyakit yang kamu derita sekarang, bukan alasan aku untuk menjauh dari kamu. Kalau aku mau cari cewek lain, ya pasti dari kemarin juga udah aku cari, 'kan? Kalau itu kemauanku, dari kemarin aku pasti sudah ada cewek lain, Kay ...,” tambah Rion terus meyakinkan Kay akan perasaannya.
Penjelasan Rion tak membuat Kay puas sedikit pun, yang ada Kay malah muak mendengarnya. Terlebih lagi, mengingat Rion yang tampak mesra bersama perempuan lain.
“Terus, cewek tadi? Cewek yang kamu pakein jaket di deket kasir. Itu siapa? Kamu enggak usah berlagak aku enggak tau kalau kamu punya pacar lagi." Kay menarik nafasnya pelan. Lalu kembali berkata dengan nada lebih tenang. "Emm ... Maksud aku ... Itu hak kamu. A-aku ... Enggak peduli, kamu pacar siapa sekarang. Tapi, jangan pernah sakiti perempuan itu, karena kita udah enggak ada hubungan, bukan?”
Kay menahan dirinya agar tak marah dan memaki-maki Rion. Cemburu pun bukan hak Kay saat ini. Lagi pula, Kay bukan lagi pacar Rion setelah dirinya memutuskan Rion begitu saja.
“Ya ampun cewek itu?” Gelak tawa Rion terdengar begitu renyah di telinga orang-orang di hadapannya itu. “Kamu cemburu ya? Kalau cemburu bilang aja enggak usah berkelit-kelit bikin aku pusing.” Suara tawa Rion terdengar mengencang hingga menyita perhatian para pengunjung Kafe.
Tak mengerti akan arah pembicaraan Kay dan Rion, Mahen dan Saskia hanya bisa saling menatap satu sama lain. Kedua pasang kekasih itu sama-sama tengah dilanda kebingungan.
“Kok kamu malah ketawa sih?! Aku serius. Kalau kamu lebih milih sama cewek itu dan tinggalin aku, ya silakan. Sekarang ... yang terpenting adalah kebahagiaan kamu. Kalau kamu bahagia sama dia, aku bisa apa? Lagi pula, aku cuma bisa ngerepotin kamu.” Kay tampak pasrah, tak ada yang bisa ia lakukan lagi selain mengikhlaskan.
“Ini ada apa sih? Kita berdua enggak ngerti nih,” celetuk Saskia yang langsung mendapati anggukan dari Mahen.
Namun, di antara Kay mau pun Rion, tak ada yang menghiraukan perkataan Saskia tersebut. Mereka berdua tetap fokus akan masalah yang tengah mereka bahas.
“Kamu salah paham,” ujar Rion disertai tawanya. “Cewek tadi itu ... Dia bukan siapa-siapa. Dia orang yang baru aja aku temuin tadi. Aku udah buat minuman dia tumpah sampe bikin bajunya basah. Jadi, aku merelakan jaket yang aku pakai tadi sebagai rasa tanggung jawab. Kalau cemburu itu enggak usah berkelit-kelit!”
Rion menggoda Kay dengan senyum merekah miliknya. Malu, itu yang Kay rasakan saat ini. Dan terus menunduk adalah cara Kay menahan rasa malunya. Andai saja ada penjual 'pintu ke mana saja' milik Doraemon, Kay akan membelinya berapa pun harganya.
“Jadi cuma salah paham?” tanya Mahen menatap Kay dan Rion bergantian dengan raut wajah kebingungan.
“YA TUHAN! DRAMA APA PULA YANG BARU SAJA KUSAKSIKAN INI!” teriak Mahen menggaruk-garuk kepalanya menghadapi kedua sejoli di hadapannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Past Courier (SELESAI)
Teen FictionKaila Grizelle Ayudia tak pernah sedikit pun berpikir akan masa lalu yang sudah ia kubur dalam-dalam akan kembali menampakkan wajahnya dalam bentuk kurir sekaligus siswa pendiam yang sangat dibenci oleh kaum hawa. Kepergian Arion-masa lalu Kay- sepu...