Haloo Readers!
Selamat datang kembaliiii...
Happy Reading and Enjoyy!!Setiap perkataan yang keluar dari mulut Kay tadi pagi terus terngiang di benak Rion. Perintah untuk tak menemui Kay dan mengobrol lagi dengan Kay cukup membuat Rion tertekan. Rion baru saja menemukan teman masa kecilnya, masa iya dirinya harus kehilangan lagi hanya karena sebuah kesalahpahaman.
Di dalam kamar minimalis bertemakan abu, Rion terus melamun, menatap langit-langit kamarnya dengan segala cabang pemikirannya.
Suara dering ponsel Rion berhasil memecahkan lamunan Rion. Nama Khansa muncul di layar ponselnya, mau apa Khansa menelepon Rion malam-malam? Rion memilih untuk mengangkatnya, takutnya Khansa memang tengah membutuhkannya, atau mungkin ada hal penting.
“Iya, Sa?” ucap Rion mendahului Khansa.
“Malam Minggu nanti lo sibuk enggak?”
“Enggak tau, kenapa?”
“Antar gue ke Gramedia yuk? Gue mau beli buku pelajaran kimia nih, sekalian cari novel baru buat gue baca.”
“Enggak bisa minta anter temen lo aja?”
“Lo ‘kan temen gue juga, jadi gue minta antar lo aja.”
“Liat nanti ya, Sa. Gue enggak bisa janji.”
“Oke! Gue hubungi lagi nanti ya, gue harap lo mau sih temenin gue karena cuma lo yang tau banget pelajaran Kimia.”
Panggilan telepon Rion matikan secara sepihak. Pikiran sedang bercabang seperti ini masih saja ada yang menambahkan cabangnya. Kalau saja tentang bisnis kafe atau lainnya, Rion tak keberatan jika terus menerus bercabang.
Rion saja belum menemukan cara bagaimana dirinya bisa mendekati Kay dan berkata jika dirinya adalah Ion, bocah lelaki yang berjanji akan menggantikan Ayahnya untuk menjaga Kay sampai tua nanti.
“Gue pasti punya cara. Harus! Cepat atau lambat gue akan kembali bersama Kaila.”
***Pagi yang cerah, secerah raut wajah Rion di hari Sabtu ini. Ya, hari libur. Sudah hampir beberapa hari Rion tak bertemu lagi dengan Kay. Bagaimana ingin mengobrol, bertemu saja tidak sama sekali. Alasan kenapa Rion bahagia di pagi ini, tentu saja karena ia akan mengantarkan paket Kay ke rumahnya, artinya Rion akan kembali bertemu dengan Kay.
Untung saja Kay berbelanja online, juga kebetulan Kay menggunakan ekspedisi Tiger Parcel untuk mengantarkan paket pesanannya.
“Yon, kamu yakin mau anter paket hari ini?” tanya Audrey memastikan keadaan putranya. “Kemarin kamu baru aja sembuh, Yon,” tambah Audrey tampak mengkhawatirkan Rion.
“Mending jangan dulu, Yon. Kurir di sini ‘kan banyak, lo enggak usah buat semua orang khawatir. Kejadian lo yang banyak luka setelah pulang pesta ulang tahun sekolah aja masih gempar, Yon. Mending enggak usah dulu deh.” Audina ikut menimbrung.
“Gue baik-baik aja, Kak. Gue bisa kok,” sangkal Rion pada perkataan Audina.
“Awas ya lo bikin gempar lagi. Gini-gini juga gue khawatir sama adek gue. Kemarin aja gue takut banget lo mati, Yon. Malam-malam datang, muka udah lebam-lebam, tangan banyak luka, udah gitu lemes-lemes gitu. Gimana gue enggak khawatir coba.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Past Courier (SELESAI)
Roman pour AdolescentsKaila Grizelle Ayudia tak pernah sedikit pun berpikir akan masa lalu yang sudah ia kubur dalam-dalam akan kembali menampakkan wajahnya dalam bentuk kurir sekaligus siswa pendiam yang sangat dibenci oleh kaum hawa. Kepergian Arion-masa lalu Kay- sepu...