Prolog

855 44 24
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!
Haii Readers setia aku!!
Selamat datang di cerita aku yang ke-7!!!

Cerita yang kali ini, akan siap mengguncang hati kalian. Buat yang nggak kuat atau bagi kalian yang baperan, jangan baca, deh. Takutnya nggak kuat.

Sedikit info sebelum kalian baca, cerita ini merupakan sequel (lanjutan) dari cerita sebelumnya yang berjudul My Lovely Ketos. So, buat kalian yang semisal bingung ketika baca cerita ini karena ada beberapa tokoh yang udah nggak dikenalkan lagi cast-nya, bisa baca dulu yang My Lovely Ketos, ya!

But, kalau mau langsung baca cerita ini juga boleh, kok.

Oh ya, cerita ini aku ikut sertakan ke dalam tantangan menulis selama 90 hari yang diadakan oleh Seluna, loh!

Semoga cerita ini bisa menghibur kalian semua. So, pantau terus update-an dari cerita ini, ya!

Jangan lupa untuk selalu support cerita aku dengan cara vote, comment, and share yaa!..

Hai-haii... Ini novel ketujuh Author yang masih on going. Kalau suka, vote and komen yaa...

╔═══❖ೋ° °ೋ❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖ೋ° °ೋ❖═══╝

≪━─━─━─━─=== ✠ ===─━─━─━─━≫

Di suatu kafe yang bernama Ebbys Cafe yang terletak di jalan Jalibar Kota Kepanjen, terlihat tiga orang perempuan dan tiga orang lelaki yang tengah bersantai sambil menikmati hidangan mereka.

Mereka tampak membahas masalah yang serius.

“Eh, gue mau tanya, dong. Lo kok bisa kenal sama Ervina, sih? Terus kenapa bisa berambisi banget buat bisa dapatin dia?” tanya seorang perempuan bernama Viona.

“Oh, soal itu? Gue kenal dia pas gak sengaja malam-malam dia lewat di depan basecamp gue,” sahut seorang laki-laki yang bernama Reno.

Flashback On

"Cepet, ikut gua!" perintah Reno.

"Nggak mau. Lepasin gua ... hiks," tolak seorang perempuan yang bernama Ervina sambil mulai meneteskan air mata.

"Ya elah, nangis segala. Cepet ikut!" paksa Reno.

"Tolong!!" Ervina terus saja berteriak berharap ada yang menolongnya.

"Sini!" Reno mendorong tubuh Ervina pada sebuah pohon besar.

"Aduh!" pekik Ervina.

“Karena lu udah buat gua emosi, jadi, lu harus nurut apa pun yang gua lakuin.”

"Nggak! Gua nggak mau!!" tolak Ervina mentah-mentah.

"Jangan membantah!" Reno langsung memegang kedua tangan Ervina, agar Ervina tak bisa memberontak.

Ia mendekatkan wajahnya pada wajah Ervina.

Ya! Mungkin, kalian tahu, apa yang hendak Reno lakukan pada Ervina.

Semakin dekat wajah Reno, Ervina pun menutup matanya. Ia hanya bisa pasrah.

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang