╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝
•
•
•
≪━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫Setelah Devan pulang, Ervina tak langsung menghampiri Alvino. Ia menuju dapur untuk mengambilkan kopi dan juga biskuit. Setelah selesai, ia menghidangkan makanan dan minuman tersebut pada meja di depan Alvino.
Alvino hanya diam dan tak melirik sedikit pun. Tanpa berbicara, Ervina pun langsung pergi menuju tangga dan bergegas ke kamarnya.
Lah, mau ke mana tuh anak? Bukannya minta maaf, malah pergi. Ya udahlah, batin Alvino tetap terlihat jual mahal.
Alvino menyeruput kopi yang dibuatkan Ervina, lalu kembali fokus menonton film. Tiba-tiba, terdengar bunyi seseorang menuruni anak tangga. Alvino mengerti bahwa itu Ervina. sehingga, ia sengaja tak melihatnya.
Tiba-tiba, ia merasakan sofa yang ia duduki bergerak, seolah ada yang duduk di sampingnya. Benar saja, Ervina telah duduk di sampingnya.
"Kak Al," panggil Ervina lirih.
Alvino tetap diam.
"Kak Al, jangan ngambek, dong," pinta Ervina dengan nada manja.
"Kak Al," panggil Ervina sambil memegang tangan Alvino sambil bersandar di bahunya.
Alvino hanya diam saja.
Tanpa aba-aba, Ervina langsung memeluk Alvino.
Alvino yang terkejut pun langsung kaku.
"Maafin aku. Tadi itu nggak yang kayak Kak Al lihat. Dia ke sini mau benerin proposal, karena yang kemarin aku diskusi lewat WhatsApp itu nggak di-acc sama Pak Arif. Jadi harus diskusi secara langsung lagi. Terus tadi itu dia di sini sambil nemenin aku sampai Kak Al dateng, takutnya ada apa-apa. Nggak ada niatan lebih, kok," jelas Ervina sambil menatap wajah Alvino dengan sedih.
Alvino tetap diam.
"Kak Al masih nggak percaya? Aku mana mungkin selingkuh. Aku kan cuma sayang sama Kak Al." Ervina terlihat sedih.
Merasa bahwa Ervina berkata jujur, Alvino pun menjadi khawatir melihat Ervina sedih. Ia pun langsung menghadap tubuh Ervina. Bukannya minta maaf, Alvino justru malah terkejut balik.
"Ya ampun, astaga! Kenapa pakai pakaian gini?!" tanya Alvino sambil menganga tatkala melihat penampilan Ervina.
"Ya nggak papa, gerah banget soalnya. Emang nggak boleh, ya? Kan cuma di depan Kak Al aja. Tadi di depan Dev aku juga nggak pakai pakaian gini, kok," jelas Ervina terlihat polos.
"I-iya, bo-boleh kok." Alvino menjadi salah tingkah sendiri. Bagaimana tidak? Ervina hanya mengenakan hotpants dan juga kaos yang sangat ketat sekali. Sehingga pahanya yang putih mulus serta buah dadanya yang besar menjadi terlihat jelas menonjol.
"Udah, ya, jangan sedih. Aku percaya, kok. Mungkin aku tadi terlalu cemburu aja, dan nggak dengerin penjelasan kamu dulu, langsung ngambek gitu aja. Udah ya, jangan sedih," ucap Alvino sambil membelai rambut Ervina dengan lembut.
Ervina pun mengangguk.
Alvino mencium kening Ervina sembari berkata, "Udah, ya, jangan nangis. Aku sayang kamu."
Ervina mengangguk, "Aku juga."
Di sela-sela keheningan, Ervina mengajak Alvino untuk makan biskuit yang ia suguhkan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine
Teen FictionSequel My Lovely Ketos Dijodohkan saat masa-masa SMA? Mungkin ini terkesan gila, tetapi inilah adanya. Siapa sangka jika kehidupan Ervina yang awalnya menjalin kasih dengan Alvino-seorang ketua OSIS di sekolahnya yang terkenal cuek, dingin, cool, me...