10 - Penyelesaian

115 11 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫

Hampir saja Reno berhasil meraih bibir Ervina menggunakan bibirnya, tiba-tiba sebuah tendangan yang sangat keras melayang tepat di pinggangnya sebelah kiri. Ia pun terdorong sangat kuat hingga membuat tubuhnya terpental dan menabrak dinding gudang dengan keras.

"Akkhh!" pekiknya menahan sakit. Saking kerasnya tendangan Alvino, sampai membuatnya tak sadarkan diri sesaat.

Mendengar semua itu, Ervina langsung membuka kedua matanya. Ia pun langsung terkejut tak percaya tatkala melihat sang pahlawannya kini tengah berdiri di depannya.

"Kak Al!" pekik Ervina sambil menangis dan menahan sakit di sekujur tubuhnya.

"Sayang!" panggil Alvino

Alvino langsung melepaskan tali yang mengikat tubuh Ervina dengan kuat. Setelah berhasil, ia langsung memeluk Ervina dengan kondisi tubuh Ervina yang lemas.

Ervina pun turut memeluk Alvino dan langsung menangis.

"Kamu nggak papa?" tanya Alvino dengan khawatir.

"Sakit," pekiknya dengan nada yang masih lemah.

"Maaf, aku terlambat," sesal Alvino sambil masih memeluk tubuh Ervina dengan kuat.

Namun, Ervina hanya diam. Seakan mulutnya masih belum sanggup jika harus banyak bicara.

"Permainan belum selesai. Kamu pergi ke sudut gudang buat sembunyi, aku mau lanjutin permainan aku dengan Reno," pinta Alvino sambil melepas pelukannya dan menatap wajah Ervina sambil membelai rambutnya dengan lembut.

Ervina hanya mengangguk sembari berkata, "hati-hati, Kak."

Alvino mengangguk dan tersenyum.

Ervina langsung berlari dengan tertatih-tatih untuk bersembunyi di sudut gudang, sedangkan Alvino langsung menghampiri Reno yang ternyata sudah sadar dan baru saja kembali berdiri.

"Brengsek lu anj*ng!" teriak Alvino dengan emosi sambil kembali memukul perut Reno dengan tangannya.

Reno kembali terpental, lalu kembali bangkit.

"Bangsat! Kenapa lu selalu ngeganggu dan ngehancurin rencana gua?" tanya Reno sambil sedikit sempoyongan menghampiri Alvino.

"Lu udah apain cewek gua anj*ng?!" tanya Alvino sambil memegang kerah baju Reno dengan kuat.

"Ohh itu? Ya sedikit bermain-mainlah, sambil bersenang-senang. Buat ngelanjutin game yang setahun lalu gagal gara-gara lu juga yang kacauin!" terang Reno dengan senyumnya yang selalu membuat Alvino jengkel.

"Bangsat!" Alvino kembali memukul pipi wajah Reno, hingga membuat mulutnya berdarah.

"Oh, ngajak bermain lu, ya? Udah lama juga kita gak bermain. Untungnya tadi gua udah sedikit pemanasan sama cewek lu. So, udah lumayan bugar nih. By the way, body cewek lu oke juga. Oke banget malahan, sampai puas gua. Gua yakin, lu pasti belum pernah apa-apain dia, soalnya tadi keliatan banget kalau masih segel," goda Reno bermaksud membuat Alvino semakin marah.

Namun ternyata, Reno salah besar. Ia tak tahu siapa Alvino yang sebenarnya jika ia benar-benar sudah marah besar. Di luar ekspetasi, Alvino yang emosinya sudah sangat membara langsung menghajar Reno habis-habisan.

Bahkan, Reno sendiri sampai kewalahan menghadapi Alvino. Ia seolah sudah tak sanggup menghadapi setiap serangan Alvino yang sedari tadi beruntun. Ia tak tahu jika Alvino bisa menjadi seperti iblis jika sudah marah besar seperti ini.

Tanpa ampun, Alvino terus menghajar Reno, hingga membuat Reno tak berdaya di atas lantai.

Di samping itu, anggota inti telah selesai menuntaskan Trio dan teman-temannya. Mereka langsung menghampiri Alvino.

Tepat seperti setahun yang lalu, Alvino menginjak perut Reno menggunakan kaki kanannya.

"Udah berapa kali gua bilang? Jangan pernah mengganggu ataupun mengusik ketenangan gua, maupun orang terdekat gua! Ini balasannya kalau lu masih ngerasa sok jago dari gua. Gak ada kapoknya, lu! Masih untung gua sisain lu sedikit nyawa, biar masih bisa hidup dan ngehabisin waktu di penjara. Harusnya, lu berterima kasih sama gua. Capek gua lama-lama sama lu. And now, wait rumah baru lu yang sebesar kamar dengan pintu jeruji besi. Dia udah menanti lu, bangs*t!"

"Akhh!" pekik Reno. Ia tak mampu bergerak sedikit pun untuk memberontak. Jangankan bergerak, membuka mulut saja sudah tak mampu. Sehingga, ia hanya bisa pasrah dengan keadaannya sekarang, sebagai akibat dari perbuatannya sendiri.

Alvino menekan perut Reno menggunakan kaki kanannya, lalu melepaskannya dan pergi meninggalkan lelaki bajingan itu untuk kembali menghampiri Ervina yang masih shock di sudut gudang.

"Udah, jangan takut, ya. Aku di sini," tenang Alvino pada Ervina sambil kembali memeluknya dengan erat. Ervina hanya mengangguk.

"Eh, brengsek! Gak ada kapoknya ya, lu, sama bos kami?" tanya Vero.

"Iya, masih untung-untungan lu masih hidup," sahut Reyhan.

Vero, Reyhan, Roy, dan Evan kembali memberikan ocehan tak bermutu pada Reno guna meledek Reno.

Sedangkan Irsad mengangkat telepon karena ponselnya baru saja berdering.

"Halo, sayang! Aku udah di depan gedung. Kamu di mana?" tanya sebuah suara dari seberang sana, yaitu Sandra.

"Oke, kamu tunggu situ. Aku samperin ke sana," ucap Irsad, lalu mematikan ponsel dan segera bergegas keluar gedung.

╔═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• • B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝

Sampai di sini dulu yaa...
Gimana ceritanya? Bagus nggak? Kalau bagus, jangan lupa untuk vote, comment, and share yaa.... Karena itu gratis.

See you next part😍...

Salam,
Eryun Nita

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang