╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝
•
•
•
≪━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫"Sayang, kamu kenapa ngeladenin cewek kayak begituan, sih? Percuma, nggak akan ada habisnya," ucap Irsad.
Ya, selain Ervina dan Alvino, kini teman-teman mereka semua sama-sama sudah menjalin kasih juga, tak terkecuali Sandra dan Irsad Ferdiansyah.
"Kok kamu jadi belain dia, sih!" kesal Sandra.
"Wahh kayaknya ... selain Alvino, ada juga yang bakal perang, nih," sahut Evan, salah satu sahabat Alvino yang selalu jahil.
Sandra dan Irsad langsung menatap Evan tajam.
"Ehh enggak-enggak, gua bercanda," ucapnya ketakutan.
"Er, berhenti! Tunggu aku!" teriak Alvino.
Alvino berusaha mengejar Ervina yang terus saja berlari dan seolah tak mendengar suara Alvino-bahkan tak sudi menatap wajahnya.
Sampai pada akhirnya langkah Ervina terhenti di taman sekolah. Ia duduk di kursi taman dengan lemah.
Merasa bahwa Ervina ke sana, Alvino pun segera menyusulnya tanpa kenal lelah.
Saat kedua bola matanya melihat sosok yang ia cari, Alvino segera menghampiri Ervina dan duduk di sebelahnya.
"Hei, kenapa nangis? Kamu kenapa?"
Ervina hanya diam.
"Gara-gara tadi, ya?" tanya Alvino lagi.
Ervina tetap diam.
Perlahan Alvino meraih tangan Ervina, namun dengan cepat segera ditepis oleh pemiliknya.
"Kamu kenapa, sih?" tanya Alvino bingung.
"Kamu yang kenapa?" sarkas Ervina.
"Maksudnya?" Alvino dibuat semakin bingung.
"Kenapa malah nanggapin cewek centil itu?!" cetus Ervina.
"Ohh itu. Sayang, aku bisa jelasin," ucap Alvino sambil meraih tangan Ervina.
"Nggak ada yang perlu dijelasin! Semua udah jelas!" Ervina menghempaskan tangan Alvino.
Tanpa menunggu, Alvino langsung mengarahkan kepala Ervina untuk menatapnya.
"Listen me, please!"
Dengan mata yang masih memanas, Ervina terpaksa menatap Alvino.
"Apa?" lirihnya terdengar tak berdaya.
"Kamu tadi salah paham. Jangan hanya menyimpulkan atas apa yang kamu lihat saat itu juga. Karena bisa jadi, apa yang kamu simpulkan bukanlah yang sebenarnya terjadi. Ada hal yang kamu nggak tahu di balik itu semua," jelas Alvino.
"Maksudnya?" tanya Ervina bingung.
"Tadi itu, dia tiba-tiba datang gangguin aku. Ngajak aku jalan, bilang rindu, sambil tangannya gitulah pokoknya. Aku bermaksud buat ngelepasin tangan dia. Tapi pas kamu lihat, itu pas tanganku masih mau nyingkirin. Dan yang kamu lihat adalah aku pegangan tangan sama dia. Padahal, sebenarnya nggak gitu," lanjut Alvino.
Ohh, ternyata gue udah salah paham sama Kak Al, batin Ervina.
"Kamu ngerti maksud aku?" tanya Alvino memastikan.
Ervina mengangguk pelan.
"Jangan pernah tertipu dan terpancing dengan hal yang sepele seperti itu. Saling percaya, yah," ucapnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine
Teen FictionSequel My Lovely Ketos Dijodohkan saat masa-masa SMA? Mungkin ini terkesan gila, tetapi inilah adanya. Siapa sangka jika kehidupan Ervina yang awalnya menjalin kasih dengan Alvino-seorang ketua OSIS di sekolahnya yang terkenal cuek, dingin, cool, me...