╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝
•
•
•
≪━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫Sesaat kemudian, mereka saling melepaskan pelukan. Tiba-tiba, ponsel Alvino berdering.
"Bentar ya, Sayang, aku angkat telepon dulu. Nggak tahu siapa yang telepon malam-malam gini," ucap Alvino sambil berusaha mengambil ponselnya di saku celana.
"Iya, nggak apa-apa angkat aja, Kak."
Alvino pun mengangkat telepon dan ia terkejut karena yang tertera di layar ponselnya adalah Irsad.
"Halo, Al!"
"Halo, Sad! Ngapain lu telepon malam-malam gini? Uangnya kurang yang gua transfer tadi?" tanya Alvino sedikit bercanda.
"Gak gitu. Gua belum jadi party sama anak-anak. Lu di mana sekarang?" tanya Irsad terdengar panik.
"Gua di Alun-Alun Malang. Kenapa lu gak jadi party? Uangnya kurang?" canda Alvino lagi.
"Apa sih, lu! Mikir uang mulu. Habis ini lu mau ke mana?" tanya Irsad lagi.
"Ya gua mau pulang, lah. Ya kali gua bawa anak orang gak gua anterin pulang. Yang ada gua dimarahin mamanya." Lagi-lagi Alvino kembali bercanda.
"Itu dia masalahnya. Ini gua sama anak-anak baru mau jalan ke basecamp lewat jalan utama. Eh tau-taunya di pusat Balai Kota Malang itu sisa anggota Black Wolf ada di sana terus. Karena gak mau nyari ribut, gua nyari jalan lain sama anak-anak. Ternyata semua jalan utama yang menuju ke rumah lu sama ke rumah Ervina itu di blokade sama mereka. Jadi lu sama Ervina gak bisa pulang," jelas Irsad dengan nada panik.
"Lah, kok gitu? Terus lu pada gimana pulangnya? Kan jalannya juga ada yang searah sama gua, tuh," tanya Alvino kebingungan.
"Ya kalau kita-kita masih bisa lewat jalan pintas. Masalahnya, mereka itu juga nungguin di dekat rumah lu sama rumah Ervina. Barusan mereka tuh saling telepon satu sama lain buat ngasih kabar. Gua denger sendiri kalau mereka tuh ada yang stand by di dekat rumah lu sama rumah Ervina. Mendingan kita gak usah nyari ribut dulu aja. Kita udah capek-capek tadi, sekarang kita biarin aja, kita istirahat," saran Irsad.
"Gila banget, sih! Itu pentolannya udah gua jeplosin ke penjara, anak buahnya masih gak terima aja," sahut Alvino yang mulai emosi.
"Ya gitu. Soalnya tadi gua denger, katanya anak buahnya ada yang berhasil kabur dari gedung. Makanya langsung ngabarin temen-temen sisa anggota yang lain," ucap Irsad lagi.
"Awas aja mereka berani macam-macam! Ya udahlah, malam ini kita break dulu. Lu sama anak-anak pulangnya hati-hati. Tuh cewek-cewek temennya Ervina anterin dulu, jangan sampai ada apa-apa. Ntar kalau semua udah pada nyampe rumah, kabarin gua. Besok-besok aja kalau keadaannya udah tenang, kita have fun bareng-bareng," perintah Alvino.
"Oke, deh. Lah terus, lu mau ke mana, anjir? Udah malam, nih. Lu bawa anak orang, loh," tanya Irsad penasaran.
"Gak ada jalan lain. Pilihan terakhir, gua bakal bawa Ervina ke apartemen gua," jawab Alvino dengan mantap.
"Gila! Lu mau ajak dia tidur bareng?" tanya Irsad dengan nada terkejut.
"Udahlah, Diam lu! Udah malam, nih. Gua OTW dulu. Yang penting gua bisa ngabarin lu kalau gua mau ke mana. Kasih tau anak-anak, ya. Jangan sampai ini bocor ke musuh. Soalnya apartemen gua tuh gak ada yang tahu alamatnya. Thanks juga lu udah ngasih kabar ke gua. Ya udah, gua mau cabut dulu. Lu hati-hati, ya. Bilangin juga anak-anak suruh hati-hati," pamit Alvino pada Irsad.
"Oke deh, bye," jawab Irsad.
Alvino pun menutup teleponnya sambil mengembuskan napas gusar.
"Kenapa, Kak? Kok ekspresinya gitu amat?" tanya Ervina terlihat penasaran.
"Tadi Irsad telepon, di tengah jalan dia nemu anggota Black Wolf yang tersisa memblokade jalan yang menuju ke rumah kita berdua. Soalnya tadi ada beberapa anak buah Reno yang di gedung tua tadi yang berhasil kabur dan bersatu bareng teman-temannya buat balas dendam. Dan lebih parahnya lagi, di dekat rumah kita dijaga ketat oleh mereka. Jadi kita nggak bisa pulang. Untung aja, ya, mama sama papa kamu nggak di rumah. Jadi, mereka juga aman dari Black Wolf," jelas Alvino pada Ervina sambil terlihat menunduk.
"Kok gitu, sih, mereka? Terus kita mau ke mana?" tanya Ervina lagi.
"Udah, kamu tenang aja, ya. Nggak ada jalan terakhir. Sayang, kita ke apartemen aku, ya, di Malang Kota. Di sana aman, nggak ada yang tahu kalau aku punya apartemen di sana. Kalau aku lagi gabut di rumah, boring, aku pergi ke apartemen aku sendiri. Cuma agak berantakan dikit, sih. Kamu nggak keberatan, kan?" tanya Alvino dengan lembut.
Ervina hanya diam. Sepertinya Alvino tahu apa yang dipikirkan oleh Ervina.
"Kamu tenang aja, Sayang. Aku nggak akan ngapa-ngapain kamu. Kita cuma bermalam di sana, cuma buat menghindar dari Black Wolf. Emang kamu mau, kita bentrok lagi sama mereka? Kamu udah lemes kayak gini, dan aku juga udah capek ngadepin banyak banget anak buah Reno," tanya Alvino lagi.
"Ya udah, Kak, aku nurut. Aku ngikut Kak Al," ucap Ervina dengan terpaksa karena tak ada pilihan lain.
"Ya udah. Kita OTW ke sana, ya, Sayang," ucap Alvino.
Setelah itu, mereka pun bersiap-siap untuk pergi menuju apartemen Alvino yang terletak di Jalan Belimbing Kota Malang.
***
Sekitar 10 menit mereka telah sampai di apartemen Alvino. Dengan cepat Alvino langsung mengajak Ervina untuk menuju ke kamarnya yang terletak di lantai 3. Sesampainya di sana, ia segera masuk ke dalam apartemen dan menyuruh Ervina untuk beristirahat sejenak.
"Kamu mandi dulu, ya, terus ganti baju. Habis itu kita makan. Kamu bawa ganti, nggak?" tanya Alvino saat di tengah pintu kamarnya.
"Aku cuma bawa hot pens sama tanktop aja, Kak. Karena tadi kan rencananya mau renang sama Sandra," jawab Ervina sambil mengambil pakaian yang dimaksud di dalam tas.
Alvino tampak berpikir sejenak.
"Kamu mau pakai kaos aku?"
"Nggak usah, Kak. Lagi pun di sini juga hawanya gerah banget," tolak Ervina pelan.
"Ya udah kalau gitu mau kamu," ucap Alvino sambil mengangguk.
Setelah itu, Ervina masuk kamar mandi sambil membawa pakaian ganti yang ia bawa untuk berenang tadi siang. Ia melepas semua seragamnya dan juga pakaian dalam untuk dicuci di mesin cuci, lalu ia bergegas mandi.
╔═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• • B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝See you next part😍...
Jangan lupa buat always support dengan cara vote, comment, and share yaa...Salam,
Eryun Nita
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine
Teen FictionSequel My Lovely Ketos Dijodohkan saat masa-masa SMA? Mungkin ini terkesan gila, tetapi inilah adanya. Siapa sangka jika kehidupan Ervina yang awalnya menjalin kasih dengan Alvino-seorang ketua OSIS di sekolahnya yang terkenal cuek, dingin, cool, me...