16 - Kemarahan Alvino

131 11 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝



━─━─━─━─=== • ✠ • ===─━─━─━─━≫

Tak terasa dua hari telah berlalu di mana Ervina tinggal di apartemen Alvino. Selama itu pula Ervina diizinkan tidak masuk sekolah karena sakit berkat bantuan Sandra dan teman-temannya.

Sementara kedua orang tua Ervina pun diberitahu tentang kejadian yang sebenarnya terjadi oleh Sandra. Beruntunglah kedua orang tua Ervina tidak marah, dan justru berterima kasih karena sudah menyelamatkan anaknya.

Mereka juga tak keberatan jika Ervina tinggal dengan Alvino, karena mereka juga tak tahu harus berbuat seperti apa untuk melindungi Ervina mengingat posisi mereka saat ini tengah berada di luar kota.

Selama dua hari itu pula Alvino mengajak Ervina untuk pergi ke mal guna me-refreshing pikiran Ervina sekaligus membelikannya beberapa potong pakaian untuk ia jadikan sebagai pakaian ganti selama tinggal di apartemen Alvino.

***

Saat situasi sudah mulai tenang dan Ervina sudah kembali pulih, ia pun diizinkan masuk sekolah kembali oleh Alvino.

Mereka berangkat ke sekolah bersama-sama sambil dibonceng Alvino. Namun paginya, Alvino mengantar Ervina terlebih dahulu ke rumahnya untuk menaruh pakaian Ervina selama di apartemen Alvino, sekaligus mengambil beberapa buku untuk sekolah.

Sesampainya di sekolah, Ervina langsung disambut dengan antusias oleh Chatty geng.

"Hai, Ervina sayang! Udah sehat aja, lo. Yuk yuk, kita langsung ke kelas aja. Terus ntar siang kita ke kantin, ya," sambut Sandra.

"Iya, alhamdulillah. Ini berkat kalian juga, kan, gue bisa sehat gini? Ya udah, yuk, ke kelas," ucap Ervina dengan ceria.

"Kak Al, aku ke kelas dulu, ya. Itu teman-teman Kak Al juga udah pada datang. Nggak apa-apa, kan?" pamit Ervina sambil menatap Alvino.

"Oh, iya nggak papa, Sayang. aku juga mau nongkrong dulu sama anak-anak, mau bahas kelanjutan masalah ini gimana," tukas Alvino sambil tersenyum.

"Oke, Kak. Dadaa... sampai nanti," pamit Ervina sambil melambaikan tangan.

"Bye, Sayang. Hati-hati," balas Alvino dengan anggukan kepala.

Setelah itu, Ervina bersama teman-temannya pergi menuju ke kelas mereka. Sementara Alvino berjalan untuk menghampiri teman-temannya yang masih di parkiran. Saat ia baru melangkah beberapa langkah, tiba-tiba Viona datang mendekatinya.

"Pagi, Kak Al. Ih pagi-pagi udah ganteng aja, sih," goda Viona.

Ia pura-pura seolah tak bersalah atas kasus penculikan Ervina beberapa hari yang lalu. Dia hanya akting di depan Alvino supaya tidak dicurigai. Namun, ia salah. Alvino telah mengetahui semuanya, dan ia pun sangat marah kepada Viona.

"Pergi lu dari hadapan gua, Jalang!" Sontak bentakan itu membuat teman-teman Alvino yang ada di tempat parkir menjadi mendengar suaranya dan memperhatikan ke arah Alvino. Bahkan teman-teman Viona pun juga turut melihatnya.

Ervina yang baru mau masuk ke kelasnya pun ia urungkan niatnya karena mendengar suara Alvino yang membentak begitu keras. Sehingga, ia pun membalikan badan dan kembali mendekat ke arah Alvino.

Jujur, hatinya hancur ketika melihat Alvino saat ini tengah berdua dengan Viona. Ervina hendak menghampirinya, namun Sandra menahannya.

"Udah, lo diem dulu di sini. Kita gak tahu ada apa di sana. Lo percaya aja kalau Kak Al gak bakalan aneh-aneh sama dia," tenang Sandra.

Dengan berat hati, Ervina pun menuruti perkataan Sandra.

"Kak Al ngomong apa, sih, kok tiba-tiba gini? Aku nggak tahu apa-apa, loh," tanya Viona lagi.

"Gak usah pura-pura gak tahu! Gara-gara lu, gua hampir kehilangan cewek gua!" bentak Alvino.

"Kak Al ngomong apa, ya? Aku nggak ngerti," elak Viona.

"Oh, lu masih mau ngelak lagi?" tanya Alvino terlihat geram.

Alvino lalu mengambil ponselnya, dan memperlihatkan sebuah video pada Viona yang berisi rekaman bahwa ia dan Reno merencanakan penculikan Ervina di kafe beberapa hari yang lalu.

Viona yang melihat itu pun sangat terkejut. Ia tak menyangka bahwa rencananya ini bisa diketahui orang lain, bahkan sampai direkam.

"Kak Al dapat video itu dari mana? Itu kayaknya editan, deh," tanya Viona dengan sedikit ketakutan.

"Lu gak perlu tahu gua dapat ini dari mana. Yang jelas, ini asli, dan bukan editan. Gua bukan orang bodoh, ya. Reno udah gua jeplosin ke penjara. Dan selanjutnya, gua juga bisa jeblosin lu karena lu juga terlibat ikut rencanain penculikan ini dengan bukti video ini. Kalau lu berencana mau hapus video di HP gua, percuma. Anak-anak udah pada banyak yang punya video ini. Siap-siap aja lah, dicap jalang di sekolah ini. Kalau lu berani macam-macam lagi sama Ervina, hidup lu bakal terancam masuk penjara. Satu lagi. Lu gak usah ngejar-ngejar gua dan sok manis di depan gua cuma buat manas-manasin Ervina supaya cemburu. Lu mau kan, hubungan gua hancur? Makanya lu ngerencanain sama Reno juga. Sorry, ya. Sampai kapan pun, lu gak bakal bisa pisahin gua sama Ervina. Lu tuh murahan banget tau gak? Kayak gak ada cowok lain di sekolah ini. Harga diri lu mana sebagai cewek? Takdir lu tuh dikejar, bukan mengejar. Sadar diri, dong! Cantik juga kagak, jalang iya. Mulai sekarang, gua gak mau lagi lihat lu berkeliaran di depan muka gua. Dan lu juga jangan berani-berani gangguin Ervina lagi kalau lu gak mau masuk ke penjara. Ingat itu!" ancam Alvino dengan tegas.

Setelah mengoceh panjang lebar, Alvino langsung pergi menghampiri gengnya tanpa memedulikan perasaan Viona. Baginya, itu belum ada apa-apanya dibandingkan perlakuan Viona yang sampai menculik Ervina.

Allvino sangat sakit hati pada Viona karena dia menjadi dalang penculikan Ervina bersama Reno.

Viona yang sakit hati pun hanya bisa terduduk lemas di koridor depan tempat parkir. Nayla dan juga Nika yang mengetahui sahabatnya itu tengah sakit hati langsung menghampirinya.

"Udah, Vi. mending lo mundur aja daripada lo sakit hati. Lagian juga Kak Al udah punya Ervina. Masa lu mau sampai kapanpun jadi orang ketiga terus? Kalau saran gue, mending lo deketin cowok lain, deh," saran Angel.

"Iya, sih. Tapi tapi? Lo ada saran, gak?" tanya Viona yang masih sedih.

"Siapa? Devan? Bisa, sih. Dia anak OSIS, dan pintar juga. Emang lo gak mau sama anak baru itu?" tanya Nika.

"Devan? Dia first love gue waktu SMP. Dan gue gak nyangka sekarang bakal ketemu lagi sama dia. Ya udah, saran yang bagus juga itu. Mulai sekarang, gue bakal uncrush dari Kak Alvino, dan gue bakal fokus buat deketin Devan. Kalau sampai Ervina ngambil Devan lagi dari gue, awas aja! Gue bakal kasih pelajaran yang lebih berat dari kemarin!" ancam Viona.

"Lo tuh gimana, sih, Vi? Lo inget gak ancaman Kak Al tadi? Lo bisa dijeblosin, loh, karena buktinya ada di dia," cerocos Nika.

"Ish, apaan sih lu, Nik? Vi, udah gak usah dengerin Nika, ya. Sekarang lo fokus aja buat nyembuhin hati lo yang terluka karena Kak Al. Dia itu emang dari dulu pinter banget kalau nyakitin cewek. Mending lo sekarang nyamperin Devan, deh. Lo basa-basi kek ke dia, atau apa. Kan kalian juga udah kenal," saran Angel dengan tersenyum.

"Bener juga sih, lo. Oke deh, makasih sarannya, sayang sayangku," ucap Viona sambil memeluk kedua sahabatnya itu.

Setelah itu, Viona pun pergi hendak menemui Devan di kelasnya.

╔═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• • B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝

Gimana ceritanya? Bagus nggak? Kalau bagus, jangan lupa untuk vote, comment, and share yaa....
See you next part😍...

Salam,
Eryun Nita

You Are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang