Chapter 8: Rahasia Saya

235 71 21
                                    

Huuuhh...huuhh..huhhhh

Anna berlari dari kelasnya menuju tangga penghubung rooftop. Suara sepatunya terdengar keras ketika menaiki tangga penghubung rooftop dengan cepat. Bergegas Anna melebarkan pandangan mencari sosok yang ingin dia temui hari ini.

"Erson, kamu dimana? Saya mau ketemu"

Anna terus berkeliling memutari rooftop mencari keberadaan Erson. Ternyata pria itu sedang duduk bersandar dengan mata yang tertutup. Anna bergegas menghampiri pria itu dan berdiri didepannya.

"Kamu itu saya cari kemana-mana malah disini" ucap Anna dengan nada kesal dan tangan yang terlipat didepan dadanya.

"Cuma sedang menikmati angin aja, bunda ngapain cari?" jawab Erson masih dengan mata tertutup

"Saya sudah mulai dekat dengan Angga"

"Kami saling bercerita dan bergurau kemarin. Berkat kamu dia meminta nomor HP saya dan semalam dia juga hubungi saya lagi" jelas Anna dengan semangat

Erson terkejut, dia tidak menduga Anna dan Angga akan dekat dengan mudahnya. Pria itu bangkit dari duduk dan diam melihat Anna dengan raut muka terkejut. Pria itu bahkan tidak menanggapi ucapan Anna sama sekali, hanya terdiam dalam pikiran.

Kenapa jauh lebih cepat dari bayanganku?, batin Erson

"Kamu dengerin saya tidak sih?" ucap Anna dengan suara lebih tinggi untuk menyadarkan Erson dari lamunannya

"ah.. Iya, hehee... bagus dong, kalian mulai dekat" ucap Erson dengan menggaruk rambut belakangnya pelan

Setan ini makin aneh, batin Anna

"Ngomongmu aneh, lagi banyak pikiran ya?" kata Anna tiba-tiba

Erson berusaha mengendalikan diri dan ekspresi wajahnya. Lelaki itu tidak mau gadis didepanny malah curiga padanya.

"Tidak, aku seneng kalau bunda seneng"

Entah sinyal dari mana, Erson tiba-tiba bergerak maju semakin dekat dengan Anna. Bahkan, tubuh yang semakin berhimpit. Anna refleks bergerak mundur dengan detakan jantung keras, dirinya takut dengan tindakan yang akan diambil Erson.

Deg

Erson memeluknya erat dengan kepala yang berada diatas pundak sang gadis. Tangan Erson bergerak mengelus pelan rambut panjang gadis didekapannya itu. Seeet....seeett.. Entah kenapa wangi rambut gadis ini selalu sama, sweet strawberry. Erson terus saja menikmati kenyamanannya merengkuh seorang gadis dingin yang mendadak terdiam itu.

Anna hanya dapat mematung. Dirinya masih bingung dengan hal yang dilakukan pria didepannya ini. Pria aneh yang tiba-tiba datang padanya, tiba-tiba mengaku sebagai anaknya, sekarang memeluknya erat sambil mengelus rambutnya.

Apa dimasa depan saya adalah sosok kejam? Kenapa anak ini tiba-tiba terharu melihat sikap saya, batin Anna

"Saya dimasa depan jahat ya sama kamu?" ucap Anna menghilangkan keheningan sejak tadi

Ucapan Anna berhasil membuatnya tersadar dan melepaskan pelukannya. Erson menggaruk rambut belakangnya, mendadak merasa salah tingkah.

"Ah, maaf. Saya terlalu exited sama bunda" bela Erson dengan tersenyum manis

"Besok bunda bimbingan kan?" tanya Erson memastikan. Anna hanya mengangguk pelan.

"Ada kejutan untuk bunda waktu bimbingan, tunggu aja"

"Erson pamit, ada hal yang perlu dilakukan di masa depan. " kata Erson dengan melangkah mundur sambil melambaikan tangan pada Anna kemudian menghilang tiba-tiba.

Tidak salah saya bilang kamu itu setan, batin Anna

-------------------0000000---------------------

"Lo udah siap buat hari ini?"

"Udah"

"Ruangan lo diujung sana, tinggal masuk aja. Nanti gue nyusul kesana"

"Okay"

"................."

"Jangan pikirin dia dulu, lo harus berjuang biar kalian bisa bareng-bareng lagi"

"Gue takutt....ge....takut banget"

"Jagan pernah nyerah, lo udah berjuang sampai sejauh ini. Gue bahkan nggak rela kalau lo mau mundur"

"Jangan kepikiran mundur, bahkan Anna kalau tau pasti dia marah kalau lo mundur"

"Thanks ge, gue berharap dia gatau gue disini"

-------------------0000000---------------------

"Anna, lo dari mana aja? Kita cariin juga" tanya Lita ketika menemukan Anna tengah berjalan lunglai dari arah Rooftop. Anna tidak memberikan respon apapun, gadis itu tetap terdiam memikirkan sesuatu dan terus berjalan tanpa arah

Waktu peluk saya, kenapa jantung dia terasa kencang. Bahkan saya bisa merasakan itu. batin Anna

Anna masih memikirkan alasan seorang pria yang datang padanya dan memeluknya erat, seakan menggambarkan entah perasaan senang atau justru sedih. Anna terbiasa melihat sorot binar mata pria itu, namun mengapa pria itu menunjukkannya lagi setelah Anna bercerita.

Makin aneh saja setan itu, batin Anna sambari berjalan menyusul Erson

"Na"

Feign [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang