Chapter 7: First Step

273 78 13
                                    

Mungkin kata orang, kita akan mendadak bodoh ketika mengalami jatuh cinta, itu benar adanya. Bahkan tanpa sadar kita juga tidak mengakui kebodohan itu hanya untuk mendapatkan cinta seseorang.

Sedari pagi buta dengan berbalut pakaian tidur, Anna sibuk memotong bahan-bahan untuk masakannya nanti. Dari mengupas, menghalukan, atau bahkan menumis bahan. Dirinya seakan rela dibuat kerepotan untuk misi itu.

"Huft, tinggal disajikan aja" ucap Anna sambil mengelap cucuran keringat di dahinya. Entah kenapa dia merasa selalu bersemangat jika menyangkut pria idamannya itu. Bahkan dia rela mengabiskan waktu untuk mencari bahan dipasar sepulang sekolah, memotong sayuran di pagi buta, dan sekarang memasukkan bekal di tempat makan untuk dibawanya ke sekolah.

"Bekalnya udah, tinggal masukin ke tas." Kata Anna sambari mengambil bekal dan memasukkan ke tas sekolah miliknya. Ketika dirasa sudah cukup, Anna mulai menyiapkan peralatan kesekolahnya.

Anna yang selalu bodo amat dengan hal-hal disekitarnya, mendadak menjadi sosok perhatian pada seseorang. Jika membuat bekal untuk orang yang dikasih memang terdengar klise, namun untuk Anna ini adalah sebuah ujian besar untuknya dan berhasil membuat tidur semalam tidak nyenyak akibat detakan jantung yang terlalu keras.

Hari ini cuma kasih bekal saja, kenapa dada saya berdetak kencang dari semalam, batin Anna

--------------------0000000---------------------

Anna berjalan di koridor kelas dengan menjinjing tas kertas berisikan bekal yang dibuatnya untuk Angga.

"Annaa, tunguinn" teriak seorang gadis dari arah belakangnya. Anna lantas menghentikan kakinya dan memutar badan melihat gadis yang tengah berjalan kearahnya. Dan ternyata gadis itu sahabatnya, Lita

"Selamat Pagi........ Anna", ucap Lita dengan senyum cerahnya. Anna hanya menjawab dengan senyum datarnya. Lita adalah sahabat sejak awal SMA-nya yang selalu ceria dan percaya diri dalam mengekspresikan dirinya. Gadis itu selalu bisa membuat suasana pertemanan menjadi lebih hangat.

"Anna bawa bekal nya? dari baunya keknya enaak banget!!" tanya Lita sambil menunjuk tas yang berada di tangan Anna saat ini.

"Erson suruh saya bawa bekal untuk Angga hari ini." jawab Anna singkat . Lita sedikit terkejut dengan hal yang dengarnya. Setau gadis itu, Anna tidak pernah melakukan sesuatu yang merepotkannya untuk yang bahkan bukan siapa-siapa.

"Beneran? Kamu yang buat gitu?" tanya Lita penasaran,

"Iya, kamu nggak percaya kan? Ya sudah," Jawab singkat Anna dan mulai berjalan cepat meninggakan Lita yang tengah berdiri dengan ekspresi penuh tanya.

"KOK DITINGGAL?? ANNAAA!!" teriak Lita sambari berlari mengejar Anna

Sparing vutsal dilakukan setelah waktu pulang, artinya Anna harus menunggu dari pulang sekolah hingga waktu istirahat sparing untuk memberikan bekal pada Angga. Dan disinilah sekarang Anna duduk di tribun bagian atas sendirian untuk menunggu waktu istirahat sparing Angga.

pprrriiiitt.....

Bunyi tiupan peluit wasit menandakan waktu istirahat sparing Angga. Para pemain juga mulai menyebar menuju tampat untuk istirahat. Beberapa keluar dari tribun.

Anna berdiri dan mengedarkan pandangannya untuk mencari Angga.

"nah, itu dia.." ucap Anna lantas berjalan menuruni tangga tribun sambil membawa tas kertasnya.

Anna berjalan tegak dengan ekspresi dinginnya walaupun detak jantungnya kian menegang.

"Angga!" panggil Anna seraya mendekati seorang pria.

Angga yang melihat Anna memanggil dan mendekatinya mengerutkan dahi dengan ekspresi bingung,

"Saya Cuma mau kasih bekal ini,barangkali kamu sedang lapar" ucap Anna sambari menyodorkan tas kertas pada lelaki didepannya.

Angga terdiam beberapa saat sambil melihat wajah Anna, antara kaget dan bingung. Wanita yang tidak pernah dekat dengannya, tidak pernah mengajaknya berbicara, tiba-tiba datang untuk kedua kalinya. Pertama ketika tiba-tiba menyatakan perasaanya, dan kedua saat ini, ketika tiba-tiba datang memberinya bekal.

Nih orang aneh, kenapa lagi sih,batin Angga

Angga berusaha meredam ekspresi julidnya, dan tersenyum ramah mengambil tas yang tersodor di depannya.

"yah, makasih. Gue makan sekarang ya" jawab Angga

Anna yang mendengar respon baik itu, lantas bergegas membalikkan badan dan hendak meninggalkan Angga.

"Eh, bentar. Mungkin lo bisa temani gue makan." Ucap Angga tiba-tiba

"Lo liat kan? Temen-temen gue udah keluar, dan kita sendirian disini. Berhubung gue males keluar, lo temenin ya"

Anna yang mendengar itu tiba-tiba terdiam, dadanya bergejolak lebih kencang. Bagaimana bisa dia menghabiskan waktu lebih lama berdua dengan pria idamannya didalam tribun yang sepi.

"eh, gimana? Mau ngga" ucap Angga seraya melabaikan tangannya didepan wajah bengong Anna.

Anna secara tidak sadar menganggukkan kepalanya, menyejutui permintaan lelaki itu. Angga tersenyum melihatnya, lantas menarik pelan tangan Anna untuk duduk di salahsatu bangku tribbun bawah.

Keduanya terlihat serius berbicara, bahkan Angga terkadang memberikan candaan untuk memecah kecanggungan diantara keduanya. Mungkin pembawaan Angga yang ramah dan sederhana membuatnya nyaman untuk hanya sekedar mengobrol.

Bahkan, kamu terlihat sangat senang sekarang na, ucap seseorang yang sedari tadi memperhatikan Anna dari kejauhan

--------------------0000000---------------------

"Bukannya lo bilang sendiri bakal nyelesain semuanya permainan sendiri?"

"Lo kira gue bisa?"

"Mana gue bisa ge.... mana gue sanggup?"

"Terus kenapa lo masih maksa, kalau emang tau akhirnya gitu?"

"Nggak semua yang lo anggap akhir itu bener-bener akhir bangsat!"

"Gue berharap akhir gue ini jadi awalan baru buat dia"

"Gue cuma bisa bantu lo, jangan terlalu maksain."

"Thanks udah ada buat bantu gue sampai sekarang"



"Thanks udah ada buat bantu gue sampai sekarang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-------------------0000000---------------------

Feign [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang