Anna berjalan lunglai menuju kamar suaminya dengan wajah menekuk terdiam tanpa ekspresi. Semua ini datang terlalu tiba-tiba untuknya. Dari mulai penyakit suaminya dan beberapa hal yang sengaja lelaki itu tutupi darinya.
"Kamu terlalu pandai pakai topeng Jack, sampai saya tidak bisa mengenali kamu lagi."
Cceklek
Anna berjalan mendekati bankar suaminya. Tangan wanita itu terulur mengelus wajah pucat yang selama ini menghiasi hari-harinya,
"Kamu terlalu pandai pakai topeng ini sayang, sangat pandai dan terlalu lama kamu pakainya... sampai aku terkejut waktu lihat wajah asli kamu sekarang" Anna membelai halus wajah pria yang sangat dia rindukan
"Mungkin dibalik topeng ini kamu sangat menderita, disana pasti banyak lukanya kan? apa banyak memar juga? Pasti kamu sangat kesakitan beberapa bulan ini.." Tanggan Anna berpindah menggengam tangan suaminya
"Tapi tolong, lepas topeng kamu sekarang! Demi aku, kita berjuang bersama. Kita kesakitan bersama. Aku rela, asal jangan dirasa sendiri. Mungkin kamu merasa kamu kuat... sangat kuat untuk bisa bertahan 2 tahun ini, tapi dengan begini aku merasa kalau aku orang paling lemah Jack. Bahkan sekarang dengan ketidaktauanku atas kondisi mu, aku merasa jadi orang paling lemah, paling bodoh, paling tidak peduli."
"Aku mohon, kasih aku sedikit penderitaanmu... aku pengen rasakan itu, biar kamu nggak kesakitan sendirian lagi... kamu nggak ketakutan sendirian lagi.....kamu nggak cemas sendirian... aku pengen bantu kamu, aku pengen selalu ada disamping kamu"
"Buka mata kamu... buka topeng kamu.... kita hadapi semua ini bareng-bareng.. Jangan tinggalin aku, aku nggak punya siapa-siapa disini. Aku bakal ketakutan lagi kalau kamu pergi, pliss bangun ya...demi aku.." Anna tidak berhasil mengendalikan dirinya, wanita itu terus saja menangisi kondisi suaminya
Hisk..hiskk...hiskk..
Anna menundukkan kepalanya hingga menyentuh kasur milik suaminya, dengan tetap mengenggam tangan Jack. Mata wanita itu perlahan menutup, mungkin lelah, terlalu banyak menangis
------------------------00000----------------------
Jack dengan sedikit tenaga berusaha membuka matanya. Pandangan pertama yang dia temukan ruangan kamar rumah sakit lagi. Namun kali ini berbeda, Jack membuka mata tidak lagi sendiri ada seorang wanita cantik yang tengah tertidur dengan tangan yang masih menggenggam erat tangan kirinya.
Jack perlahan menanggkat tangan kanan untuk mengelus rambut cantik wanita yang paling dicintainya itu.
"Maaf.." ucapnya lirih
"Maaf..."
"Maaf" hanya kata itu yang mampu dia ucap sekarang. Jack merasa bersalah telah membuat wanita ini kesusahan dan menderita karena harus menemaninya seperti sekarang.
Anna merasa terusik, wanita itu merasa sebuah tangan mengelus rambutnya sekarang. Dengan sisa kesadaran, wanita itu mengulurkan tangan untuk menyentuh tangan sesorang yang membelainya.
"Maaf..."
Anna mendongakkan kepala, suaminya sudah sadar dari tidur panjangnya.
"Aku panggilin gege, sebentar" Anna keluar kamar kemudian berlari kesana-kemarin mencari Dokter Gege di koridor rumah sakit
"huh....Ge, Jack sudah sadar." Ucap Anna dengan napas terengap-engap
Gege yang mendengar itu lantas berlari menuju kamar rawat Jack untuk memeriksan kondisi pria itu. Sesampainya disana, Gege memeriksa tekanan darah, suhu, serta menggerakkan tangan kaki Gege.
"Perlu pemeriksaan sama terapi lagi, tapi hari ini lo bisa istirahat dulu. Kangen-kangenan sama Anna sekaligus jelasin semua sama dia. Tapu gue gamau ada pertumpahan darah di kamar ini" peringatan Gege lantas berjalan keluar dari kamar. Dan tersisalah pasangan suami istri ini,
"Sebelum aku jelasin semuanya, kamu gamau peluk gitu" tanya Jack dengan memajukan mulut mode manja pada pasangannya.
"Sini-sini" Anna merentangkan tangan memeluk pria didepannya itu
"Kangen banget tau sayang, aku tidurnya kelamaan ya?" tanya Jack sambil mengelus surau panjang istrinya
"Buat aku paling penting kamu bangun, nggak peduli lamanya kamu tidur tapi kamu harus ingat buat bangun. Bukannya kamu janji bakal nemanin aku"
"Pasti aku temanin kamu sayang, sampai akhir nyawa aku. Janji" Jack melepaskan pelukannya dan menyulurkan jari kelingking sebagai tanda janji. Anna tersenyum dan menyambut jari Jack dan melingkarkan jarinya. Keduanya tersenyum dan saling memandang.
"Aku makin jelek ya? Pucet gini, penyakitan lagi" canda Jack mencairkan suasana
"Kata siapa?" Tangan Anna mendongak menyentuh pipi pria itu dan perlahan-lahan mengelusnya
"Justru kamu keliatan ganteng banget hari ini, gatau kenapa."
Jack lantas menundukkan kepalanya cepat, sebelum Anna menggoda kedua pipinya yang tengah memerah
"Yah... dia maluu" goda Anna
Jack mengerucutkan mulutnya "Pengen Peluk lagi, tapi kali ini gaboleh lepas"
Ini yang selalu menjadi moodboster Anna, sikap manja suami padanya.
"Manja nya... dulu aja sok dingin, sok cuek, eh sekarang bucin akut" goda Anna. Jack tidak menanggapi ucapan Anna, pria itu justru menarik kedua tangan Anna dan memeluknya erat
"HUStt... gaboleh rewel Anna"
Dikit banget ya??
Kali ini jangan nangis" dulu kali ya
HAPPY READINGS!!
banyak bgt kejutan Erson-Anna kali ini

KAMU SEDANG MEMBACA
Feign [ON GOING]
Teen FictionBaru saja ditolak pria idaman sejak jaman SMP, Anna dibuat terkejut dengan kemunculan pria dewasa dari masa depannya, "Bunda lupa sama Erson?" balas pria dewasa itu dengan mata berbinar "hah? Bunda?" Imbuh Anna bingung seraya mengerutkan dahi "Iya...