Chapter 14: Kok mirip Erson?

268 41 4
                                    

Tak terasa waktu cepat sekali berlalu, kini Anna tengah mempersiapkan barang-barangnya untuk olimpiade nasional di Bali. Untuk siswa kebim-kebim olimpiade diluar kota dianggap sebagai refreshing gratis dan jauh dari keluarga. Karena memang kebanyakan dari mereka terpaksa menjadi siswa kebim-kebim demi menyenangkan kedua orang tuanya, seperti Anna

"Sudah semua, baiknya sekarang saya tidur" ucap Anna kemudian merebahkan tubuhnya diatas kasur.

Anna masih terdiam dengan melihat kearah langit-langit kamarnya. Anna merasa sudah lama dia tidak bertemu Erson, sejak latihan gabungan minggu lali. Mungkin karena kedekatannya dengan Angga membuat Erson kembali ke asalnya, atau jangan-jangan pria itu kesulitas transformasi dari masa depan ke dunianya sekarang. "Erson kesasar deh kayaknya" ucap Anna sambil tersenyum

Pasca latihan gabungan, memang Anna masih mencari Erson, namun tidak bertemu sama sekali. Hingga gadis itu lelah dan memutuskan untuk meminta Erson menemuinya melalui angin .

Flashback on

"Erson, kamu dimana, saya mau beritahu sesuatu. " Anna berkeliling seluruh ruangan rooftop namun tidak berhasil menemukan Erson. "Kok kamu hilang lagi, padahal saya mau bilang kalau Ayah mulai peduli sama saya" Anna mulai berbicara sendiri di bangku biasa dia bertemu dengan Erson. Biarpun orang disana menganggapnya aneh, tapi Anna percaya, Erson pasti mendengarkan dia melalui angin.

"Ayah tadimalam nggak marahin saya, padahal ngelihat saya chat sama teman-teman saya waktu malam. Bahkan ayah cuma melirik saya, tanpa memberi respon apapun. Apa itu tandanya ayah tidak lagi ketat ke saya ya?" Anna bermonolog sendiri

"Harusnya kamu disini Erson, saya butuh teman yang tau permasalahan saya. Dan itu cuma kamu Erson. Besok saya kesini lagi dan kamu harus datang ketika saya panggil." Anna berjalan menuruni tangga meninggalkan rooftop.

Keesokan paginya,

"Erson saya kesini lagi, kamu kok nggak dateng?" Anna datang ke rooftop dengan semangat, namun ketika memanggil Erson, gadis itu perlahan menurunkan semangatnya. "Udah sembunyi-sembunyinya, saya pengen kamu datang. Besok harus datang, saya tunggu"

Terhitung sudah Erson satu minggu tidak menampakkan diri, pasca misi terakhirnya latihan gabungan. Walaupun misi itu berhasil membuat Anna dekat dengan lelaki idamannya, entah kenapa Anna justru dibuat resah dengan hilangnya seorang pria bernama Erson.

Flashback off

"Habis olimpiade, saya masih pengen ketemu kamu. Awas saja kalau hilang lagi"

Anna perlahan memejamkan matanya, mengistirahatkan pikirannya karena besok pagi dia harus bersiap menuju Bali.

Keesokan Harinya, Anna menarik koper besar miliknya menuruni tangga bus pengantarnya dari sekolah. Cukup melelahkan memang, perjalanan dari Jakarta ke Bali, namun Anna tatap menikmatinya.

Anna dan kawan-kawannya sekarang tengah berjalan menuju camp peserta dengan arahan panitia. Awalnya mereka merasa camp akan berbentuk tenda-tenda berjejer, namun ternyata camp yang dimaksud adalah vila susun yang memang terletak dekat dengan lokasi perlombaan.

Anna menarik kopernya menuju kamar sesuai pembagian kamar kemarin. Anna memang sempat terkejut ketika panitia memberitahukan kamar dibagi tiap peserta, artinya satu kamar akan ditempati hanya satu orang. Anna membereskan seluruh barang bawaannya di lemari dan meja yang telah tersedia disana.

Teeettt....teett......

"Perhatian! Perhatian ditujukan kepada seluruh peserta OLIMPIADE NASIONAL BALI untuk berkumpul di lapangan utama, karena sesi pembukaan akan segera dimulai..!"

Anna yang mendengar pengumuman itu, langsung berjalan keluar kamar menuju lapangan.

--------------------0000000---------------------

"Demikian sesi pembukaan olimpiade, kepada para peserta diperbolehkan meninggalkan lapangan dan kembali ke kamar untuk instirahat. Selamat siang" ucap MC didepan panggung.

Peserta olimpiade yang kira-kira berjumlah ribuan lantas membubarkan diri menuju kamar mereka masing-masing. Begitupun Anna, gadis itu berjalan pelan, menghindari desakan dari banyak orang.

Bbrruk..

Seseorang lelaki menabrak tubuh kecil Anna dari arah samping, membuat tubuhnya terpental. "maaf, " ucap sang lelaki tanpa melihat Anna dan berjalan mendahuluinya.

Deg,

Anna menghentikan langkahnya, gadis itu tertegun. Mengapa suara lelaki itu mirip dengan sesorang yang sejak minggu lalu dia cari.

"huh, tidak mungkin orang Erson bilang dia anak saya. Tidak mungkin dia ada di olimpiade ini" ucap Anna

Tanpa memperdulikan hal tadi, Anna malanjutkan jalannya.

--------------------0000000---------------------

Keesokan harinya

Seluruh peserta berada di ruang olimpiadenya masing-masing. Begitupun Anna yang sialnya, dia perwakilan sekolah sendiri dalam ruang ujiannya.

Seperti biasanya, Anna mengerjakan ujian dengan bersungguh-sungguh. Gadis itu membaca teliti tiap soal untuk mencapai score tertinggi dalam olimpiade ini.

"baik, waktu tinggal 5 menit. Bisa dipersiapkan waktunya untuk mengoreksi jawaban" kata pengawas ujian dari depan kelas.

Teeettt....teett......

"Waktu selesai. Bisa mulai meninggalkan kelas, soal dan lembar jawaban biarkan di meja, akan saya ambil nanti. "

Anna dan lainnya berjalan keluar dari kelas dengan membawa tas punggung dan perlengkapan ujian. Anna berjalan sendirian menuju kamarnya untuk sekedar istirahat, toh selama olimpiade ini dia tidak memiliki teman untuk diajak mengobrol.

Pandangan Anna tertuju pada danau kecil yang tersembunyi dibelakang gedung perlombaan. Anna berjalan mendekati danau itu, dirinya berpikir mungkin menghabiskan waktu di pinggir danau menjadi pilihan tepat untuk relaksasi pasca olim.

Anna berjalan cepat, karena jalanan menuju danau memang menurun. Gadis itu tersenyum karena merasa menurun jalan saja cukup menyenangkan. Anna berhenti tepat ketika jalan mulai landai tepat dipinggir danau.

Anna berjongkok dan menjelurkan tangan, berusaha menyentuh air danau.

Tuk,

Sesuatu tiba-tiba berhenti dikaki nya. Anna terkejut dan melihat apa itu, ternyata minuman kaleng yang mungkin menggelinding. Anna lantas mengambil minuman itu dan berdiri.

"Sorry, itu tadi lepas dari tangan gw terus gelinding kebawah" ucap seseorang dari arah belakang Anna

Anna membalikkan badannya. Betapa terkejutnya dia, pria dengan perawakan, suara, bahkan wajah saya mirip dengan Erson namun lebih muda tengah berdiri didepannya.

"Erson.." panggil Ann

"Sorry, kalau boleh mana minuman gw. Gw mau balik ke kamar sekarang" pinta pria itu dengan tangan terulur kedepan

"Kamu Erson kan?" tanya Anna yang masih belum percaya

Pria itu menaikkan satu alis penanda heran,

"Lo salah orang deh, gw Jack bukan Erson atau siapalah itu."

"kalau lo emang mau minuman itu, ambil aja" pria itu membalikkan badan dan berjalan meninggalkan danau. Sedangkan Anna masih terdiam dengan segala pertanyaan dikepalanya.

--------------------0000000---------------------

Erson beneran nggak sih?

Komentar dibawah yuk,,

Feign [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang