Setidaknya dengan begini aku masih dianggap anak, batin Anna
Tanpa sadar kakinya bergerak menuju tangga perhubung Rroftop. Entah mungkin terlalu sering mengunjungi atau bagaimana, seakan kakinya tau dimana tempat paling nyaman untuk sendiri.
Sesampainya di Rooftop anak duduk di bangku favoritnya, Anna duduk menutup mata sambil merasakan hembusan angin yang melalui helaian rambut panjangnya.
"Katanya udah seneng diperhatiin doi, ngapain masih kesini juga" celetuk seseorang dari belakangnya. Anna menegakkan tubuh seraya melihat siapa orang yang tiba-tiba bersuara tadi.
"Kamu itu setan!! Datang nggak diundang, tiba-tiba berdiri disini. Dihadapan saya"
"Setidaknya setan ini bikin bunda seneng barusan, haha" Jawab Erson dengan senyum tengil dan alis kiri yang sengaja dinaik turunkan.
Setan tengil, makin badmood saya kalau ada dia batin Anna sambil memutar pelan matanya
"Nggak usah ngumpat gitu, pamali. Baru aja seneng dipegang DOI eh sekarang ngumpat-ngumpat" ucap Erson tiba-tiba sambil melangkah untuk berdiri lebih dekat didepannya.
"Tadi senyum-senyum kepalanya di elus, sekarang cemberut cepet banget tuh hidup berubahnya?" ucap pria itu sambil semakin berjalan semakin mendekat kearah Anna, bahkan saat ini Anna berhasil mencium wangi parfum Erson dari jarak dekat.
"Kamu itu nggak perlu banyak tanya, saya sedang tidak mood untuk diajak omong!" Jawab Anna sambil memejamkan mata, berusaha menghiraukan perkataan pria didepannya
"Huft... Yaudah, aku pergi. Awas aja kalo besok tanya cara mau deketin Angga gimana" ucap Erson sambil melangkah menjauhi Anna
Anna yang mendengar itu langsung mengejar Erson dan menarik tangan pria itu.
"Kalau emang niat membantu saya jangan setegah-setengah. Pamali!" ucap Anna dengan ekspresi serius dan dingin khas dirinya
sekarang aja bilang "pamali" "pamali" tadi aja ngumpatin gue, batin Erios
"Monmaap ya, aku terlalu tulus. Situ aja yang nggak mau terimakasih" balas Erson dengan tangan yang disilangkan didepan dadanya.
Erson tersenyum lebar merasa menang dibanding gadis didepannya sekarang. Lihat saja ekspresi Anna yang memutar matanya dan berkali-kali menghela napas. Gadis itu mau marah dan mendebatnya Erson tapi dia merasa percuma saja.
Setan emang suka goda, sabar naa, batin Anna
"Terserah, saya ikut aja." Jawab Anna pasrah
Erson masih tersenyum lebar mengejek gadis didepannya ini. Hingga matanya tak senagaja melihat berkas lembaran yang dipegang wanita itu.
"Apaan itu?" tanya Erson sambil menunjuk berkas yang berada di tangan Anna.
"Biasa, tawaran olimpiade. Mau lihat?" Anna memberikan berkas ditangannya pada Erson.
Erson mengambil berkas itu dan membacanya pelan. Dirinya tertegun sejenak, namun dia berusaha tetap mengatur ekspresi agar tidak menimbulkan kecurigaan pada gadis didepannya itu.
"Bagus dong, berarti bunda emang pintar kepilih olimpiade" balas Erson dengan tangan yang masih bergerak membuka lembar-demi lembar berkas ditangannya
"Saya ikut karena memang tidak ada pilihan untuk menolak itu" celetuk Anna tiba-tiba
Erson terdiam dan menatap gadis yang tengah berdiri didepannya itu. Entah kenapa dia merasa banyak hal yang telah terjadi padanya. Perlahan Erson tersenyum sambari mengembalikan berkas pada pemiliknya.
"Kalau memang Tuhan kasih kamu kepencayaan buat ikut, berarti dia tau kamu bisa. Walaupun kamu pernah memperkirakan sebelumnya" ucap Erson tiba-tiba dengan senyum manis khasnya
Anna merasa pria didepannya memang aneh. Tiba-tiba datang dihadapannya, tiba-tiba membantunya, dan sekarang tiba-tiba memberi kata mutiara untuknya.
Cih.. sok tau dia, batin Anna
"Kamu tidak tahu apa-apa tentang hidup saya. Bahkan sampai sekarang saya ragu kamu itu siapa" Ucap Anna sambari membawa berkas dan berjalan cepat menuju tangga penghubung rooftop.
"Bunda, jangan lupa besok dateng ke rooftop!! Ada misi baru!" teriak Erson pada Anna yang tengah berjalan cepat meninggalkannya.
--------------------0000000---------------------
"Halo.. cari tau semua hal tentang Anna, gue pengen tau hari ini juga"
"siap"
"Lo pasti udah dengerin yang dia omong barusan kan?"
"Simpen itu, buat senjata kalau permainan udah nggak menarik lagi. Gue bakal minta lagi nanti!"
"Kapan permainan kedua bakal dimulai?"
"Tenang, bakal gue kasih tau nanti"
"Kalau mau permainan baru, pastiin pemain lamanya aman. Jangan pernah kegabah bangsat!"
"Haha... Tetep aja nyeremin kalau bahas ginian"
--------------------0000000---------------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Feign [ON GOING]
Novela JuvenilBaru saja ditolak pria idaman sejak jaman SMP, Anna dibuat terkejut dengan kemunculan pria dewasa dari masa depannya, "Bunda lupa sama Erson?" balas pria dewasa itu dengan mata berbinar "hah? Bunda?" Imbuh Anna bingung seraya mengerutkan dahi "Iya...