Baru saja ditolak pria idaman sejak jaman SMP, Anna dibuat terkejut dengan kemunculan pria dewasa dari masa depannya,
"Bunda lupa sama Erson?" balas pria dewasa itu dengan mata berbinar
"hah? Bunda?" Imbuh Anna bingung seraya mengerutkan dahi
"Iya...
Tuhan menyuruh saya berjuang untuk masa depan, apakah jika sudah tau masa depan kita akan tetap berjuang?
"Sekali lagi, gue minta maaf."
"Nih, gue bawain makanan buat nanti siang, jangan lupa buat minum obatnya. Gue tinggal dulu, lo bisa tidur " ucap Angga singkat dan bergegas keluar dari UKS
Anna hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya melihat lelaki yang berhasil menja
Disinilah Anna sekarang, duduk diatas tempat tidur UKS sendiri setelah beberapa saat lelaki yang menghantarkannya keluar. Anna meletakkan tangan di atas dada kirinya sambil tersenyum merasakan Jantungnya memang berdeguk kencang sejak Angga menyentuh kepalanya tadi. Hari ini suasana hatinya benar-benar baik.
Tidak ada salahnya menuruti lelaki itu, batin Anna
--------------------0000000---------------------
"masih awalan, lo jangan mau kalah"
"tenang, game nya kan baru dimulai"
"hahaha"
"gue nggak mungkin nyerah di bagian opening "
"tugas lo cuma ikutin yang gue omong, bukan ikut campur"
"cih, udah ngambek kabur lagi dia"
"tungguin gue bangsat!"
--------------------0000000---------------------
"Jadi beneran tadi lo dianter Angga na?" tanya Shella tiba-tiba ketika dirinya dan Leta berdiri di samping ranjang Anna
"Saya tidak mungkin membohongi kalian" balas Anna yang masih merebahkan badannya diatas ranjang dengan mata tertutup
"Gue tadi lihat Anna sama Angga gemes banget coba, kek di sinetron gitu" tambah Lita heboh pada dua sahabatnya
Anna yang mendengarkan itu hanya tersenyum tipis dengan tangan yang bergerak menyentuh dada atasnya lagi. Mengingat kejadian beberapa jam lalu membuat jantungnya berdetak kencang lagi.
"Keren banget Erson, bisa bikin sahabat gue senyum gara-gara mas crush nya" celetuk Lita
"Apaan sih kalian" jawab Anna dengan senyum malu-malu
"Bener tau, coba aja Erson nggak kasih tau lo cara dapet perhatian dari itu si Angga, pasti lo nggak bakal dianter kesini keles" jawab Lita
Gue harap lo gini terus na, setidaknya Erson kasih lo kebahagiaan, batin Shella
--------------------0000000---------------------
Tok...tokk..tookk.
Ketiga gadis di UKS melihat kearah pintu yang terketuk,
"Permisi kak, saya mencari kak Anna diminta Ibu Asti menghadap sekarang di ruang guru" ucap seorang gadis dengan atribut khas adik kelasnya
"Lo liat kan? Dia barusan dapet musibah" respon Shella heran pada pernyataan gadis itu,
"Maaf kak, sepertinya penting. Saya permisi " Gadis itu meninggalkan ruangan Anna dan teman-temannya.
Anna yang mendengar itu, bergegas keluar dari UKS dan berjalan menuju ruang guru guna menemui bu Asti yang tengah menunggunya.
"Syukur kamu datang, duduk dulu na" ucap Bu Asti ketika Anna sudah berdiri didepan pintu ruang guru. Anna merespon dengan duduk sopan didepan wanita yang lebih tua darinya itu.
"Singkat saja, saya ingin kamu mewakili sekolah lagi dalam Olimpiade Kimia di Bali bulan depan" ucap Bu Asti sambil memperlihatkan berkas untuk dilihat Anna
"dikarenakan bulan depan, kamu masih ada persiapan. Dan untuk kesana kamu tidak sendirian karena perwakilan olimpiade di mata pelajaran lain dari kelas Fisika dan kelas bahasa " jelas Bu Asti
"Saya tidak bisa menolak kan bu?" jawab Anna datar
"Bagus kalau begitu. Berkas ini kamu bawa dulu, sebagai gambaran olimpiade. Persiapan nanti ibu bertahu lagi"
"Baik, saya permisi"
Anna berjalan keluar ruang guru dengan rasa lega. Setidaknya dia akan mencapai keinginan orang tuanya
Flashback On
Bugh...
tap... tap... Pyaar...Pyar
"Masih berani melanggar? Ayah cuma pengen kamu dirumah! "
"Apa susahnya diem dirumah belajar!"
Seorang pria dewasa melempar semua barang-barang di ruang tamu. Emosinya memuncak pada gadis kecil umur 10 didepannya.
"Buka mata kamu! Dapat ringking kelas saja tidak pernah"
"Ayah saja malu waktu kumpul keluarga. Saudara ayah semuanya mebanggakan anak-anaknya, dan coba lihat anak ayah??"
"Bahkan mendapat nilai 8 saja tidak mampu, Ayah maluu naa.. malu sekaliii!!"
Gadis kecil itu hanya menangis dan dan tidak berani menatap lelaki yang tengah murka didepannya. Pria itu lantas mengapit dagu sang anak dengan erat
"Ayah kalau ngomong itu dilihat! Muka ayah dilihat, bukan malah nunduk!"
"Dimana sopan santunmu sama orang tua hah!!"
Gadis itu tetap teridiam dengan sesekali sesenggukkan, air matanya seakan tidak mau berhenti.
Flashback Off
Setidaknyadengan begini aku masih dianggap anak, batin Anna
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.