SEMBILAN

7.2K 519 3
                                    

Ustadz Abi berniat setelah sholat dzuhur untuk balik ke rumah mami daripada bingung sendiri memikirkan apa yang akan dia katakan nanti di telpon pada Shaqira.

"Abi!" panggil Abi Yusuf yang melihat ustadz Abi di depannya berjalan. Ustadz Abi menghadap belakang sudah pasti itu suara dari abinya.

"Abi mau izin balik ke rumah mami sebentar soalnya ada yang ketinggalan bi," alibi ustadz Abi padahal ia mau tahu keadaan istri kecilnya. Namun rasa malunya masih mendominasi.

"Iya, hati-hati kamu langsung saja berangkat nanti Abi kasih tahu umi."

"Syukron Abi, Assalamu'alaikum." Mersih tangan Abi lalu menciumnya.

"Wa'alaikumussalam."

...

Ustadz Abi sudah sampai di rumah mami, Saat ini ia menuju kamar Shaqira dan mengetuk pintu kamar.

Tok

Tok

"Masuk aja!" sahut si pemilik dari dalam kamar. Mendengar instruksi dari Shaqira ustadz Abi membuka pintu kamar, terlihat seseorang yang berbaring lebih tepatnya kepala di bawah dan kaki di atas kasur, seperti orang nyungsep keadaan urak-urakan rambut yang tergerai berantakan bed cover yang sudah tidak rapi, selimut di bawah lantai begitu pun bantal. Ustadz Abi terkejut melihat keadaan orang yang di dalam ini begitu pun ruangan kamar yang terlihat seperti kapal pecah.

"Kamu kenapa?" Setelah mendengar suara itu Shaqira terkejut langsung bangkit dari posisinya.

"Hm gak ada," jawab Shaqira tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya.

"Kayak orang gila!"

"APA LOO BILANG!!" ucap Shaqira dengan suara yang lantang, melotot pada ustadz Abi.

"Eh, tunggu-tunggu ngapain Lo balik lagi, hidup gue udah tenang setengah hari tanpa Lo!" Nyatanya dari tadi dia uring-uringan memikirkan ustadz Abi. Wanita kok gengsi banget yaa ngakunya hehe.

"Ada yang ketinggalan."

"Apa?" tanya Shaqira.

"Baju." Eh, gak kamu ucap ustadz Abi dalam hati. Shaqira tidak mau ambil pusing ia hanya berohria, kembali terbesit dipikirannya apa ia harus ikut dengan ustadz Abi balik ke pesantren.

"Hm kapan Lo balik ke pesantren?"

"Nanti sore," jawab ustadz Abi.

Shaqira binggung harus ngomong apa lagi, yang ditanya hanya jawab singkat, apa ia langsung ngomong akan ikut pesantren, tapi gengsi lah.

"Kamu udah makan?" tanya ustadz Abi yang memecahkan keheningan melihat Shaqira yang seperti memikirkan sesuatu.

"Belum," jawabnya.

"Kebetulan kita makan di luar!" Setelah mengucapkan itu, ustadz Abi berjalan menuju pintu dan berhenti berbalik badan. "Cepetan, saya tunggu di luar," ucap ustadz Abi membuat Shaqira tersadar, dia gak salah dengar kan.

Shaqira memakai ootd ala-ala Korea, rambutnya dicepol membuatnya terlihat sangat cantik.

"Ayok," ajak Shaqira yang melihat ustadz Abi berbicara dengan mami. Sontak ustadz Abi menengok ke sumber suara, speechless itu yang Abi rasakan ia terus memandang Shaqira dengan takjub, istri kecilnya ternyata cantik juga pikirnya.

Assalamu'alaikum, Ust Galak! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang