Jam telah menunjukkan pukul sebelas malam, namun mata Shaqira enggan terpejam. Tidak biasanya ia begini. Ustadz Abi yang merasakan pergerakan Shaqira membuka matanya, ia belum benar-benar tertidur. Shaqira mengizinkan ustadz Abi tidur bersamanya dengan satu syarat jangan melakukan sesuatu. Terdengar ambigu wkwk.
"Kenapa?"
"Hm gak bisa tidur."
"Mau surah apa?" tanya ustadz Abi.
"Surah Al-Mulk aja!" Shaqira senang ustadz Abi sangat peka.
"Boleh dielus?" pasalnya ia ingin mengelus rambut Shaqira.
"Boleh, sinian!" ustadz Abi sedikit maju mendekat Shaqira. Ustadz Abi mulai melantunkan surah Al-Mulk.
Shaqira merasa nyaman dengan usapan tangan ustadz Abi dikepalanya, suara lantunan ayat suci Al-Quran ustadz Abi yang merdu mampu menenangkan hati siapapun yang mendengarnya. Enak juga punya suami pinter agama batin Shaqira. Bukan enak aja tapi enak enak banget malah hihi. Ia memejamkan matanya tapi belum tidur masih dalam keadaan sadar. Ustadz Abi menyudahi bacaannya walaupun tinggal beberapa ayat lagi, ia melihat Shaqira sudah tertidur. Menatap istrinya lalu mencium kening Shaqira cukup lama. Shaqira terkejut dengan apa yang dilakukan ustadz Abi, ia menahan nafas beberapa detik. Lalu detik berikutnya ia melingkarkan tangannya di pinggang ustadz Abi.
Kok bulu matanya gerak-gerak batin ustadz Abi. Ustadz Abi tersenyum ia juga melingkarkan tangannya di pinggang Shaqira.
Kringggg
Suara alarm dari handphone ustadz Abi berbunyi, ia membuka lookscreen pukul 03:00 pagi.
"Shaqira?"
"Tunggu lima menit." Menarik selimutnya lalu mengubah posisinya menjadi lebih nyaman.
"Bangun atau____" ustadz Abi sengaja menggantung ucapannya.
"Iya nih bangun!"
"Kamu duluan biar gak ngantuk," titah ustadz Abi. Shaqira berjalan dengan menghentak-hentakkan kakinya. Membanting pintu dengan cukup keras. Ustadz Abi hanya bisa mengelus dada melihat tingkah Shaqira, kadang Shaqira kalau disuruh lurus, kadang bengkok, kadang berliku-liku, tapi ustadz Abi tidak permasalahkan, ini ujian baginya untuk membuat Shaqira menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Suatu kebaikan akan menjadi kebiasaan walaupun diawali dengan keterpaksaan.
"Udah, cepetan!" kata Shaqira dengan ketus. Ustadz Abi mendekati Shaqira sampai berjarak dua jengkal.
"Awas nanti wudhunya batal!"
"Bisa wudhu lagi."
"Nggak dingin!"
"Nanti dipeluk," balas ustadz Abi tertawa masuk ke kamar mandi.
"Dasar SAYYYTHON!"
"Awas! Saya dengar kamu!"
Shaqira menggelarkan sajadah untuk ustadz Abi. "Syukron habibati," ucap ustadz Abi berdiri dibelakang Shaqira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum, Ust Galak! (END)
Ficção AdolescenteDon't forget follow dulu yaaa sebelum dibaca, Syukron:) Raisya Shaqira Ningsih atau lebih dikenal dengan Shaqira. Seorang gadis yang dijodohkan dengan ustadz yang mengajar adiknya privat mengaji di rumahnya. Namun siapa sangka seorang ustadz ini mem...