Shaqira dan ustadz Abi tengah berada di pondok untuk menemui ustadzah Aisyah. Mereka masih menunggu ustadzah Aisyah yang masih berada di kamar mandi.
"Maaf nunggu lama ustadz Abi." Ustadz Abi hanya diam. Lah aku tak dianggap. Shaqira buru-buru menjawab biar ustadzah Aisyah tidak tersinggung.
"Gaak papa kok ustadzah," jawab Shaqira.
"Eh, ada kamu maaf aku tidak lihat tadi." Gue akuin gue emang kecil tapi gak gitu juga batinnya. Shaqira hanya tersenyum sebagai jawaban.
Ustadz Abi menyodorkan sebuah kotak yang berisi martabak manis. "Ini untuk kamu!"
"Itu martabak manis ustadzah dimakan yaa dijamin enak, manis juga kayak Shaqira," ucapnya super percaya diri.
"Hehe iya makasih," ucap ustadzah Aisyah.
"Syafakillah, kami pulang dulu, Assalamu'alaikum!" ucap ustadz Abi lalu berdiri ia merasa risih berada di pondok wanita, makanya cepat-cepat ingin pergi.
"Shaqira juga ustadzah, Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam." Ustadzah Aisyah melihat kepergian ustadz Abi dengan tatapan sendu.
"USTADZ ABI TUNGGU!" ucap Shaqira sedikit berteriak jarak mereka sudah lumayan jauh. Ustadz Abi berhenti.
"Umi sama Abi kapan pulang?"
"Kenapa?"
"Mau pulang!" jawabnya dengan suara lemah hampir tidak bisa didengar ustadz Abi. Ustadz Abi membawa Shaqira dalam dekapannya.
"Ih lepasin! kesempatan dalam kesempitan," ucapnya sambil berusaha mengeluarkan diri dari dekapan ustadz Abi, melihat Shaqira seperti itu ustadz Abi mengeratkan dekapannya.
"Gak bisa nafas!"
"Serius mau pingsan!" Ustadz Abi tidak menghiraukan ucapan Shaqira.
"Langsung mati nih, ustadz Abi nanti jadi jomblo sama kayak ustadz Zaki!" Mendengar itu ustadz Abi langsung melepaskan dekapannya.
"Jangan ngomong gitu!"
"Biarin!" ucap Shaqira berlari meninggalkan ustadz Abi.
Adzan Dzuhur berkumandang membuat ustadz Abi mengurungkan niatnya untuk pulang, ia akan sholat dulu di masjid baru pulang untuk beristirahat. Terdengar suara ustadz Zaki yang menjadi imam. Ustadz Zaki dengan ustadz Abi seorang penghafal Al-Qur'an, walaupun sebelumnya memiliki masa lalu yang jauh berbeda dengan sekarang. Mereka tidak pernah lupa untuk bersyukur atas hidayah yang telah Allah berikan. Aku tidak nyangka kita bisa berubah sepesat ini. Suara ustadz zaki terdengar menenangkan hati setiap orang yang mendengarnya.
Setelah selesai berdo'a ustadz Abi langsung pulang. Entah kenapa sekarang ia merasa sangat rindu rumahnya walaupun hanya keluar sebentar, dulu sebelum menikah ustadz Abi jarang pulang bahkan umi sampai memarahi nya. Tanpa mengetuk pintu ustadz Abi langsung masuk rumah menaiki kamarnya di lantai atas. Bertepatan ustadz Abi dengan Shaqira yang keluar kamar mandi dan hanya memakai handuk.
"KELUAR!!" Shaqira berlari masuk ke kamar mandi lagi.
"CEPETANNN!!!"
"Emang kenapa?"
"MALULAH!"
"Ngapain malu, mending keluar ambil baju kamu terus sholat."
"KELUAR DULU MAKANYA!"
"iya." Ustadz Abi keluar menuruti titah Shaqira.
Shaqira membuka sedikit kamar mandi melihat ustadz Abi masih di sana atau sudah keluar. Dirasa sudah tidak melihat keberadaan ustadz Abi ia keluar mengambil baju lalu memakainya di kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum, Ust Galak! (END)
Teen FictionDon't forget follow dulu yaaa sebelum dibaca, Syukron:) Raisya Shaqira Ningsih atau lebih dikenal dengan Shaqira. Seorang gadis yang dijodohkan dengan ustadz yang mengajar adiknya privat mengaji di rumahnya. Namun siapa sangka seorang ustadz ini mem...