Sesampainya di rumah Shaqira langsung pergi ke dapur untuk membuat sesuatu untuk sang suami yang ia beli di kantin pesantren. Sedangkan ustadz Abi langsung naik ke kamar untuk menyelesaikan pekerjaannya di depan laptop yang membuat Shaqira kadang iri dengan itu. Berjam-jam Shaqira menunggu ustadz Abi yang masih tetap stay di depan laptop sampai-sampai ia ketiduran kadang kesal tapi ah sudahlah harus mengerti dengan pekerjaan sang suami yang akan diwariskan pondok ini oleh sang Abi. Siap dengan yang sudah ia buat Shaqira langsung naik ke kamar untuk memberikannya pada sang suami.
"Sayang Shaqira buat sesuatu nih!"
"Iya taruh aja di meja!"
"Liat dulu napa!" ucapnya dengan nada yang kesal.
"Sini-sini coba liat!"
"Nih!" Menyodorkan sebuah nampan yang berisi coklat ditambah kopi yang ia hias dengan inisial nama. Itupun ia memalingkan wajahnya dari ustadz Abi, rasa kesal masih ada karena respon ustadz Abi yang tak sesuai ekspektasinya.
"Masyaallah cantik! Berasa di caffe," puji ustadz Abi. Shaqira tak merespon pujian dari suaminya ia tetap dengan mimik wajah kesalnya.
"A untuk Abi s untuk Shaqira!" Ustadz Abi langsung menyeruput kopinya tanpa memalingkan wajahnya dari Shaqira.
"Hm kemanisan!"
"Masak sih?!" tanya Shaqira dengan wajah kebingungan, padahal ia sudah mencicipi nya dan ia rasa manisnya sudah pas.
"Iya tanpa gula juga udah manis soalnya sambil natap bidadarinya Abi!"
"Dih alay!" Padahal di dalam hatinya senang bukan main.
"Bidadarinya suka marah-marah!"
"Habis ini tidur yaa, jangan sampai kecapekan," ucap ustadz Abi mengelus rambut Shaqira yang sudah duduk di sampingnya.
"Hm!"
"Senyum dong!"
"Males!" Mendengar tanggapan Shaqira membuatnya terkekeh, mood istrinya mudah sekali berubah-ubah. Ia membawa Shaqira dalam dekapannya.
"Sayang maunya yang cewek atau cowok?" tanya ustadz Abi.
"Shaqira maunya cewek biar cantik kayak Shaqira hehe."
"Kalau sayang gimana?"
"Terserah yang dikasih sama Allah yang terpenting anaknya lahir sehat dan yang paling penting Uma dengan anaknya selamat."
"Iya."
"Hm Shaqira boleh minta sesuatu?" ucap Shaqira ragu.
"Mau minta apa?"
"Shaqira mau telur gulung yang ada di luar pesantren itu!"
"Besok aja yaa, nanti sore ada jadwal."
"Hm Shaqira sama ustadzah Aisyah aja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamu'alaikum, Ust Galak! (END)
Fiksi RemajaDon't forget follow dulu yaaa sebelum dibaca, Syukron:) Raisya Shaqira Ningsih atau lebih dikenal dengan Shaqira. Seorang gadis yang dijodohkan dengan ustadz yang mengajar adiknya privat mengaji di rumahnya. Namun siapa sangka seorang ustadz ini mem...