ENAMBELAS

6.5K 417 9
                                    

Sebelum Shaqira berlari keluar ia mengambil hijab lalu memakainya, ia kebingungan mencari ustadz Zaki ke mana tapi kakinya seperti mengarahkan langkah keruangan para guru. Tanpa mengetuk pintu Shaqira nyelonong masuk, semua tatapan mata tertuju pada Shaqira, sedangkan yang ditatap mencari satu orang yaitu ustadz Zaki yang kebetulan juga menatapnya. Tanpa berbicara Shaqira langsung menarik tangan ustadz Zaki yang sedang kebingungan, seketika itu juga ustadz Zaki melepaskan tangannya yang ditarik Shaqira karna bukan mahram.

Shaqira geram melihat ustadz Zaki. "Urgent, cepat keluar!"

Mendengar itu ustadz Zaki langsung keluar tanpa berpamitan pada ustadz maupun ustadzah yang ada disana pasalnya ia sedang rapat. Setelah keluar pintu ustadz Zaki bertanya. "Kenapa panik gitu?" tanya ustadz Zaki pada Shaqira.

"USTADZ GALAK EHH USTADZ ABI KESURUPAN!" ucap Shaqira dengan panik.

Ustadz Zaki tertawa. "Hahahaha!"

"Kok ketawa sih, ayok cepetan nanti ustadz Abi dibawa sama setan itu," ucap Shaqira polos.

"Gak mungkin lah!"

"Serius gak percaya banget jadi orang!"

Wajah Shaqira terlihat marah mendengar tanggapan ustadz Zaki.

Melihat itu ustadz Zaki langsung mengajak Shaqira untuk melihat ustadz Abi. "Iya percaya."

Shaqira berjalan berdampingan dengan ustadz Abi, keadaan pondok sedang sepi mungkin lagi pada istirahat di kamar. Setelah sampai di depan pintu rumah ustadz Abi Shaqira menyuruh ustadz Zaki yang masuk duluan. Pandangan pertama yang terlihat saat pintu terbuka ustadz Abi sedang membaca Al-Qur'an di ruang tamu.

"Loh kok baca Al-Qur'an, ustadz galak yang baca atau setan nya, kalau setan nya kenapa nggak ngamuk?" tanya Shaqira pada ustadz Zaki.

Sedangkan yang ditanya malah tertawa melihat tingkah Shaqira yang sangat polos. Ustadz Abi mengakhiri membaca Al-Qur'an lalu menghampiri Shaqira yang semakin mundur.

"HEH SETAN JANGAN KE SINI!" ucap Shaqira takut lalu mundur.

Ustadz Abi semakin maju menuju Shaqira.

"AAAAA USTADZ ZAKI TOLONGIN SHAQIRA!" ucap Shaqira berteriak ketakutan.

"Shaqira, ustadz Abi tidak kesurupan ia baik-baik saja." Menjelaskan Shaqira.

"BENERAN TADI USTADZ GALAK ANEH!" ucap Shaqira tetap kekeuh.

Ustadz Abi menatap ustadz Zaki lalu tersenyum. "Tuh kan ustadz Abi senyum-senyum."

"Emang setan bisa senyum?" sambung Shaqira dengan polos.

"Resiko nikah sama bocah," ucap ustadz Zaki menatap ustadz Abi yang tersenyum.

"Setannya nikah sama bocah?" tanya Shaqira kebingungan.

"Bwahahahahaha, the real bocah!"

"Kok, ketawa sih?" tanya Shaqira.

"Polos sama bodoh itu beda tipis ternyata," ungkap ustadz Zaki yang langsung ditatap tajam ustadz Abi.

"Canda bang Abi," ucap ustadz Zaki yang melihat ustadz Abi menatap dengan tajam.

"Ini jadi keserupan atau gimana sih?" tanya Shaqira yang kebingungan dari tadi.

"Anehnya kayak gimana?" tanya ustadz Zaki.

"Ustadz galak bilang sayang terus perlakuan nya jadi manis gitu, biasanya gak gitu," tutur Shaqira.

"Dasar bocah," ucap ustadz Zaki pada Shaqira lalu cengengesan.

"Yaudah pamit undur diri dulu, kasian aku yang masih jomblo," ucap ustadz Zaki dengan suara yang disedih-sedihkan, bahkan sampai lupa mengucapkan salam.

Assalamu'alaikum, Ust Galak! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang