SEMBILANBELAS

6.2K 503 1
                                    

Hm sedih nggak nyampe 15 vote, semoga sekarang harus bisa, mumpung aku lagi baik hati aku update aja hehe canda yaa😅

Sesuai syarat yang kemarin ustadz Abi katakan, Shaqira harus belajar mengaji pada ustadzah Aisyah. Namun ustadzah Aisyah belum bisa mulai mengajarnya karena kejadian tadi malam kondisinya belum pulih.

"Maaf saya belum bisa mengajar kamu, kondisi saya belum pulih," ucap ustadzah Aisyah dengan ramah.

"Iya nggak papa, Get well soon ustadzah."

"Syukron, kalau boleh saya tahu nama kamu siapa? Siapa yang menyuruh kamu menemui saya?"

Untung saja dia tidak tahu, padahal dia terikat jadi ustadzah, apa dia tidak ikut pas acara akad. Shaqira sibuk dengan pikirannya.

"Kenapa kamu melamun?" Menyentuh bahu Shaqira.

"Eh, iya ustadzah nama gue eh saya Shaqira, kakak saya yang menyuruh saya menemui ustadzah."

"Siapa nama kakak kamu?"

"Ustadz Abi."

"Setau saya nama adik ustadz Abi bukan Shaqira."

Buru-buru Shaqira menjawab "Adik jauhnya, kalau gitu saya pamit dulu ustadzah." Lebih baik ia pergi daripada nanti ditanya ia binggung harus jawab apa.

Saat ini Shaqira sedang berjalan melihat lihat area pesantren, matanya tertuju pada sebuah kelas yang didepannya ada seorang laki-laki yang sedang menjelaskan, seperti ia kenal karena rasa kepo yang menjalar pada dirinya, ia melangkahkan kaki menuju jendela untuk mengintip. Dan ternyata ustadz Abi. Ide jail muncul di kepalanya, Shaqira berjinjit demi sampai melihat ustadz Abi ia melambaikan tangan agar ia bisa dilihat. Namun usahanya gagal ustadz Abi terlalu fokus mengajar, Shaqira tidak menyerah ia tetap melakukan itu sampai pada akhirnya tatapan ustadz Abi bertemu, Shaqira dengan cepat menunduk agar tidak terlihat dirasa sudah aman, Shaqira kembali lagi berjinjit untuk melihat Ustadz Abi tapi nihil.

"Ngapain?"

"Lagi ngintip."

"Emang penting?"

"Iyalah mau gangguin ustadz galak!" Merasa aneh seperti suara ustadz galak ia membalikkan badannya. Shaqira terkejut, langsung menutup mukanya dengan telapak tangan lalu menghadap ke depan lagi.

"Nakal kamu ya." Menggelitik pinggang Shaqira.

"Ih geli udah!" Ustadz Abi berhenti menggelitik Shaqira, lalu membalikkan badan Shaqira agar berhadapan.

"Pulang! sepuluh menit lagi aku akan pulang bawa makanan."

"Oke, Shaqira pengen makan martabak manis," ucapnya berlalu meninggalkan ustadz Abi.

"Tunggu!" Shaqira berbalik menghadap ustadz Abi.

"Apa lagi?" Ustadz Abi berjalan beberapa langkah hingga mereka hanya berjarak satu langkah. Ia menyodorkan tangannya pada Shaqira.

"Ngapain?" tanya Shaqira kebingungan.

"Salim dulu!" Ustadz Abi yang hanya menggoda Shaqira ia tahu pasti tidak mau melakukan hal itu.

Assalamu'alaikum, Ust Galak! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang