TIGAPULUHTUJUH

5.4K 408 15
                                    

Rasa haus membuat Shaqira terbagun. Ia tidak mendapati ustadz Abi di sampingnya, tiga puluh menit yang lalu Raya dengan Kinanti sudah pulang.

"Habis?" beo Shaqira.

"Mau minum?" tanya ustadz Abi, keluar dari kamar mandi.

"Iya haus," jawab Shaqira. Ustadz Abi mengambil ponsel di sakunya untuk menghubungi seseorang.

"Tunggu sebentar ya," ucap ustadz dengan lembut. Shaqira menjawab dengan anggukan kepala.

"Ustadz Abi sini!" Posisinya sedang bersandar di brankar.

Melihat ustadz Abi duduk di sofa sibuk dengan ponselnya. Ustadz Abi langsung bangun, perintah istri harus dituruti. Ia juga bingung akhir-akhir ini Shaqira lebih manja dari biasanya.

"Ustadz Abi duduk disini," titah Shaqira. Ustadz Abi menurut. Membuat Shaqira semakin senang. Dengan manjanya Shaqira menyandarkan kepalanya di dada ustadz Abi.

"Ustadz Abi?"

"Hm."

Mendengar jawaban ustadz Abi membuat Shaqira kesal, sikap dinginnya mulai kambuh, yang ia mau dijawab apa sayang ah gini amat punya suami sikap bunglon cepat berubah-ubah.

"Jawabnya apa sayang kek!"

Ustadz Abi tersenyum tipis melihat sikap Shaqira yang semakin manja.

"Iya maaf, ada apa nona cantik?" tanya ustadz Abi lembut. Ah rasanya ia melayang ke langit.

"Kenapa ustadz Abi gak suruh Shaqira ngehapal Qur'an, masak istri ustadz cuma hafal triqul, emang ustadz Abi gak malu?"

"Ngapain malu," jawab ustadz Abi memencet hidung Shaqira.

"Yang serius dong!"

"Kamu mau ngehafal Qur'an?"

"Mau tapi gak bisa, ngaji aja masih saling tabrakan hurufnya, apalagi ngafal," jawab Shaqira, sebenernya Shaqira malu dengan ustadz Abi yang sudah hafal 30 juz sedangkan dirinya hafal triqul.

"Apa guna suamimu ini?" tanya ustadz Abi.

"Emangnya ustadz Abi bisa sabar ngajarin Shaqira?"

Lah dari kemarin-kemarin Lo anggap gue gak sabar. Kalau gak sabar dari kemarin gue kurung. Baru mikir yaa. Batin ustadz Abi. Ia tidak seberani itu mengucapkannya langsung. Tau sendiri istrinya singa betina.

"Iya, tapi ada syaratnya."

"Jangan aneh-aneh!"

"Terserah saya nona," jawab ustadz Abi tersenyum smirk penuh misterius.

"Dih sok!"

Shutt!

Ustadz Abi menutup mulut Shaqira dengan jari telunjuknya. Ada ide jail muncul. Ia memajukan wajahnya pada Shaqira.

"AAAAAAAA."

"MATAKU BERDOSA MAMA!!!!"

"NANTI DIRUMAH AJA BOSS!"

"NASIB JOMBLO!!"

"CABUT GUYSSS!!!"

Ustadz Abi dengan Shaqira sontak terkejut mendengar teriakkan dari pintu yang sudah terbuka lebar. Ustadz Abi menatap teman-temannya tajam. Mengganggu saja!

"Maaf bos," ucap Oneng cengengesan mewakili teman yang lain.

"Siapa mereka?" tanya Shaqira sedikit takut, pasalnya ini bukan dua atau lima orang tapi ini segerombolan laki-laki kalau dihitung sekitar 15 orang dengan satu cewek diantara laki-laki itu dan Shaqira tahu siapa dia.

Assalamu'alaikum, Ust Galak! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang