DELAPAN

8K 501 2
                                        

Matahari sudah tidak malu-malu muncul, sekarang sudah menunjukkan pukul 07:15 menit tapi di atas kasur king sizenya seseorang masih nyaman dibalik selimut siapa lagi kalau bukan Shaqira. Papi dan mami sedang sarapan pagi sedangkan Reno sudah berangkat setengah jam yang lalu.

"Mii Shaqira mana?" tanya papi pada  mami.

"Biasalah Pi masih tidur." Papi hanya bisa geleng-geleng kepala padahal suaminya sudah pergi setelah sholat subuh tadi. Iya benar ustadz Abi berangkat tadi setelah melaksanakan sholat subuh, ustadz Abi sengaja tidak membangunkan Shaqira katanya kasihan, ustadz Abi juga melarang papi sama mami membangunkan Shaqira.

"Shaqira beruntung yaa mii sama ustadz Abi."

"Iya Alhamdulillah, tapi Shaqira belum bisa  nerima ustadz Abi jadi suaminya, mungkin Shaqira masih sayang sama Al."

"Seiring berjalannya waktu Shaqira pasti akan menerima, papi berangkat ke kantor Mii, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam, Iya hati-hati Pi." Mami mencium tangan papi, kemudian papi mencium kening mami rutinitas yang berpahala, kira-kira begitulah.

Drrtt

Drrtt

Drrtt

Ponsel Shaqira bergetar tanda panggilan video, tapi sang empu masih di alam lain atau mimpi.

Drrtt

Drrtt

Drrtt

Shaqira samar-samar mendengar suara handphone, matanya masih berat untuk dibuka. Tangganya ia julurkan ke arah laci dengan meraba-raba, tanpa membuka mata. Dirasa sudah ada digenggamanya Shaqira perlahan membuka mata, Shaqira membelalakkan mata melihat nama yang tertera di handphone, orang yang dia tunggu-tunggu, orang yang dirindukan, orang yang ditunggu kabarnya, Shaqira langsung mengangkatnya.

Muka Al Terlihat dilayar handphone Shaqira."Assalamu'alaikum, apa kabar sayang?" ucap Al pada Shaqira yang terlihat melamun.

" In..i benera..n Al kan?" tlanya Shaqira terbata-bata. Sedangkan orang yang dilayar handphone Shaqira hanya mengangguk dan tersenyum.

"Kenapa baru sekarang ngehubungin, dari kemarin aku telpon nomor kamu tidak bisa dihubungi, kok gitu sih, pas masih disini mah beda, pokoknya aku marah sama kamu." Shaqira memalingkan wajah dari layar ponsel.

"Udah?" Shaqira mengangguk dengan polosnya.

"Maaf, kemarin aku kecelakaan ta.."

"Terus kamu nggak papa kan, apa yang luka, maaf aku udah marah, terus sekarang masih sakit gak?" tanyanya beruntun.

"Kebiasaan potong omongan orang, aku nggak apa-apa , cuma pak supir tergores sedikit kepalanya."

"Alhamdulillah, aku kangen!" Shaqira lupa kalau dia sudah menikah dengan orang lain.

"Aku juga, tunggu aku yaa."

"Kamu baru bangun yaa?" tanya Al dan tertawa melihat penampilan Shaqira yang berantakan, rambut yang tergerai tapi berantakan.

"Hehe iyaa." Shaqira menampilkan senyuman watadosnya. Tak terasa sudah hampir satu jam mereka berbicara, Al dipanggil bunda untuk pergi berbelanja, mereka memutuskan sambungan tapi Shaqira berpesan pada Al untuk menghubunginya lagi.

Shaqira baru sadar kenapa dia bisa tidur di atas kasur seingatnya tadi malam tidur di sofa, jangan- jangan ustadz galak itu yang memindahkan nya, oh no dia pegang  gue dong, Shaqira memeriksa baju yang dia kenakan apa ada yang kurang dan ternyata masih lengkap Shaqira bersyukur atas itu daripada bingung sendiri di dalam ia memutuskan untuk turun ke bawah karna cacing diperutnya perlu dikasih jatah makan.

Assalamu'alaikum, Ust Galak! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang